Manusia Biasa

23 10 0
                                    

Bayangkan jika dirimu hanya mempunyai hari yang sangat sulit. Apakah itu dapat memberimu kemampuan untuk melihat masa depan. Membayangkan apakah dirimu ini dapat melihat sisi lain pada suatu jendela kaca yang ada persis di ruangan tempat tidurmu. Benarkah ini sebuah keyakinan nyata dirimu yang berinkarnasi. Selalu memimpikan masalah yang seharusnya tidak ada, benarkah atau tidak. Jangan hanya bermimpi bangunlah dari kenyataan pahit ini. Aku mencoba untuk bangun dari kenyataan yang sangat pahit dalam mimpiku.

Ketika itu juga semua yang gelap menjadi kemerahan tanpa sebab. Bunyi alarm di samping seketika membangunkanku. Ku matikan alarm yang ada di ponsel tepat di sebelah bantalku. Pada saat itu juga perasaanku menjadi sangat kurang bersemangat. Mencoba bangkit dari tempat tidurku yang nyaman dan menyusuri kegiatan rutinitaku yang tak bisa ku lewati. Tentu kebiasaan ini sudah tertanam di dalam diriku sendiri.

Hari-hari biasa tidak ada yang berubah, seperti biasa sudah kulakukan hal ini setiap saat. Sesuatu kebiasaan yang dilakukan oleh manusia pada umumnya seperti berangkat ke sekolah kemudian belajar dan mungkin ada sebagian sambil bekerja. Setelah itu, mereka pulang ke rumah atau tempat mereka tinggal seperti yang akan aku lakukan saat ini. Aku membangkitkan kemalasanku dari tempat tidur dan berjalan ke arah cermin yang ada di ruang tidurku. Kemudian aku menatap ke cermin untuk mengubah kegiatan ini dan berdoa agar mendapat sesuatu hal yang sangat menarik dilakukan.

​"hari yang biasa saja, sungguh membosanankan". Bergumam sendiri menatap ke arah cermin. Meninggalkan cermin kamar dan beranjak ke sekolah dengan biasanya. Berpamitan dengan orangtua dan menutup gerbang seperti biasanya. Berjalan menyusuri ke jalan di tempat pemberhentian bus. Namun langkah itu ku hentikan setelah melihat suasana mengerikan di lorong jalanan dan melihat kejadian aneh seperti banyaknya hewan-hewan berkumpul sambil bertengkar sesamanya. Ku hampiri mereka dan mendekat secara perlahan seketika itu juga mereka semua pergi menghindarku tanpa sebab.

​"Sudah tidak aneh jika mereka menghindariku. Sesuatu hal yang sudah kubayangkan sebelumnya" Bukan hal yang aneh lagi jika diriku sangat dihindar oleh beberapa makhluk bahkan manusia atau temanku sendiri. Hidup menjadi seorang yang mandiri ketika orangtuaku sangat sibuk dengan pekerjaanya. Seorang anak tunggal yang tidak memiliki saudara sebagai temannya. Tidak memiliki teman dan bahkan orang terdekat. Berharap untuk cepat-cepat lulus dari siklus sekolah. Berharap ada perubahan di waktu SMA ini. Menatap sedih ke arah hewan itu, namun seperti biasa hewan-hewan itu menghindariku dan tidak peduli sama sekali. Sampai lupa bahwa dia harus berangkat ke sekolah secepatnya. Berlari ke pemberhentian bus tepat berada di depan mataku.

​"BAHKAN BUS MENINGGALKANKU." Terdiam kaku dan tidak tau harus melakukan apa. Membuka ponsel melihat maps untuk mencari jalan ke arah sekolah. Aku mencoba mencari cara untuk pergi ke tempat sekolah dengan otak yang sangat beku untuk berpikir. Ingin mencoba mencari cara untuk pergi ke sekolah dengan transportasi umum di ponselnya. Tidak disadari cerobohnya diriku tidak membawa uang sama sekali. Pasrah dan berjalan kaki melihat sekeliling mencari cara untuk berangkat ke sekolah.

Berjalan tanpa arah mengikuti arahan maps di ponsel di saat itu juga aku melihat bukit tinggi dari arah kejauhan. Rasa penasaran tinggi pada diriku sendiri mengarahku ke sana. Berjalan terpoyong-poyong dan menghabiskan banyak tenaga untuk mencapai puncak bukit tersebut.

Aku melihat dua pohon yang rindang di hiasi pagar juga lapangan luas nan hijau rerumputan. Kemudia aku duduk di antara dua pohon tinggi yang rindang sambil melihat suasana bawah penuh dengan panorama perkotaan yang indah. Rumah-rumah tersusun rapi layaknya rumah perkomplekan. Rasa terpuaskan setelah melihat keindahan itu dari kejauhan. Berdiri di antara dua perpohonan yang rindang. Berteriak seolah-olah beban yang ada di benak diri sendiri.

​Setelah memuaskan emosi yang telah lama ku pendamkan, dengan meneriakkan segala hati emosi yang ada. Angin ribut membuang semua suara yang telah ku keluarkan itu seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Semuanya hilang tanpa jejak satu kata apapun. Namun siapa yang tidak menyangka bahwa ada sesosok misterius melihat semua yang telah aku lakukan tadi. Sesosok manusia berada di antara kedua pohon persis di belakang aku berada. Dia hanya diam berdiri di belakang melihatku berteriak dan berbalik pergi begitu saja. Tidakku kupungkiri saat melihat sesosok wajah misterius itu. Ia hanya berbalik bejalan dan berhenti sejenak sambil bergumam.

~~~

Siapa sosok di balik itu?? Apa yang akan ia lakukan??

.
.
.
.
.

🐱 POV
"kami sebenarnya takut melihat aura kakak itu tadi, ia sangat menyeramkan 🐱"

———

BIODATA

Nama : Gormley Eireen Shiela (Iren)
Kelamin : Perempuan
Zodiak : Libra
MBTI : INTJ
TB : 166 cm
BB : 45 Kg
Goldar : AB
Hobi : Menari, melukis, traveling, dll
Motto : Hidup simple aja yang penting pasti kaga perlu buru-buru.

Nama    : Gormley Eireen Shiela (Iren)Kelamin : PerempuanZodiak  : LibraMBTI    : INTJTB        : 166 cmBB        : 45 KgGoldar  : ABHobi     : Menari, melukis, traveling, dllMotto   : Hidup simple aja yang penting pasti kaga perlu buru-buru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentuk chara Iren
<>
<>
<>
<>
<>

Aku Bukan Seorang AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang