Tangisan Ivy mulai mereda, sehingga Ivy melerai pelukannya dengan Myra.
"Kak Myra..."
"Iya nona?" Respon Myra pada Ivy.
"Bolehkah jika Ivy meminta coklat panas dan biskuit? Ivy butuh yang manis-manis, hehehe..." Ucap Ivy seraya menatap Myra dengan pupil mata yang membesar serta hidung dan mata yang sedikit memerah akibat menangis. Meskipun sembab, hal itu malah menambah kadar keimutan Ivy.
"Astaga, lihat mata berkaca-kaca dan hidung yang merah itu!!! Gemas sekali!" Batin Myra teriak kegirangan seraya menahan tangannya untuk tidak menguyel pipi Ivy.
"Akan saya siapkan nona! Saya akan segera kembali!" Ucap Myra seraya berdiri dengan semangat empat lima.
Melihat hal itu, sontak Ivy terkekeh ringan dan ikut berdiri mensejajarkan dirinya dengan Myra.
"Baiklah, akan Ivy tunggu." Ucap Ivy sembari tersenyum lembut.
Baru saja Myra bersemangat namun raut wajahnya berubah menjadi khawatir secara tiba-tiba, "Tapi apakah tidak apa-apa jika saya tinggal sebentar nona?"
Ivy mengangguk-anggukkan kepalanya pelan, hal itu membuat Myra merasa lebih sedikit tenang dan ia pergi ke dapur tak lama setelah itu.
Setelah Myra pergi, hanya dalam selang waktu beberapa menit tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Hal itu mengalihkan atensi Ivy, dan ia berjalan untuk membuka pintunya. Tak lupa ia berkaca dulu untuk merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Siapa ya?" Batin Ivy menerka-nerka seseorang dibalik pintu tersebut.
Saat Ivy membuka pintu, ia terkejut melihat Lucas berdiri menatapnya datar.
"Apa aku boleh masuk?"
Ivy terdiam menatap Lucas, melihat hal itu sontak Lucas mendekatkan wajahnya dengan wajah Ivy. Lucas menatap dalam mata Ivy dan Ivy terpesona dengan mata Lucas yang berwarna biru sedalam dan sejernih lautan.
"Sedang melihat apa?"
Ivy yang kaget dan baru sadar dengan tingkah Lucas yang aneh, spontan melangkah mundur dua langkah dan menundukkan pandangannya sejenak.
Kemudian Ivy menatap lurus ke arah Lucas, ia mencoba untuk meneguhkan dirinya. Ia tidak boleh menampilkan sisi yang aneh pada pria di hadapannya ini.
"Silahkan." Kata Ivy seraya mengarahkan Lucas untuk duduk di sofa kamarnya.
Ivy duduk berhadapan dengan Lucas dan mencoba untuk bersikap ramah.
"Ada perlu apa?" Tanya Ivy dengan sedikit tersenyum.
Sedangkan Lucas masih diam menatap Ivy. Tanpa aba-aba ia langsung berdiri dan berjalan mendekati Ivy.
Ia berlutut di hadapan Ivy dan menatap dalam penuh arti pada gadis berambut putih macaron di hadapannya.
"Aku minta maaf..."
Ivy terdiam sebentar, namun tak lama kemudian pupil matanya membesar.
"Minta... Maaf?" Beo Ivy bingung dengan situasi ini.
Tiba-tiba Lucas mengarahkan tangannya ke wajah Ivy, menyadari hal itu Ivy menjauhkan dirinya.
Lucas yang melihat respon Ivy cuma terdiam dengan wajah datarnya.
Sontak ia berdiri dan berjalan ke luar kamar Ivy, tak lupa ia menutup pintu kamarnya kembali.
Ivy yang ditinggalkan sendirian tanpa penjelasan itu hanya bisa termenung diam menatap pintu kamarnya.
"Apa itu barusan?" Kata Ivy pada diri sendiri.
***
Di sisi lain, inilah yang terjadi pada Lucas semenjak Ivy pergi meninggalkan ruang makan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ivy As an Extra Character? [Hiatus]
FantasyIvy Steinfeld, merupakan seorang gadis yang manis, polos, dan ceria. Ia memiliki sebuah riwayat penyakit jantung yang membuat ia tidak bisa beranjak kemanapun selain berada di rumah sakit. Namun apa yang terjadi jika Ivy memasuki raga dari salah sa...