6 - Perasaan Suka or Something?

224 13 0
                                    

Happy Reading🍭

Sudah satu bulan sejak pertemuan Jeje dengan Kenzo, selama itu juga Kenzo semakin dekat dengan Jeje.

Hingga saat ini mereka berdua berada di gazebo yang sama di depan kelas X IPS 3 sedang menunggu teman-temannya.

"Kak gue boleh ngomong sesuatu gak?" tanya Jeje mencairkan suasana hening.

Kenzo yang sedari tadi asik main ponsel pun menatap Jeje.

"Boleh, bilang aja." ucapnya.

"Boleh gak kakak sementara ini menjauh dulu dari aku, soalnya selama ini juga tuh cewe prik ganggu aku mulu. Kesel aku jadinya." jelas Jeje menatap Kenzo.

Kenzo menaikkan satu alisnya, "Cewe prik? Siapa?" Tanya Kenzo.

"Itu cewe yang nyuruh aku jauh jauh dari kakak, Viola kalo gak salah namanya." jawab Jeje.

"Jangan didengarkan, biarkan saja." ucap Kenzo diakhiri mencubit pipi Jeje gemas.

Baby boy nya diganggu rupanya, mungkin sekarang sudah waktunya dia turun tangan sendiri mengurus gangguan itu.

"Kakak ga akan menjauh dari kamu dan kamu ga perlu menjauh dari kakak." ucap Kenzo menatap mata bulat Jeje.

"Kakak akan urus wanita yang menggangu mu itu." lanjutnya lalu tersenyum.

Jeje yang melihat Kenzo tersenyum pun terpesona, 'Baru kali ini gueihat si manusia senyum dan secakep itu woyy!.' batin Jeje teriak.

Jeje yang sadar akan pikirannya pun mengalihkan pandangannya dari Kenzo, "Mikir apaan sih gue anjir." gumamnya pelan.

'Anjir! jantung gue kenapa deg degan gini sih ah.' batin Jeje.

"Woii!" Teriak Gio, hal tersebut membuat Jeje tersadar dari lamunannya.

"Lama banget dari mana aja lu pada." tanya Jeje.

"Sorry Je, tadi ke kantin dulu." jawab Rio diakhiri cengiran.

Jeje pun mengangguk dan mulailah mereka berenam mengobrol random sampai bel masuk berbunyi. Namun ke enam nya tidak langsung menuju kelas masing-masing.

"Udah bel masuk, kalian masuk sana." ucap Kenzo.

"Nanti aja kak, lagian ini jam terakhir mapel." ucap Kevin.

"Paling juga nanti jam kosong." lanjut Rio diangguki oleh Jeje dan Kevin.

Jadilah mereka lanjut mengobrol, namun beda dengan Jeje. Jeje sesekali mencuri pandang ke arah Kenzo.

'Kak Kenzo sebenernya sih ga teng ya, tapi sifatnya bikin gue kesel mulu.' batin Jeje.

"Kenapa?" Tanya Kenzo ketika merasa dirinya diperhatikan oleh Jeje.

Pertanyaan Kenzo pun membuat Jeje tersadar, "H-hah apa? Ngga kok." ucap Jeje gugup dan mungkin salting atau malu karena ketahuan memperhatikannya.

Kenzo tersenyum melihat Jeje yang menurutnya mengemaskan.

"Jangan gemesin nanti kakak suka." ucap Kenzo sukses membuat pipi Jeje memanas.

"Apa sih kak, udah ah gue ke kelas dulu." ucap Jeje kemudian pergi meninggalkan mereka semua.

Sedangkan Rio dan Kevin yang melihat Jeje meninggalkannya pun langsung mengejar Jeje.

"Kak kita duluan byee!!" Ucap Rio yang seperti teriakan.

Ketiga kakak kelasnya pun hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik kelasnya itu.

"Malu tuh kayak nya si Jeje." ucap Leon.

Skip time.

Kini Jeje melamun dikamarnya, mengingat ucapan dari kakel nya tadi membuat jantung Jeje berdetak lebih cepat.

"Ya masa gue suka sih anjir sama tuh manusia." ucapnya pelan sambil memegang dadanya.

"Tapi beberapa hari ini emang sih tuh manusia bikin gue nyaman pas dideketnya, apa lagi gue suka kalo dia perhatian sama gue." lanjutnya.

"Aaaaa gamau suka sama dia!!!!" teriaknya frustasi.

"JEJE JANGAN TERIAK-TERIAK UDAH MALEM!" teriak emak dari lantai bawah.

"IYA MAK MAAF!" ucap Jeje.

Jeje menghela nafas, "Dahlah tidur aja capek." ucapnya kemudian memejamkan matanya menuju kealam mimpi.

TBC.

Short Story' Vaganza [BL]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang