duabelas

27 2 0
                                    


" Hallo yah..." Sapa jake

" Oh hallo jakeu, wah tumben nih  pagi-pagi gini udah nelpon ayah. Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Mr. Shim di seberang telepon

"Aku baik-baik saja, cuma lagi pengen nanya kabar ayah aja" jawab Jake

"Ayah juga baik-baik saja Nak, gimana kuliah kamu, lancar?"

"Kuliah lancar Yah"

"Syukurlah, ayah minta maaf ya belum bisa nengokin kamu. Belakangan ini ayah sibuk sekali" suara Mr Shim terdengar sedikit sedih, sejak Jake kuliah dia memang belum sempat melihat Jake

"That's oke Yah, aku ngerti kok, yang penting ayah jaga kesehatan, jangan terlalu capek"Jake menenangkan ayahnya

"Oya yah, Jake boleh ngomong sesuatu gak?" Lanjut Jake

"Boleh dong, ada apa Nak?"

"Jake cuma mau bilang terimakasih banyak karena selama ini ayah sudah menjaga dan membesarkan Jake dengan baik. Pasti gak mudah buat ayah
Terimakasih karena sudah menjadi ayah yang sangat baik buat aku" tutur Jake dengan suara serak menahan tangis.
Sejak percakapannya dengan sunghoon tadi malam, dia merasa betapa dia sangat beruntung memiliki kehidupan yang lebih baik. Dia tidak pernah merasa kekurangan, baik dalam hal kasih sayang orang tua maupun dari segi materi. Meskipun tanpa seorang ibu, ayahnya bisa memberikan semua perhatian dan kasih sayang untuknya, dan Jake juga tahu kalau ayahnya bekerja keras demi masa depannya.

Diseberang sana Mr Shim juga terdiam, dia tidak menyangka anak kesayangannya akan berkata seperti itu, semenjak istrinya meninggal, dia memikul tanggung jawab sendirian. Tapi dia berusaha supaya Jake tidak pernah kekurangan kasih sayang. Dan dia sangat bersyukur karena Jake tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang baik.

"Kamu tidak perlu bicara seperti itu,Nak. Itu sudah kewajiban ayah selaku orang tua." Jawab Mr Shim pendek, dia nyaris tidak bisa menahan tangisnya

"Iya ayah. Ya udah, kalau gitu Jake tutup telponnya dulu ya, mau siap-siap ke kampus"

"Oke Nak, semangat ya..."

"Oke Yah, bye..."Jake menutup telepon nya, dia masih berbaring di kasur, matanya menatap langit-langit kamar. Tiba-tiba dia teringat sunghoon, gimana ya keadaan sunghoon, batinnya. Tadi malam dia meninggalkan sunghoon dalam keadaan yang masih sedikit kacau. Sekarang tiba-tiba dia merasa sangat khawatir. Diraihnya kembali ponselnya

"Hallo.." Sapa Jake begitu sunghoon mengangkat telponnya

"Hallo Jake.." jawab sunghoon

"Gimana keadaan Lo?" Ada nada khawatir dalam suara Jake

"Gue baik-baik aja" sunghoon menjawab sambil tertawa kecil

"Lo dimana Sekarang?" Tanya Jake sambil bangkit dari tidurnya

"Didepan rumah Lo"

"Eehh?" Setengah meloncat Jake bangun dari tempat tidur, berjalan ke arah pintu depan memastikan apakah sunghoon benar-benar ada di luar

"Weh Lo baru bangun tidur?" Tanya sunghoon begitu kepala Jake nongol di pintu

Jake cuma menggaruk kepalanya sambil mengangguk

"Masuk Hoon" ajak Jake

Sunghoon pun masuk ke dalam mengikuti Jake, mereka langsung ke ruang tengah.

"Lo duduk aja dulu ya, gue mau mandi dulu" ujar Jake sambil beranjak ke kamar mandi

Sunghoon duduk di kursi sofa warna krem, di raihnya sebuah buku yang tersusun rapi tak jauh dari tempatnya duduk. Jake pasti sangat suka membaca, pikir sunghoon. Dia melihat banyak sekali buku dirumah ini.

Sekitar 20 menit kemudian, Jake muncul dari kamarnya. Dia sudah berganti pakaian dan rambutnya masih basah. Dia langsung membuka lemari tempatnya menyimpan makanan, mengeluarkan setumpuk roti dan selai coklat kegemarannya. Dibuat nya roti isi selai coklat dan dua gelas susu hangat , diletakkan di atas piring lalu dibawanya ke dekat sunghoon

"Sarapan dulu" ujar Jake sambil menyodorkan piring berisi roti sandwich dan segelas susu ke depan sunghoon. Sunghoon mengambilnya setangkup.

"Lo gak ke kampus?" Tanya sunghoon sambil mengunyah roti

"Ke kampus, tapi kelas gue agak siangan" jawab Jake

"Ooowh"respon sunghoon pendek

"Oya Hoonie, soal malam tadi....."Jake tidak melanjutkan kalimatnya

"Hmmm?" Sunghoon menaikan alisnya sambil melirik Jake

"Lo baik-baik aja kan? Tanya Jake sembari memperhatikan perubahan raut wajah sunghoon

Sunghoon hanya mengangguk-anggukan kepalanya, diraihnya gelas berisi susu lalu meminumnya pelan

Syukurlah, batin Jake. Dia benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan keadaan sunghoon, dia bahkan hampir tidak bisa tidur semalaman karenanya

"Lo gak perlu terlalu mikirin gue,   gue baik-baik aja kok" ujar sunghoon seolah tahu apa yang ada dalam benak Jake.

"Oya Hoonie, apa Lo gak kepikiran berhenti dari pekerjaan Lo itu?" Jake memberanikan diri bertanya, dipandangnya wajah sunghoon lekat-lekat.

Sunghoon menghela nafas berat, lalu mengusak rambutnya.
"Kenapa? Lo gak mau temenan sama gue lagi setelah Lo tau semuanya?" Tanyanya

"Gak bukan masalah itu" sergah Jake cepat " gue gak pernah menilai Lo rendah hanya karena Lo seorang...."

"Gigolo?" Potong sunghoon

"Ayolah bro, Lo pasti bisa keluar dari semua itu" tegas Jake. "Kalau Lo mau gue bisa nyariin pekerjaan buat Lo. Kerjaan yang halal Hoon"

Masih belum ada respon dari sunghoon, lelaki bertubuh kekar itu hanya memandang lantai sambil menyandarkan punggungnya ke kursi

"Lo tau Hoon, Lo bisa berada dalam bahaya. Kalau affair Lo sama perempuan-perempuan itu ketahuan, Lo bisa dihabisi" Jake mengungkapkan kekhawatirannya. Itu bukan tanpa alasan, perempuan-perempuan yang sering berkencan dengan sunghoon adalah istri-istri pengusaha besar,
Orang-orang kaya yang bisa dengan mudah membayar orang untuk menghajar sunghoon

Sunghoon memalingkan wajahnya memandang jake sambil tersenyum misterius

"Thank you udah perduli sama gue Jake, tapi Lo gak perlu khawatir. Gue tau apa yang harus gue lakukan" jawab sunghoon tegas

Jake hanya terdiam sambil memandang wajah sunghoon yang tiba-tiba berubah dingin. Dia tahu dia tidak punya hak untuk ikut campur dalam kehidupan sunghoon. Dia hanya merasa khawatir...

 Dia hanya merasa khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang