enam

28 4 0
                                    

"bagaiman keadaan kamu disana, nak?" Suara Mr Shim terdengar sedikit khawatir.

Mr Shim adalah ayah Jake yang dikenal sebagai pengusaha sukses, dia memiliki beberapa perusahaan besar.

"Aku baik-baik saja yah, don't worry" Jake berusaha meyakinkan ayahnya

"Syukurlah, kalau ada apa-apa hubungi ayah ya"

"Siap yah"

"Oya Jake, besok ayah suruh pak Amir nganterin mobil kamu ya. Ayah minta maaf belum bisa nengokin kamu. Besok ayah ada meeting sama klien dari Jerman"

"Oke yah gak apa-apa"

"Ya udah ayah tutup telponnya ya, take care son"

"Bye..." Jake mengakhiri percakapan dengan ayahnya.

Hhhh..Jake menghela nafas panjang. Dia tahu ayahnya terkadang agak posesif. Mungkin itu karena sejak ibunya meninggal, ayahnyalah yang mengurusi Jake sendirian. Ayahnya memutuskan untuk tidak menikah lagi, dan fokus mengurus Jake.

"Bokap Lo baik-baik aja kan?" Suara Jay membuyarkan lamunannya.

Jake hanya mengangguk sambil memasukkan sisa potongan pizza kedalam mulutnya. Saat itu mereka sedang berada di salah satu restoran yang ada di mall. Jay bilang itu tempat makan favorit nya, suasananya tenang dan makanannya enak.

"Kita cabut sekarang?" ajak Jay

"Oke, Lo ke kampus lagi gak?" Tanya Jake sambil bangkit dari duduknya

"Hmmmmm kayaknya gue langsung balik deh, gue udah gak ada kelas" jawab Jay lalu mengikuti Jake keluar dari restoran.

suasana mall sore itu cukup ramai, mungkin karena tanggal muda, jadi banyak yang pergi berbelanja. Mereka lalu berjalan ke tempat parkir di lantai dasar

"Jay...Jay tunggu dulu" Jake mencolek tangan jay

Jay menghentikan gerakan tangannya yang hendak membuka pintu mobil, dan sontak memandang jake

"Ada apa?"

" Lihat deh, bukannya itu sunghoon ya?" Jake menunjuk dengan mengarahkan dagunya,

bola mata Jay bergerak mengikuti arah yang ditunjukkan Jake. Terlihat seorang lelaki dan seorang wanita baru saja keluar dari sebuah mobil tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Sepertinya kedua orang itu hendak masuk ke dalam mall

"Iya kan itu si sunghoon?"tandas Jake

"Kayaknya sih iya" jawab Jay sambil membuka pintu mobil lalu masuk ke dalamnya setelah terlebih dulu melempar tasnya ke kursi belakang.

Jake pun mengikuti Jay masuk ke mobil. Tak selang berapa lama mereka menyusuri jalanan yang cukup padat.

"Sama siapa ya sunghoon tadi?"tanya Jake.

Jay melirik sepupunya itu lewat kaca mobil. Kelihatannya Jake masih penasaran dengan apa yang dilihatnya tadi.

"Ceweknya kali"sahut Jay pendek

"Masa sih? Tapi sunghoon bilang dia gak punya cewek" ujar Jake sambil membetulkan posisi duduknya.

"Darimana Lo tahu?"

"Sunghoon sendiri yang bilang sama gue, Lagipula cewek tadi terlalu......" Jake tidak melanjutkan kalimatnya

"Terlalu tua?" Tanya Jay sambil ngakak. Jake mengangguk mengiyakan

"ah nyokapnya kali ya" Jake memandang Jay seperti ilmuwan yang baru menemukan rumus baru.

"Sunghoon udah gak punya nyokap. Nyokapnya sudah meninggal" terang Jay

"Oooowh..."sahut jake.

Tiba-tiba saja Jake mendengar Jay tertawa lebar

" Lo kayaknya penasaran banget. Lo suka ya sama si sunghoon? Lo cemburu dia jalan sama cewek?"

"Hah anjrit Lo!!!" Jake membelalakkan matanya, kalau bukan lagi nyetir rasanya Jake pengen nyekik leher sepupunya itu. Jay masih saja terkekeh

"Sunghoon itu tampannya gak ada obat" gumam Jay sambil membanting setir ke kanan

"Heh jangan-jangan Lo yang suka"serang Jake

" Gue masih normal bro"

" Jadi Lo pikir gue nggak?"sergah Jake

" Nah kalau itu gue gak tau, secara kan gue belum pernah lihat Lo suka sama cewek lapalagi pacaran. Jangan-jangan Lo sukanya sama....." Jay tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena keburu di timpuk sama tas sandung punya Jake.

Jay cuma bisa tertawa puas karena berhasil membuat sepupunya itu kesal, ya itulah yang sering dia lakukan sejak kecil. Menggoda Jake, sampai Jake merasa keder. Tapi Jake tidak pernah membalasnya, itulah yang membuat Jay mengagumi Jake, hatinya sangat lembut dan polos, Jake lebih suka diam dan membiarkan saja orang yang berbuat jahat padanya, kadang Jay masih sering tidak percaya kalau di dunia ini masih ada spesies seperti jake

 Tapi Jake tidak pernah membalasnya, itulah yang membuat Jay mengagumi Jake, hatinya sangat lembut dan polos, Jake lebih suka diam dan membiarkan saja orang yang berbuat jahat padanya, kadang Jay masih sering tidak percaya kalau di dunia ini masih...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dua KutubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang