"Woy anak baru!?" Nada bicara siswi itu semakin keras di telinga Rara. Gadis itu tersadar dan memundurkan diri dari kerumunan tersebut. Dia kembali ke bangkunya. Sembari berfikir keras dan mengingat-ingat waktu pengisian formulir tersebut.
"Perasaan aku ga ikut apapun" gumam Rara. Dia menutup wajahnya yang pucat karna bingung harus bagaimana. Apa dia harus mengundurkan diri dari partisipasi tersebut atau tidak.
Dalam hatinya dia juga ingin ikut. Tapi, dia mengingat kondisinya yang lelah sedikit sudah membuat nyawanya hampir melayang. "Kenapa Ra?" tanya Sela menepuk bahu Rara dari belakang.
"Oh iya, ada nama kamu di sana, selamat ya" ucap Rara tersenyum lebar. Sela ikut tersenyum.
"Ada nama kamu juga, apa kamu yakin mau ikut?" tanya Sela yang sudah tau.
"Padahal aku engga milih apapun" ucap Rara meyakinkan. Memang seingatnya dia tidak memilih apapun.
"Aku engga mau ngerepotin banyak orang dan tujuanku buat ngerasain sekolah layaknya anak-anak seusiaku pada umumnya" ucap Rara dengan patah semangat.
"Lebih baik gitu, kamu harus batalin partisipasi ini" ucap Sela mendukung pilihan Rara. Gadis itu mengangguk.
***
Semua siswi dan siswa partisipan berkumpul di aula utama. Dimana cewek dan cowok menjadi satu di dalam aula tersebut. Aula cukup besar untuk menampung begitu banyak murid partisipan.
Terlihat OSIS selaku panitia penyelenggara sudah berkumpul di depan dengan baris yang rapi. Menyambut kedatangan ketua OSIS. Semua bersorak melihat pria ber almamater berjalan menuju mimbar.
"Bisa diam sejenak" ucap Ketos itu dengan mikrofon. Semua langsung diam memperhatikan ke depan.
"Pertama perkenalkan saya Altarian Zenof, biasa di panggil Altar, saya di sini selaku ketua OSIS SMA Bhinneka Negara yang baru saja di resmikan menggantikan Kak Glay yang sudah habis masa jabatannya" ucap Altar sembari menunjuk Kak Glay yang duduk sembari memperhatikan dirinya.
"Terimakasih atas perhatian kalian semua dan keminatan kalian untuk ikut serta meramaikan karnaval ini. Dimana karnaval ini di adakan tiga tahun sekali ...." Setelah Altar selesai menyampaikan beberapa sambutan kecil darinya, para OSIS langsung bergegas menepatkan dirinya masing-masing untuk mengatur jalannya acara seleksi karnaval tersebut.
Gadis berambut panjang yang di biarkan terurai itu masih diam mematung di kursinya. Dia memegang lembaran kertas dimana tertulis namanya dan bagian yang ia peroleh.
"Ra, lu harus tetap batalin partisipan itu" ucap Sela sembari menepuk bahu Rara. "Ini demi kesehatan kamu" ucap Sela lagi meyakinkan.
Rara mengangguk, giliran dia untuk maju ke depan duduk di hadapan Pengurus OSIS yang menyeleksi dari postur fisik.
"Boleh liat formulir nya?" ucap laki-laki berbadan agak berisi dia pengurus OSIS. Rara memberikan formulir itu dengan berat hati.
"Cocok juga kamu jadi penari latar utama, kamu cantik, boleh berdiri?" tanya Pengurus OSIS tersebut sembari tersenyum.
Gadis itu nurut saja dengan perintah yang di berikan. "Oke kamu bisa masuk, tinggal latihannya nanti di umumkan di grub via WhatsApp, di tulis dulu nomernya, cantik" ucap Pengurus OSIS tersebut dengan tersenyum.
Rara masih diam tidak mengambil pensil tersebut. "Kak ..." Pria yang ada di hadapannya itu hanya menaikan alisnya.
"Saya mengundurkan diri" ucap Rara pelan. Pria yang ada di hadapannya terkejut.
"Kenapa? Kamu ga PD? Takut? Kamu beruntung bisa kepilih jadi penari latar utama, banyak yang menginginkan posisi tersebut, apa alasan kamu?" ucap Pria itu meyakinkan Rara agar tidak out dari partisipan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
RARA
Fiksi RemajaGadis kecil yang dikelilingi kasih sayang dan harta. Tapi kehidupannya begitu kurang, tidak ada kebebasan menghirup udara segar, karna penyakitnya yang harus membuat dirinya terkurung dalam rumah. Namun saat dia besar. Dia juga butuh mengenal dunia...