Chapter 4B - Build Jakapan Puttha (BIU POV)

112 19 1
                                    

Keesokan paginya...

Aku yang tidak tidur semalaman, hanya bisa menangis sambil mencari kunci untuk melepaskan diri dari ikatan borgol yang dia berikan. Melihat bahwa dia meletakkan kunci disamping ranjang sisinya, aku mengambilnya perlahan dan melepaskan ikatan borgol yang sudah membuat tanganku memerah dan membekas, pada saat itu Bible belum bangun, aku langsung bangun mencari pakaian miliknya meskipun aku jijik, karena pakaianku disobek dan dirusak untuk memuaskan hasrat miliknya. Akhirnya kucari kunci mobilnya, mengambil dompet beserta dengan handphone milikku, aku pergi meninggalkannya, aku memang hancur, tapi aku akan membalasnya sebisaku. Ingatkan aku tentang itu.

Kepergiaanku pagi-pagi buta, tidak membuatnya menyadari kalau aku sudah tidak ada disampingnya lagi, aku pergi menuju tempat dimana seseorang tidak menyadari kepergianku. Aku hanya membuat diriku tenang, tapi ketika aku pergi Bible menelepon berulang kali dan bahkan mengirimkan ribuan pesan untukku, menanyakan, "dimana aku berada, dia menyesal, dan masih banyak lagi."

Aku yang tidak perduli akan hal itu hanya mengemudikan mobilnya, menuju sebuah hotel beruntung aku memiliki uang tunai jadi dia atau keluargaku tidak akan bisa melacaknya lebih cepat. Aku juga meminta receptionis mengatakan bahwa tidak ada yang bernama diriku jika ada yang mencariku, aku juga memberikannya sedikit komisi karena melakukannya untukku. Aku tinggal selama 3 hari waktu itu. Aku ingin menenangkan diriku, aku juga membeli beberapa pakaian dan pergi ke mall dengan mengenakan masker dan topi agar orang tidak dapat mengenaliku. Ya, beberapa orang hotel pasti tahu, karena ayah juga memiliki bisnis dalam bidang ini, maka dari itu aku harus berhati-hati.

Setelah kepergianku setelah 3 hari, aku pulang kerumahku dan melihat semua orang berkumpul termasuk dia dan keluarganya, aku yang tidak mau menyapa mereka langsung berjalan, tanpa menoleh bahkan memberikan senyuman khas milikku untuk menunjukkan kesopananku. Aku hanya berwajah datar dan bermata dingin seperti Build yang lain dari yang lain.

Ayah yang menegurku berkata, "Biu, sopanlah dengan mereka, mereka bahkan ikut mencari dirimu yang menghilang selama beberapa hari."

"Makasih semuanya tapi saya masih hidup. Silahkan kalian pulang. Karena saya sudah kembali." Kataku dingin pada mereka.

Ayah yang terkejut melihat sikapku langsung marah dan berkata, "Apa maksudmu, mereka adalah partner bisnis dan sahabat ayah dan bahkan kamu juga mengenal Bible."

"Maaf ayah, tapi saya tidak pernah mengenal lelaki itu, bahkan sedetik pun saya lupa dia siapa, jika tidak ada yang mau ayah bicarakan, bisakah ayah mengatakannya padaku saat makan malam. Terima kasih." Kataku dingin tanpa menatap mereka sekalipun, bahkan melihat air muka Bible yang terkejut padaku langsung dia sigap memegang tanganku.

"Biu, please. Jangan kayak gini, bukankah kamu kemarin tidak pernah sedingin ini, kembalilah menjadi Biu yang aku kenal." Katanya yang membuatku emosi.

"Satu hal yang ingin kukatakan, pergilah dari kehidupanku, jangan tampakkan wajahmu dihadapanku, atau aku yang akan bunuh diri sekarang juga." Kataku dengan nada mengancam dan mengambil pisau buah yang berada didekat ibu.

"Biu, please. Maafin aku yang kemarin, aku menyesal melakukannya padamu. Aku mohon maafkan aku, kita mulai lagi dari awal." Katanya seakan-akan menenangkanku.

"Pergi atau aku menceritakan semua yang kau lakukan padaku kemarin." Kataku semakin menjadi-jadi.

"Ceritakan Biu, ceritakan jika itu membuatmu lega. Tolong kembalilah menjadi Biu yang aku kenal sebelumnya." Katanya.

Tanpa kusadari air mataku mengalir dan bahkan wajah datarku masih setia denganku, "Apakah kau tahu, tidak pernah ada orang yang melakukan hal itu padaku, apakah kau masih ingin aku kembali baik dan tersenyum seperti tidak ada masalah denganmu. Jika iya, pikirkan perbuatan yang kau lakukan padamu sebelumnya. Aku pergi."

Flashback off...

Capek bukan menjadi diriku. Ahhh... kenapa air mataku mengalir lagi, bukankah ini sudah berlalu, aku bahkan masih mengingatnya dengan jelas kejadian yang masih membuatku berpikir, hal itu adalah hal yang belum sepenuhnya aku ceritakan. Aku akan menceritakan kepada kalian jika hatiku sudah tenang, karena aku tidak mau membuat sisa air mata yang dapat membuat anak-anakku akan khawatir denganku.

Jangan kalian kira, aku tidak kalau anak-anakku sepintar itu, aku yang mengandung mereka maka dari itu aku mengenal sifat mereka. Aku diam saja karena aku tidak mau membuat mereka tidak nyaman ketika aku mengetahuinya. Aku diam bukan karena aku tidak mengerti, melainkan hanya membuat mereka bebas ber-ekspresi selagi mereka mampu melakukannya.

Pertemuanku dengan Bible memang sangat mengejutkan, dia bahkan mengakui dirinya sebagai ayah dari anak-anakku, sungguh gila memang. Dia tidak melakukan apapun selain menyakitiku, dia datang setelah hampir 6 tahun dan berkata kalau dia adalah daddynya dengan yakinnya. Aku saja bersyukur ketika dia pergi ke luar negeri waktu itu, karena aku tidak mau membuat dia melihatku karena kehamilanku. Kehamilan yang bahkan disebabkan olehnya sendiri, aku tidak mau dia menyaksikan anak-anakku tumbuh dan berkembang, dia tidak berhak selain menyumbangkan spermanya saja padaku.

Jangan harap aku bisa mempertemukan mereka dengan mudah, aku harap anak-anak juga tidak akan pernah menanyakan hal ini padaku lagi. Meskipun mereka berhak, tapi aku harap jangan untuk saat ini, hatiku masih belum bisa memaafkannya sepenuhnya. Meskipun perbuatannya sudah bertahun-tahun lalu.

Beruntungnya aku mempunyai sahabat yang sangat mendukungku disetiap kondisiku, aku tidak berharap banyak pada mereka, ketika mengetahui kehamilanku pada tahun itu. Karena bisa saja mereka mengolok-olok dan bahkan menyebarkan pada banyak orang tentang rumorku.

Tapi, mereka tidak melakukan itu sama sekali, mereka bahkan memberikan semangat dan berjalan bersamaku untuk membesarkan anak-anakku, mereka juga selalu menjagaku dengan baik hingga tiba waktu kelahiran anak-anakku, yang harusnya bersyukur itu aku memiliki teman seperti mereka. Berharap mereka bisa selalu bersamaku selalu dalam suka ataupun duka. Sekian. 


Chapter 4B... Do you still like it, guys...

If you like it, please comment, vote and share to everyone...

Thank you and love you, guys...



My World is Your World, Your World is They World (BibleBuild)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang