Chapter 17A - Talk and Play Together

85 15 0
                                    

Kesempatan memang tidak akan datang berkali-kali, tapi kesempatan itu ada karena untuk diperbaiki, bukan untuk di sia-siakan. Bible berharap kalau dia bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya termasuk Biu, Buna dari anak-anak yang berharap bisa dia nikahi. Bible tidak akan memaksa hal itu sekarang, karena dia mau menghabiskan beberapa waktu yang tepat untuk menyelesaikan masa lalunya dengan Biu beberapa tahun lalu, meskipun hal itu sudah berlalu sekalipun.

Biu bukan orang yang pemarah, hanya saja terkadang juga manusia punya batas sabar, namanya juga keadaan yang tidak tepat, kapan bisa sabar kalau ada hal yang tidak baik di depan kita, bukankah begitu. Bible berharap setelah masalah ini selesai, Bible bisa menyelesaikan masalah ini dengan orangtuanya ataupun orangtua Biu. Karena Bible mau status anak-anak mereka, ada jelas di akta kelahiran dan surat-surat lainnya.

------

"Biu, mau ngomong sebentar sama aku tentang beberapa hal? Mumpung anak-anak masih pada tidur." Kata Bible.

"Apa yang mau kamu omongin, Bib?"

"Banyak hal, terutama waktu aku ninggalin kamu, tapi aku gak bermaksud ninggalin kamu, orangtuaku maksa buat aku pergi dari sini sementara." Jelasnya.

"I know kok, Bib. Tadi siang Phi Mile dan sahabat kamu cerita sama yang terjadi sama kamu dulu, aku gapapa kok, Bib."

"Mereka cerita?"

"Iya mereka cerita, gapapa jangan salahin mereka. Mereka cuman mau kita itu akur, itu aja sih." Kata Biu santai.

"Kamu gak kaget denger aku bisa depresi?"

"Awalnya kaget, karena kita menderita depresi di saat yang bersamaan, kamu sembuh dan aku juga bisa menerima keadaanku karena ada mereka." Jelas Biu dengan senyuman kecilnya.

"Bukankah takdir kita agak unik ya, Biu. Kayak kamu tuh orangnya baik banget, kok bisa masih maafin aku." Kata Bible heran.

"Gak ada yang harus dipermasalahkan, Bib. Lagian kita juga sama-sama dewasa. Harus dipermasalahkan apalagi, kecuali kalau kamu punya pasangan, baru akan dipermasalahkan." Jawab Biu enteng.

"Pasangan apa sih, Biu? Dari dulu aku taruhan tentang kamu, aku benar-benar suka kamu beneran, setelah beberapa bulan mengenalmu lebih dekat, aku marah dan kamu tahukan aku melakukan apa padamu. Ya, seperti itulah." Jelas Bible takut menyakiti hati Biu.

"Bib, aku juga minta maaf, tapi semua itu sudah berlalu. Jalani aja yang sekarang, asalkan kamu sayang sama mereka itu sudah fine buat aku."

"Baik banget sih kamu, aku berharap kamu selalu sama kita. Aku gak minta apa-apa selain kamu dan anak-anak."

"Aku bisa sama kamu, tapi biasakan aku dengan adanya dirimu, kamu tahukan aku anaknya gimana, meskipun aku baik aku juga punya sifat keras kepala kayak kamu, jadi tolong kalau mau sama aku lagi, harus sabar. Butuh proses." Jawab Biu dengan senyumannya.

"Aku tahu, Biu. Aku gak memaksa kamu sama aku sekarang, aku cuman mau kamu percaya sama aku lagi, udah itu aja dulu, bisa kan?" Harap Bible pada Biu.

"Akan kucoba perlahan ya, sabar saja. Pasti kalau waktunya udah tepat, pasti kamu bakalan dapat hatiku." Jawab Biu dengan mengelus lengan Bible.

"Makasih banyak ya, Biu. Mari bekerja sama membesarkan mereka." Kata Bible dengan memeluk Biu.

"Ayo, aku menerimanya. Bib, tidur yuk, ngantuk." Kata Biu.

"Ayo, mau tidur dimana?"

"Dikamar aja, bareng sama anak-anak, atau disini juga boleh, kalau kamu mau lenganmu sakit." Kata Biu.

"Sakit buat bunanya anak-anak gapapa kok." Gombalnya.

"Gak usah gombal. Dikamar aja, Bib. Anak-anak juga gak akan kebangun, lagian Kenza sama Kenzo itu hampir sama kalau masalah tidur. Mereka tidak akan terganggu dengan hal yang ada disekitarnya, beda dengan kakaknya." Jawab Biu.

"Oke kalau gitu, kamu sisi kanan ya, aku sisi kiri."

"Hooh. Ayo udah, capek aku soalnya." Kata Biu mendahului.

