MINGGU ini Minggu yang biasanya digunakan keluarga untuk bersenang-senang bersama, dimana akan ada kebahagiaan, canda tawa, dan kesenangan hati pasti akan berkali-kali lipat lebih baik dari pada sendirian.
Renza sempat bingung memikirkan hal itu, kapan akan ada kebahagiaan dirumah? Renza tau sejak dia kecil hingga titik ini juga rumah terasa sepi dan tak menentu keadaannya.. Renza ingin suasana rumah seperti apa yang ia bayangkan.
Bertukar cerita, tertawa bersama, suka duka bersama, selalu ada saat dibutuhkan dan selalu dibelakang untuk mendukung disaat kaki sudah tak mampu untuk menumpu.
Renza membuka pintu utama setelah selesai bekerja kelompok, dan 30 menit lagi dia ada jadwal les sampai pukul 6 sore nanti.
Rumah tampak sangat sepi, tak ada siapapun bahkan satu orang pun yang bisa menemaninya dirumah besar ini. Pak Adi libur saat hari Minggu, jadi disetiap Minggu Renza akan selalu sendirian dan menghabiskan waktu yang sangat membosankan.
Ting!
Notifikasi handphone berbunyi, Renza meraih handphonenya dari meja.
Kak Josy
|Saya ada acara keluarga hari ini, jadi saya ga bisa mengajar kamu
15.20Renza bernafas lega, hari ini dia tidak akan melakukan apapun. Setidaknya itu bagus untuk mengistirahatkan tubuhnya yang memang membutuhkan istirahat.
Renza merubuhkan tubuhnya ke kasur empuk miliknya lalu memejamkan matanya menikmati kesunyian yang menyelimuti Indra pendengarannya.
Renza tersenyum getir, “kira-kira kalau gue pergi.. gimana ya keadaan rumah ini?”
Ceklek!
“Abang.. Jana pulang!” Samar-samar Renza tersenyum setelah mendengar suara gembira sang adik memasuki indra pendengarannya, Renza pun bangkit dari tidurnya.
“Gimana les nya?”
“Seperti biasa lancar-lancar aja... Jana capek bang setiap pagi sampai sore belajar terus, ga ada istirahatnya.. mau Minggu ataupun tanggal merah pasti ayah selalu nyuruh belajar dan belajar.”
“Padahal.. Jana juga butuh istirahat,” kata Jana lalu meletakan tasnya di sofa, tidak peduli bagaimana sang ayah akan memarahinya.
Kemudian Jana meletakan kepalanya di pangkuan paha Renza, lalu menarik tangan Renza ke kepalanya mengisyaratkan untuk mengelus Surai rambutnya. Renza menurut lalu mengelus surai rambut Jana.
“Jana udah kelas 1 SMA trus Abang udah kelas 3 SMA..”
Renza tersenyum menanggapi ocehan Jana, “kita barengan terus ya bang sampai tua? Tanpa Renza ga bakal ada Jana, gimanapun juga walau kita ngelakuin kesibukan masing-masing suatu saat nanti kita bakalan tetap besama ya bang?”
“Maaf, abang ga bisa menjamin kita bisa bersama selamanya..”
Jana bangkit dari tidurnya mendengar penuturan Renza, dia mengerutkan keningnya meminta penjelasan Renza.
“Maksud abang?”“Takdir ada di tangan Tuhan, Jana.. bisa aja besok abang ninggalin kamu”
“Kok abang bilang begitu..?”
Renza tersenyum lalu bangkit dari duduknya, “Jana, ayo jalan-jalan? Lumayan biar bisa liat sunset, udah lama kita engga jalan bareng, kan?” Ucap Renza seraya tersenyum lalu pergi ke pintu untuk keluar.
Jana termenung sejenak, lalu beranjak ikut keluar dari kamar untuk menyusul Renza.
••
Dipinggir danau, Renza dan Jana menikmati semilir angin yang membelai anak rambut mereka, tidak ada yang memulai pembicaraan dari awal mereka berjalan bersama namun sesekali Jana mencuri pandang kepada Renza seperti sekarang contohnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembaran Kertas || RENJUN Feat. JAEMIN
De Todoʟᴀᴋᴜᴋᴀɴ, ᴊᴀʟᴀɴɪ, ʀᴀꜱᴀᴋᴀɴ.. ᴍᴇɴᴀɴɢɪꜱ ᴊɪᴋᴀ ᴅɪᴘᴇʀʟᴜᴋᴀɴ ʟᴀʟᴜ ᴛᴇᴛᴀᴘ ʙᴇʀᴛᴀʜᴀɴ ᴡᴀʟᴀᴜ ꜱᴜᴅᴀʜ ᴅɪ ᴜᴊᴜɴɢ ᴊᴜʀᴀɴɢ ~𝓡𝓮𝓷𝔃𝓪 𝓟𝓻𝓪𝓽𝓪𝓶𝓪 𝓒𝓪𝓴𝓻𝓪𝔀𝓪𝓵𝓪 ❗TAHAP REVISI❗ mungkin akan ada beberapa bab yang berubah mengingat cerita ini sedang tahap revisi, ter...