.
.HAPPY READING
___Dan begitulah mereka mengawali sarapan pagi mereka. Saling menyuapi di satu piring yang sama.
Daisy mengambil gelas berisi air putih dan meminum nya hingga tersisa setengah. Setelah lega, dia kemudian meletakkan gelasnya di atas nampan yang di bawa Darius tadi.
Seketika mata Daisy membulat terkejut, saat Darius dengan santai mengambil gelas bekas nya, dan meminum sisa air putih itu hingga tandas.
"Dar--Darius.. itu gelas bekas ku."
Darius menaikkan alisnya sebelah, "Lalu?" Dia meletakkan gelasnya dengan tenang.
"Itu--Ak--... Kau tidak jijik?" Mata Daisy tak berani menatap Darius.
Senyum miring tercipta di bibir seksi Darius. Tubuh Darius pun bergerak secara berlahan, mengukung gadis bermanik coklat yang sekarang tengah di landa panik dan gugup.
"D-darius.. Kau ingin apa?" Daisy semakin panik saat wajah Darius semakin dekat.
"Menurut mu?" Darius menatap lekat wajah yang tak berani menatap nya itu.
Tepat saat jarak mereka hanya tersisa 1 cm, Darius berhenti mendekat.
Daisy menahan nafas dingin, kala melihat dengan sangat amat dekat, wajah tak manusiawi Darius. Apalagi tatapan netra biru indah itu yang tengah menatapnya lekat, membuat Daisy gugup bukan main.
"Darius.. kumohon menjauh." Daisy sungguh berharap Darius mendengarkan diri nya, demi apapun dia dibuat mati kutu akibat tingkah Darius.
"Darius." Lirih Daisy sarat akan memohon. Hembusan nafas hangat masing-masing dapat mereka rasakan.
Tapi persetan! Yang membuat Daisy semakin takut, tatapan Darius yang.. err entahlah, tapi sungguh dapat menghantarkan sedikit rasa takut di diri Daisy.
Sedangkan Darius meneliti fitur wajah Daisy. Ini kali pertama dirinya dapat melihat wajah gadis itu dari jarak sedekat ini.
Alis tertata rapi. Mata cokelat teduh yang sangat mirip dengan ibunya, salah satu alasan yang membawa gadis itu kesini. Pipi yang semakin berisi dengan rona alami, hidung manjung dan.. tatapan Darius turun ke arah benda kenyal berwarna merah muda.
Jakun Darius berlahan bergerak naik turun. Benda kenyal nan ranum itu seakan memanggil-manggil Darius, menggoda nya agar semakin mendekat.
Tatapan Darius tak terbaca. Darius meneguk ludah pelan namun berat. Darius rasa untuk sekedar mengecup sekilas benda kenyal itu tak apa bukan?
Darius memiringkan kepalanya dengan gerakan pelan. Dia semakin memperkikis jarak diantara mereka, tapi sebuah tangan menghalangi dada Darius. Tanpa melihat pun, Darius tau tangan siapa yang menahan nya.
Tanpa mengurangi jarak mereka, tangan Darius menggenggam kedua tangan Daisy dan menurunkan nya kebawah, menahannya disisi gadis itu.
"Dar--," Perkataan Daisy terpotong, dengan benda kenyal yang menempel di bibir nya. Tubuh nya sontak membeku, pikiran nya seketika kosong.
'Sangat lembut, lembab dan kenyal' Itu yang pertama kali Darius rasakan. Awalnya niat nya hanya mengecup sebentar agar dapat menjawab rasa penasaran nya akan tekstur benda kenyal tersebut.
Tapi sialnya, bibir Darius bergerak menyapu permukaan bibir Daisy dengan lidah nya, membuat aliran darah Daisy serasa terhenti.
Damn it!
Persetan dengan hanya mengecup sekilas!
Rasa manis dan nikmat dari bibir Daisy, membutakan Darius.
"Dhhar--." Dengan susah payah, ditengah sapuan lidah agresif Darius, Daisy membuka suaranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Kidnapped!
FantasyMenjadi protagonis malang sungguh bukan keinginan Daisy. Apalagi tau, jika dia akan terjebak sampai mati dibawah kungkungan Male Lead yang sering Daisy sebut sebagai laki-laki sinting. Lantas bagaimana Daisy mengubah nasib malang nya?