------

Terkadang ada beberapa hal yang bisa diselesaikan tanpa harus ada amarah, karena orang dewasa tidak membutuhkan hal itu untuk menyelesaikan masalah. Yang orang dewasa, seperti Bible dan Biu lakukan adalah ngomong dari hati ke hati. Bukan emosi dan tingkah egois atau ngambek gak jelas, karena mereka bukan orang yang seperti itu lagi, yang harusnya mereka lakukan adalah saling mengerti, memahami, dan menghargai satu sama lain.

Bible, Biu, dan keempat anak mereka. Tidur dengan nyenyak hingga 2 jam kedepan, meskipun mereka akan begadang, tapi mereka akan mengatasinya bersama, menjadi orangtua itu bukan hal yang mudah, Biu dan Bible juga sama-sama menjadi orangtua untuk pertama kali, mereka sama-sama belajar, bagaimana mendidik keempat anaknya nanti. Tidak yang namanya menjadi orangtua langsung bisa dan mengerti, karena menjadi orangtua adalah hal yang butuh banyak pertimbangan. Jadi, hargailah orangtua kalian sebagaimana mestinya, karena mereka juga menjadi orangtua untuk pertama kalinya untuk kalian, dan juga hargai perjuangan mereka.

------

2 jam kemudian...

Biu bangun, melihat pemandangan didepannya membuatnya tersenyum kecil, bagaimana tidak, dia tidak pernah melihat pemandangan tentang seorang Bible yang memiliki posisi yang sama dengan Kenzo dan Kenlie. Fakta kesekian kalinya, bahwa mereka tetap ayah dan anak. Biu bangun dan pergi ke kamar mandi, mencuci mukanya, dan melihat kalau Kenxie terbangun dan tersenyum padanya.

"Hai, Buna. Kenxie lapar, apakah makanannya ada?"

"Sebentar ya, kak. Buna bangunin daddymu sekalian, tunggu bentar, Buna lupa. Maaf ya, kak." Sesal Biu.

"Gapapa Buna, Kenxie tahu kalau Buna sama Daddy juga capek. Tadi ada perawat visit, Bun. Ganti infus Kenxie sekalian sama punya Kenlie." Katanya tenang.

"Kok enggak bangunin buna sih, kak?"

"Gapapa Buna, Kenxie gapapa, lagian Kenlie juga kembali tidur. Kenxie cuman diam aja daritadi, tapi karena lama-lama lapar yaudah Kenxie duduk. Gak lama itu, Buna bangun."

"Dad, bangun, anakmu lapar, belikan makanan dong, gak mungkin dia harus makanan rumah sakit, kasian Kali." Kata Biu yang canggung panggil Daddy ke Bible.

"Bentar, Biu. Ngumpulin nyawa." Kata bible.

"Bangunin mereka sekalian, aku mau bangunin Kenlie juga, sekalian mau seka mereka lagi." Kata Biu dan meninggalkan mereka.

"Kak, bangun, adek bangun, udah malam, ayo makan dulu, pasti begadang kayak kemarin kalian ini. Mandi juga." Kata Bible pada kedua anaknya.

"Iya, dad. Bentar. 10 menit." Kata Kenzo melanjutkan tidur.

"Enggak, bangun. Mandi sana. Daddy mau beli makanan."

"Dek, bangun yuk, tolong Daddy bantuin Buna sana. Habis itu kamu boleh main atau tidur lagi, kalau habis makan sama mandi."

"Iya dad, bentar ngumpulin nyawa. Bentar aja." Katanya sambil menggeliat dan memeluk Bible.

"3 menit ya. Habis itu bantu Buna. Kamu juga kak, gak usah banyak alasan. Daddy mau cari makan buat kalian." Kata Bible meninggalkan mereka dikamar dan pergi keluar.

Selepas Bible keluar untuk membeli makanan, karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 8, karena emang kenyataannya sudah malam, mereka harus makan apalagi Kenxie dan Kenlie yang sakit. Biu menyeka badan mereka satu per satu hingga selesai, dengan bantuan si bungsu Kenza yang bertugas mengambil dan mengganti air. Sedangkan Kenzo, jangan tanya dia bermain dengan Kenlie. Meliburkan mereka membuat tugas Biu lebih berat, karena kalau mereka dimasukkan banyak pertimbangan. Selain yang menjemput siapa, yang merawat mereka siapa, akhirnya pilihannya adalah meliburkan semua anak-anaknya termasuk yang tidak sakit.


Gimana kalau jadi Biu, tanggapan kalian kalau tahu pasangan kalian menderita hal yang sama bakalan gimana? Susah ya, mau gak dimaafin tapi nyatanya sama menderitanya, gak dimaafin tapi dulu ninggalin dan baru balik setelah 6 tahun...

Jangan lupa vote dan comment...

Thanks and love you, guyss...


My World is Your World, Your World is They World (BibleBuild)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang