BIU POV
Mengurus beberapa laporan yang harusnya masih lama dalam sekejap membuat diriku tiba-tiba lelah dan bahkan seperti tidak ada tenaga lagi, tidak sampai 15 menit waktu yang diberikan Vegas, aku sudah selesai dan kembali ke kasur kami, ya kasur baru milik kami. Ya, merebahkan diri dimana Vegas langsung meletakkan hapenya ketika aku datang.
"Udah selesai? Capek?" Tanyanya.
"Iya, capek banget, rasanya tulangku mau rebahan mulu nantinya."
"Yaudah sini, peluk sini, udah tidur deh, anak-anak biar aku yang urusin nanti. Kamu tidur aja." Katanya dengan mengelus punggungku sayang.
"Kamu tuh baik, lembut bahkan, cuman kadang egois, kasar juga. Kenapa?"
"Ya emang, aku udah dari sono, udah dari setelan pabriknya gini. Papi aku juga gitu sayang, aku sama kayak dia, aku punya dua papi, dulu yang sering keluar waktu aku depresi, ya Papi Tian. Dia jahatnya ngalahin Papi Sumet." Ceritanya padaku.
"Kamu sama kok, kayak Venice juga, dia kasar, tapi tetap aja dia anakku, mau gimanapun keadaannya, dia tetap anakku. Entah berapa kepribadian yang dia punya sekalipun, dia tetap anakku." Jawabku padanya.
"Kamu bener-bener seorang papa dan buna yang baik buat semua anakmu, maaf ya kalau aku membuatmu menderita selama ini." Katanya dengan tulus.
"Udah lewat Sumet. Kenapa enggak dari dulu aja. Lagian, kalau kamu dari dulu dampingin aku, yang ada aku yang urus kamu, karena kamu mual parah kan?" Ejekku padanya.
"Iya sih, tapi kan karena aku simpatik sama kamu, makanya begini, nanti kalau kamu hamil jangan gitu ya, sayang. Kamu gak kasian sama aku dulu?" Katanya memelas.
"Heh.. nih orang ngadi-ngadi ya, siapa yang mau hamil lagi. Enggak ada, empat anak aja rasanya pusing, ini lagi nambah. Kalau misalnya kembar lagi, kamu mau bayarin babysister anak-anak, dan kalaupun iya aku hamil semisalnya, setiap anak harus dikasih babysister 1." Kataku emosi.
"Halah... orang bayar babysister, apa susahnya sih? Kamu kira kita ini miskin?" Katanya sombong.
"Enggak miskin, hanya berhemat aja aku." Kataku.
"I know kok sayang, maaf ya." Katanya lagi.
"Maaf terus, udah jalanin aja. Nanti yang ada aku tambah tua kalau kamu minta maaf terus ke aku." Kataku dengan malas.
"Nong Biu, jangan marah dong, Nong. Phi sayang sama kamu lho, Nong. Kamu kok marah sih hanya karena hal sepele." Katanya yang membuat begidik jijik.
"Vegas, just call me Biu, without Nong. Aku jijik sumpah. Aku bukan anak kecil dulu, yang bisa kamu bujuk kayak gitu." Kataku padanya.
"Lucu lho, Biu. Aku manggil kamu nong ya. Bolehkan, ya.. ya.. ya.." Mohonnya padaku.
"Gak ada.. gak ada.. atau enggak aku maafin." Kataku padanya.
"Iya.. iya canda kok." Katanya dengan memelukku gemas.
Setelah sedikit berbincang dan agak sedikit mengantuk, teleponku berdering yang membuat kesal dengan orang yang meneleponku disaat seperti ini. Setelah melihatnya notifnya jelas pasti kalau itu adalah mereka, siapa lagi kalau bukan gengku. Kudiamkan sebentar, lalu kuangkat dengan Vegas di pelukanku.
"Heh... Bestie.. Sudah Maghrib kok ya masih kelon aja, nanti banyak setan lho." Kata Bas dengan julid.
"Heh.. Bestie, aku kemarin dengar orang yang seneng julid sama temennya, nanti mulutnya mengsle (miring)." Kataku dengan emosi.
"Sudah suka kamu kelon, dibilangi enak kan?" Kata Us sombong.
"Heh.. yaudah sih, kenapa lu sewot semuanya?" Tanyaku.
"Biu, besok keluar yuk, soalnya ada hal penting yang harus kita sampaiin ke kamu." Kata Apo.
"Tumben banget, Po. Sepenting apa dulu ini?" Tanyaku.
"Intinya Biu, ini penting banget dan bahkan tanpa anak-anak." Kata Nodt.
"Oalah, yaudah gampang, kirimkan tempat sama waktunya aja dimana. Nanti aku kesana. Yaudah tak tutup dulu ya, bye." Kataku menutup telepon dan langsung meletakannya di nakas.
"Kenapa Biu? Mau keluar lagi kalian?" Tanya Vegas.
"Mereka ngajak ketemuan besok, kamu besok jam berapa? Kalau besok gak bisa, anak-anak aku titipin di ayah ibuku aja, gapapa." Kataku.
"Tumben banget bareng, sepenting apa sih omongan mereka." Kata Vegas malas.
"Sudahlah, kalian juga butuh waktu Q-time. Lakukanlah. Lagian anak-anak juga udah lama gak kerumah kakek-neneknya." Jelasku padanya.
"Yaudah sih, tidur yuk, masih ada waktu satu jam buat anak-anak makan, dan lebih baik kita beli juga. Kasian kamu capek." Kata Vegas.
"Iya, terserah, kamu yang bayar pokoknya." Kataku lagi.
"Iya, beres." Katanya dengan tersenyum dan memelukku lagi.
Gimana sama Chapter 24B?
Ada yang suka? Atau malah makin gak jelas aja ini ceritanya
Jangan lupa buat vote, comment, dan share ya...
Thanks and love you, guys...
KAMU SEDANG MEMBACA
My World is Your World, Your World is They World (BibleBuild)
RomanceMencintaimu adalah keharusan dan kewajibanku. Tapi mencintai mereka juga kewajibanku setelah kamu. Terimakasih masih mencintaiku yang sudah menyakitimu. Terimakasih masih bisa menerimaku setelah bannyak hal menyakitkan yang kulakukan padamu. Jik...