Ivy menghela napasnya pelan setelah keluar dari ruangan gurunya, Claire Heinston. Ia masih ingat kata-kata yang disampaikan oleh pengajar cantik itu.
"Mulai hari ini kamu resmi menjadi murid pribadi saya, Ivy."
Semuanya berlalu dengan cepat dan Ivy tidak habis pikir dengan semua yang ia alami hari ini. Ivy melihat ke luar jendela dan matahari sudah mulai terbenam di ujung barat sana.
Ivy berjalan santai menuju asramanya dan ia bertemu dengan Ray Oakley secara tidak sengaja. Namun apakah benar tidak sengaja?
Semua siswa maupun siswi harusnya sudah berada di kantin atau kembali ke asrama saat ini, lalu mengapa lelaki itu berada di ujung lorong yang Ivy lewati? Bahkan posisinya tidak jauh dari ruangan Claire Heinston.
Apakah lelaki itu menunggu Ivy?
Ray melambaikan tangannya dan berjalan mendekati Ivy. Sedangkan Ivy? Dia hanya terdiam seraya menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Halo Ivy, mau makan bersama?" Ucap Ray seraya tersenyum kecil.
Dan senyuman Ray mengembang ketika melihat pupil Ivy yang membesar lucu karena terkejut dengan tawarannya, Ray sadar itu.
"Harusnya tidak ada masalah kan jika aku hanya makan bersama? Toh Ray meskipun male lead, ujungnya cuma jadi figuran aja." Pikir Ivy dalam diam seraya menundukkan kepalanya sebentar menatap lantai yang ia pijak.
"Beneran ga masalah kan? Cuma makan... Tapi makan bersama... Ada tapinya lagi, tapi aku juga laper sekarang." Gelut Ivy dalam batinnya sendiri, ia sedang dilanda kebingungan sekarang.
"Oh iya, Ray bisa jadi teman pertamaku di sini, harusnya gapapa kan?"
"Iya... kan?"
"Tau deh, penting makan."
Pikir Ivy pada akhirnya seperti itu dan ia menganggukkan kepalanya pelan.
"Kalau begitu, ayo." Ajak Ray seraya melangkahkan kakinya terlebih dahulu disusul Ivy dari belakangnya.
***
Ray dan Ivy sudah mengambil makanan mereka masing-masing. Jangan lupakan Mochi Mangga yang masih menjadi hidangan penutup hari ini.
Untungnya kantin sedang ramai, sehingga Ivy dan Ray tidak menjadi pusat perhatian di sana. Apalagi mereka mengambil bangku di pojok ruangan.
Tanpa basa-basi lagi, Ray dan Ivy mulai memakan makanan mereka. Tapi tidak Ray sangka bahwa Ivy lebih cepat menghabiskan makanannya daripada ia sendiri.
Diam-diam Ray menahan rasa gemasnya ketika melihat pipi Ivy yang menggembung seperti hamster.
"Lucunya." Pikir Ray seraya tersenyum kecil.
Ray menghentikan aktivitas makannya dan fokus memperhatikan Ivy saja. Sedangkan Ivy? Jangan ditanya. Dia sedang fokus menghabiskan makanannya karena Ivy sangat lapar!
Saat Ivy memakan Mochi Mangganya, reaksi yang Ivy berikan adalah memejamkan matanya saat mengunyah seraya tersenyum dengan tubuhnya yang ia goyangkan kecil. Makanan manis adalah favorit Ivy.
Ray yang melihat tingkah laku Ivy juga memahami bahwa gadis imut di depannya ini suka dengan hidangan penutup hari ini. Dengan senang hati Ray memberikan Mochi Mangga miliknya tanpa persetujuan Ivy.
Sedangkan Ivy yang disodorkan Mochi secara tiba-tiba tentu menatap Ray kebingungan seolah bertanya, "Ada apa?"
"Untukmu saja, kamu terlihat menyukainya dan aku tidak suka makanan manis." Ucap Ray seraya menyodorkan lagi Mochi Mangga-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ivy As an Extra Character? [Hiatus]
FantasiaIvy Steinfeld, merupakan seorang gadis yang manis, polos, dan ceria. Ia memiliki sebuah riwayat penyakit jantung yang membuat ia tidak bisa beranjak kemanapun selain berada di rumah sakit. Namun apa yang terjadi jika Ivy memasuki raga dari salah sa...