Disisi lain...
"Bro, lancar nih, lanjutin aja. Kita buat mereka terkejut dengan hal ini." Kata Ayah Biu.
"Kau yakin, aku gak yakin sumpah, ojok wes." Jawab seseorang di seberang telepon.
"Udah percaya, gak akan ada yang bisa nolak, yakin deh Biu kebetulan aja mau, yakinin anak lu, jelas pasti mereka gak akan bisa nolak." Kata Ayah Biu lagi.
"Kamu gendeng tah, ojok heh, kasian rek. Masa dikerjain sama orangtua dewe. Aneh koyok e." Kata orang itu lagi.
"Wes talah, kalau kamu gak berani, coba omongno sama bojomu, pasti nanti juga dia bisa diajak kerjasama." Kata Ayah Biu lagi.
"Yaudah lek gitu, tak bilangno bojoku dulu. Duuh... awakmu iki, mesti seneng buat dosa." Kata orang itu lagi.
"Suruh pulang hari rabu, terus paksa dia kalau gak mau, akting kek atau lakuin apa aja, terserahmu." kata Ayah Biu.
"Yaudah, tak tutup, kabari ae lewat chat." Kata seseorang itu.
Setelah ayah Biu menelepon orang itu, dia langsung menutup teleponnya, beranjak dan pergi dari ruangannya, untuk membicarakan hal ini dengan istrinya. Karena pasti Biu masih ada ada alasan dibalik itu, tapi jika ibunya yang berbicara pasti dia akan menurutinya atau membutuhkan bantuan teman-teman Biu juga. Seperti iya, ayah Biu langsung menelepon grupnya dengan teman Biu yang sudah tidak dia gunakan selama tahun ini.
"Selamat pagi, ayah." Kata Apo.
"Pagi, Po. Kalian bisa bantu ayah?" Tanya ayah Biu.
"Bisa ayah, saya disuruh apa ini?" Tanya Apo.
"Kalian semuanya, bantu ayah agar Biu enggak curiga sama orang yang ayah jodohin sama dia nanti, waktu hari rabu." Kata ayah Biu.
"Gimana yah? Bantu? Dijodohkan? Lha buset tumben banget yah? Udah gak laku si Biu, yah?" Tanya Us nyablak.
"Mulut Us, astaga, bapaknya temen lu itu." Kata Nodt dengan menggelengkan kepalanya.
"Gapapa Nodt, ayah dah tahu kalian juga." Jawab ayah Biu dengan santai.
"Bentar yah, saya kenala sama yang dijodohin?" Tanya Nodt.
"Kenal banget, banget, cuman enggak sedeket itu juga awalnya. Pasti kalian juga udah kenal, karena ada orang yang kenalin ke kalian dan sudah pernah nyakitin kalian juga." Jelas ayah Biu lagi.
"Bentar, nyakitin, gimana nyakitin kitanya barengan." Pikir Apo.
"Ayah, jangan bilang, anaknya Pak Sumet, astaga yah, demi apa Biu bakalan sama Bible?" Kata Bas shock.
"Jangan kalian kira ayah gak tau apa-apa, Bas. Ayah tahu dia selalu jaga anak-anaknya dengan baik, bahkan semuanya termasuk tinggal bareng dan semuanya. Kamu lupa kalau ayah itu tetap ayah Biu. Jadi mungkin disini kalian paham." Jelas ayah Biu lagi.
"Kami ngerti, yah. Terus kita harus apa?" Tanya Us.
"Bikin Biu harus pergi dengan cerita kamu. Kayak kamu udah tahu siapa yang akan dijodohin sama dia, terus bilang kalau orang yang bakalan dijodohin sama dia itu akan cocok banget sama sikap di dalam dirinya. Udah deh, intinya sebagaimana kalian bujuk Biu dulu." Kata ayah Biu.
"Yah... yah... nanti bakalan beneran akan dinikahkan mereka nih?" Tanya Bas.
"Iyalah, kasian juga, ya meskipun ayah masih marah sama Bible. Tenang aja, nanti ayah yang urus sendiri." Kata ayah Biu lagi.
"Hanya itu saja yang kita lakukan, yah?" Tanya Nodt.
"Iya udah gitu aja, nanti ayah kabarin lagi, ayah harus pergi dulu, masih ada urusan. Terima kasih ya." Kata ayah Biu sambil menutup teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My World is Your World, Your World is They World (BibleBuild)
RomanceMencintaimu adalah keharusan dan kewajibanku. Tapi mencintai mereka juga kewajibanku setelah kamu. Terimakasih masih mencintaiku yang sudah menyakitimu. Terimakasih masih bisa menerimaku setelah bannyak hal menyakitkan yang kulakukan padamu. Jik...