.
.HAPPY READING
___"Takut." Cicit Daisy pelan.
Daisy memang sangat menyukai flim horor, menurut nya sangat menguji adrenalin. Dia menyukai sensasi terkejut dan berdebar saat detik-detik menegangkan dari film.
Tapi percayalah, saat sendiri atau diruangan sendirian, imajinasi horor Daisy dapat berjalan dengan sangat lancar. Daisy menjadi cemas sendiri, dan tidak bisa berpikir positif.
Biasanya jika seperti itu, Daisy akan mengajak paksa sepupu perempuan yang tinggal di rumah nya, tidur bersama.
Tapi sekarang? Daisy ingin menangis rasanya.
Raut Darius seketika flat. "Tidak." Tolak Darius, lalu melepaskan tangan Daisy.
Melihat itu, Daisy pun kembali membelit lengan Darius dengan sangat amat erat. Dia mencoba berpikir keras ditengah ketakutan dirinya.
"B-bagaimana ji-jika suruh bibi May menemaniku t-tidur?" Tanya Daisy tergagap sekaligus panik, pasalnya aura yang Darius keluar kan sudah tidak mengenakkan.
"Mereka semua sudah pulang." Ungkap Darius datar.
Darius tak berbohong. Darius sangat anti dengan perempuan kecuali gadis ini, sampai-sampai dia tidak mengizinkan pekerja wanita di mansion nya tinggal di sini.
Mereka akan pulang ke asrama yang sudah Darius sediakan saat sudah jam 10 malam, dan akan kembali bekerja saat jam 4 pagi.
Bahu nya lemas, ah dia lupa. Padahal di novel ini juga sudah dijelaskan.
Melihat itu, Darius mencoba kembali melepaskan belitan tangan Daisy.
"K-kumohon temani aku tidur." Mohon Daisy dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Tidak." Tolak Darius tegas, Dengan sekali sentak, belitan tangan Daisy terlepas.
Air mata Daisy meluruh. Gadis itu menekuk kedua lututnya, memeluknya, dan membenamkan wajahnya di sana.
Tak lama, isakan tertahan pun terdengar. "Hiks...Jahat.." Daisy akhirnya menangis terisak.
Darius menarik nafas dalam. Mata nya terpejam erat seiring dengan isakan Daisy yang terdengar jelas.
"Fuck!" Umpat Darius saat isakan Daisy semakin keras. Tak tahan, akhirnya Darius merebahkan dirinya di ranjang Daisy.
"Diam atau aku menjahit mulut mu?"
Daisy buru-buru menghapus air matanya. Dia mengangkat wajahnya, dan menampakkan mata sembab dan hidung memerah.
Dia kemudian menatap Darius yang tengah menatapnya tajam dengan mata bulat yang masih berembun.
Dengan bibir melengkung kebawah, dia ikut merebahkan dirinya di samping Darius. Tangan nya terangkat, menggenggam ujung baju Darius pada bagian lengan.
"Aku hanya memegang baju mu saja." Cicit Daisy pelan.
"Aku janji tidak akan memelukmu." Lanjut Daisy lagi saat Darius masih menatap nya datar.
"Tidur." Desis Darius tajam.
Reflek Daisy menutup mata nya. Dengan masih memejamkan mata, tangan itu terangkat mengambil selimut, dan mengusap hidung nya yang memerah dengan gerakan menggemaskan.
Darius menggeram lirih menatap pergerakan Daisy. Mencoba menahan sesuatu dalam diri, Darius memilih mengatur nafas.
Lelaki itu kemudian memejamkan mata dan mencoba tidur, meskipun Darius ragu jika Darius dapat tertidur. Pasalnya, Darius menderita insomnia akut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Kidnapped!
FantasíaMenjadi protagonis malang sungguh bukan keinginan Daisy. Apalagi tau, jika dia akan terjebak sampai mati dibawah kungkungan Male Lead yang sering Daisy sebut sebagai laki-laki sinting. Lantas bagaimana Daisy mengubah nasib malang nya?