tiga

48 12 0
                                    

Pagi mulai menggeliat, matahari bersiap menjalankan tugasnya untuk menyinari semesta, cahayanya berpendar menyentuh embun dan dedaunan. Selarik sinarnya menerobos diantara lubang jendela, hingga menyentuh seraut wajah tampan yang masih terlelap. Jake menggeliat pelan, wajahnya terasa hangat, lalu membuka matanya perlahan hingga ia bisa melihat cahaya terang diluar jendela kamarnya.
Tangannya menggapai-gapai mencari Handponenya yang ia letakkan di atas meja kecil tak jauh dari tempat tidur nya.

"Udah jam setengah tujuh" gumamnya, dengan malas dia bangkit, terduduk sebentar sambil meluruskan tangannya, lalu menyambar handuk dan pergi ke kamar mandi.

Setengah jam kemudian, ia sudah duduk di depan meja makan sambil mengunyah roti sandwich keju kegemarannya. Tubuhnya terasa segar setelah mandi. Berdasarkan pengumuman tadi malam, hari ini akan ada kuliah umum jam 10 pagi, jadi ia bisa berangkat ke kampus agak lambat.

Tingg...Notif hpnya berbunyi

"Jangan kesiangan ke kampus nyong" Pesan dari Jay

Jay adalah sepupu nya, dan sekarang jadi seniornya di kampus. Seharusnya mereka satu angkatan, tapi karena Jake harus nemenin neneknya yang sakit di Australia selama setahun, jadi ya baru tahun ini dia bisa masuk kuliah.

"Emang Lo udah berangkat?" balas Jake

"Gue udah di kampus"

Jake segera menghabiskan sarapannya, setelah membereskan meja dan mencuci peralatan makannya, Jake langsung menyambar tas dan bergegas melangkah ke luar, udara di luar terasa hangat. Ah, dia masih belum percaya, dia sekarang hidup mandiri, mengurusi semuanya sendiri. Bahkan ketika Jay mengajaknya tinggal sama-sama, dia menolaknya. Dia benar-benar ingin merasakan hidup mandiri seperti yang sering ia bayangkan selama ini.

                   ******

Tidak sampai dua puluh menit kemudian, ia sudah berjalan menyusuri koridor kampus yang mulai ramai dipenuhi mahasiswa yang lalu lalang. Ia merasa beberapa pasang mata seperti sedang mengawasinya. Tapi ia tak ambil pusing, hal seperti itu sudah biasa baginya. Bukan bermaksud sombong, tapi ia menyadari kalau dirinya punya wajah good looking yang bisa membuat orang terpana, terutama cewek-cewek. Kemanapun ia pergi, biasanya ia akan menjadi pusat perhatian.

"Jakeu.." sebuah suara memanggil namanya.

Jake kenal banget suara itu. Ya benar saja, Jake melihat Jay tengah duduk di di salah satu bangku tak jauh dari ruang laboratorium. Tangan Jay melambai menyuruhnya mendekat

"Well mahasiswa baru kita" Jay menepuk pundak Jake begitu mereka sudah berhadapan. Jake hanya tersenyum tipis melihat smirk Jay.

" Sit down here" Jay menggeser posisi duduknya, memberi tempat untuk Jake.

Jake meletakkan tasnya, dan siap-siap menghempaskan tubuhnya di atas kursi, Tapi tiba-tiba saja ujung matanya menangkap sesosok lelaki yang duduk di sebelah Jay. ia baru menyadari kehadiran lelaki itu.

"Hallo" lelaki itu menyapa sambil menganggukkan kepalanya begitu pandangan mereka bertemu

"Oh hallo" jawab Jake sambil tersenyum ramah

"Oh hallo" jawab Jake sambil tersenyum ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dua KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang