CH. 07

23.2K 1.9K 38
                                    

Zach Ivory atau biasa disebut sebagai Duke Ivory, merupakan seorang duda beranak 3 yang menjadi kepala keluarga Ivory sekarang.

Zach masih memiliki ayahnya yang hidup hingga saat ini tetapi tidak dengan ibunya yang sudah meninggal saat Zach masih kecil. Ayahnya bernama Dominic Ivory, beliau termasuk salah satu pahlawan Kerajaan Dayton di masa lampau ketika masa perperangan antar kerajaan yang menewaskan banyak korban.

Dominic memberikan konstribusi yang besar dalam peperangan tersebut, maka dari itu ia diangkat menjadi Duke di Kerajaan Dayton.  Tidak ada yang tau darimana sebenarnya Dominic berasal, ia hanya tiba-tiba mendukung dan membantu Kerajaan Dayton memenangkan pertarungan. Biarlah asal usul Dominic menjadi rahasia dulu. Mari kita beralih di masa kini.

Sekarang Dominic terikat dengan sebuah kontrak dimana ia tidak bisa meninggalkan hutan peri dalam waktu yang ditentukan. Entah apa yang pria tua itu lakukan di salah satu hutan yang penuh dengan energi sihir itu.

Zach tidak terlalu peduli dengan apa yang dilakukan ayahnya, yang cukup ia mengerti adalah ayahnya baik-baik saja itu sudah lebih dari cukup. Jika memang mendesak baru ia akan mengunjungi ayahnya.

Bukannya bagaimana tapi Zach percaya bahwa ayahnya bisa mengurusi segalanya dengan baik walau sendirian. Dominic bukanlah orang yang lemah di mata Zach, ayahnya adalah idolanya dalam diam. Meskipun ayahnya juga memiliki sisi yang menyebalkan tapi tetap saja, hubungan ayah dan anak tidak bisa ia hiraukan begitu saja.

***

Terakhir kali Zach bertemu dengan Ivy adalah saat sarapan bersama. Jika dipikir-pikir ini sudah sekitar dua atau mungkin tiga minggu ia tidak bertemu Ivy? Entahlah, Zach masih sibuk mengurusi pekerjaannya di istana.

Sebenarnya Zach sedikit merindukan putri bungsunya itu. Sejak Ivy sempat mengalami kecelakaan waktu lalu, Zach jadi sering memikirkan putrinya. Padahal biasanya ia tidak terlalu peduli dengan gadis berumur 16 tahun yang memiliki rambut putih macaroon sepertinya itu.

Lagi, Zach juga merasakan ada sesuatu yang hilang ketika Ivy memberikan reaksi seperti ia melupakan Zach, ayahnya. Cukup aneh juga melihat putrinya itu tidak mencari perhatian lagi padanya.

Namun tiba-tiba hari ini Zach mendapat kabar bahwa putrinya Ivy, sempat menghilang dan tidak bisa ditemukan dimanapun. Hal itu membuat hati Zach berpacu dengan cepat, tanpa pikir panjang ia langsung meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke mansion yang dulu tidak ingin ia kunjungi. Padahal mansion itu adalah rumahnya sendiri.

Ivy yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya dan bersantai sembari membaca buku di kamarnya dikagetkan dengan suara dobrakan pintu.

Reflek Ivy melihat ke arah pintu kamar yang terbuka memperlihat lelaki yang menatapnya khawatir seraya mencoba menormalkan deru nafasnya yang tersenggal-senggal.

Lelaki itu adalah Zach, sejak datang ke mansion ia langsung bertanya dimana Ivy berada. Apakah sudah ditemukan atau masih menghilang? Sungguh, hatinya benar-benar khawatir saat ini.

Ketika Zach tau bahwa Ivy sudah ditemukan dan berada di kamarnya saat ini, spontan Zach berlari menuju kamar Ivy dan menemukan bahwa Ivy tengah menatapnya heran dengan ekspresi polos khas miliknya.

Zach berjalan mendekati Ivy dan langsung memeluk putri bungsunya itu dengan erat. Ivy tentu saja terkejut dengan perbuatan Zach dan bingung harus berbuat apa hingga Zach melerai pelukannya dan menangkup wajah Ivy seraya berkata,

“Apa kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?”

Zach menatap khawatir putrinya dan Ivy masih terdiam mencoba untuk meredakan rasa terkejutnya. Setelah beberapa detik baru Ivy menjawab,

“Aku baik… ayah?”

Tidak apa-apa kan jika dirinya memanggil ayah? Secara lelaki di depannya sekarang adalah ayah dari raga yang ia tempati saat ini.

Belum sempat Ivy meredakan rasa terkejutnya, ia justru melihat Zach menangis di hadapannya. Astaga, apa lagi ini?

“Maaf… maafkan ayah… maaf…” Kata Zach seraya memeluk putrinya kembali.

Sungguh, Zach tidak bisa membendung perasaannya lagi saat ini. Ia sebenarnya sudah sadar dirinya memiliki rasa penyesalan karena tidak memberikan kasih sayang pada putri bungsunya itu sedari Ivy kecil.

Tetapi ia mengabaikan perasaan yang datang itu sejak Ivy terluka kemarin.

Apakah ada sesuatu yang aneh? Ya, ada. Zach baru memiliki rasa penyesalan itu setelah 16 tahun lamanya Ivy tumbuh. Ia sudah gagal menjadi seorang ayah yang baik.

Gagal.

Dan hari ini, setelah ia menerima kabar bahwa Ivy sempat menghilang, hancur sudah pertahanannya untuk memendam rasa penyesalannya. Hingga Zach berakhir di sini, memeluk putrinya dengan tubuh bergetar serta air mata yang tidak berhenti menetes.

Benar, Zach sangat menyesal.

“Maafkan ayah, maaf… ayah tidak bisa menjadi ayah yang baik untukmu selama ini. Maaf…”

Zach masih tetap memeluk Ivy dengan erat, sedangkan Ivy sendiri bingung harus berbuat seperti apa.

Pertama, Ivy sadar bahwa perlakuan Zach pada sosok Ivy Ivory selama ini tidak dapat dimaafkan dengan mudah.

Kedua, di sisi lain Ivy pun sadar Zach benar-benar sangat menyesal dengan perbuatannya selama ini. Ia ingin memberi kesempatan, tapi apakah Zach berhak mendapatkan kesempatan itu? Setelah mengabaikan sosok Ivy Ivory selama 16 tahun lamanya?

Kemudian Ivy baru teringat dengan mimpinya saat bertemu dengan sosok Ivy Ivory.

Ivy pernah bermimpi ia berada di tempat yang hampa namun semua yang ada di sana hanyalah warna putih. Hingga sosok yang memperkenalkan dirinya adalah Ivy Ivory berkata seperti ini pada Ivy Steinfeld.

“Aku sudah tidak mampu melanjutkan kehidupanku, aku menyerah karena lelah mengejar cinta dan kasih sayang keluargaku. Aku ingin lepas dan bahagia tanpa harus merasakan rasa haus akan perhatian. Ivy Steinfeld, aku menyerahkan ragaku padamu. Tolong jaga baik-baik raga ini dan semoga kamu bisa melakukan apa yang kamu ingin lakukan. Aku tahu sebelumnya kamu tidak dapat bebas seperti remaja pada umumnya… tapi aku iri padamu yang mendapatkan cinta dari orang terdekatmu hehehe... Oh, dan tolong jangan benci keluargaku jika kamu sudah tahu masalaluku nanti. Huh… waktuku tinggal sedikit lagi, kalau begitu sampai jumpa Ivy, semoga bahagia selalu.”

Ya, benar. Itu adalah pesan terakhir dari sosok Ivy Ivory pada Ivy Steinfeld.

Berbekal pesan terakhir itulah akhirnya Ivy memutuskan untuk memberikan kesempatan pada Zach untuk menjadi sosok ayah yang sebenarnya. Sedikit berat sebenarnya, tapi Ivy sendiri-pun tau semua orang butuh kesempatan. Jika memang ia akan kecewa setelah memberi kesempatan pada Zach maka tidak akan mudah untuk mempercayai lelaki di depannya ini lagi.

Dan Ivy siap untuk menanggung resiko itu, toh Ivy masih memiliki Myra yang menjadi keluarga tanpa ikatan darah. Mungkin jika Ivy tidak mampu untuk bertahan di tempatnya saat ini, ia akan pergi jauh hingga tidak ada lagi yang akan mengusik ketenangannya.

***

Zach masih menangis sembari memeluk Ivy, karena Ivy tidak tega membiarkan lelaki di depannya ini menangis terus menerus akhirnya Ivy membalas pelukan hangat Zach.

Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Ivy namun ia bisa merasakan tubuh Zach sedikit menegang tatkala Ivy membalas pelukannya. Tak ayal pula Zach semakin mempererat pelukannya.

Zach baru tahu bahwa tubuh putrinya sekecil ini dan seolah bisa rapuh jika ia memeluknya terlalu erat. Tapi pelukan putrinya bisa memberikan rasa hangat yang menenangkan di hatinya. Ah… benar-benar, Zach tidak tahu apapun tentang putri kecilnya itu.

Diam-diam Zach berjanji di dalam hatinya, ia akan berusaha menjadi ayah yang baik mulai dari sekarang. Ia tidak mau lagi rasa penyesalan yang besar hadir di dalam hatinya seperti ini lagi.

Sudah.

Cukup.

Waktunya berubah.

Ivy As an Extra Character? [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang