"Jangan mencoba melanggar janji surat dunia bawah. Kau bisa mati atau kamu akan kena sanksi dari surat perjanjian itu. Tapi jika kau memang ingin pulang ada salah satu cara dan cara itu berbahaya juga dapat membuatmu amnesia melupakan segala kejadian hal-hal masa lalumu termasuk kejadian saat ini. Kau akan benar-benar menjadi orang yang melupakan segala hal. Apakah kau ingin mencabutnya. Apapun akan ku lakukan untuk anakku tersayang." Sambil memelukku berbicara persis di samping telinga kiriku. Pada akhirnya aku tidak bisa keluar, memilih untuk tinggal di dunia bawah selamanya.
~~~~~
Aku merasakan hal yang benar akan terjadi. Aku harus lebih berhati-hati. Aku menghela napasku kemudian aku berkata,
"Baiklah jika begitu. Sebagai anakmu ini aku harus bagaimana." Tn Devi melepaskan pelukannya dan berlari menujuh suatu ruangan. Ia berlari dengan cepat sampai aku tidak menyadarinya sama sekali.
"Mohon tunggu dulu yah tuan. Tn Devi ingin mengambil sesuatu." Lupin menyuruhku menunggu sambil memberikan ruangan untuk aku duduk di kursi tamu itu.
"Baiklah." Tak lama kemudian Tn Devi mengambil gantungan baju penuh dengan anekah macam baju. Ia mendorongnya dengan roda yang ada pada gantungan itu. Wajahnya sangat girang sekali, seakan-akan ia sudah memimpikan hal ini dengan penuh keyakinan.
"Ini baju sekolahmu dan sisanya ini baju sehari-harimu. Lihatlah dirimu masih menggunakan baju rumah sakit." Ia meberikan baju sekolah ke arahku dan mendorong gantungan baju yang sangat banyak itu ke arahku. Kemudian dengan inisiatif sendiri Lupin mengambil gantungan baju itu dan mendorongkannya ke tempat aku tidur sebelumnya.
"Semuanya milikmu, jika ada yang kurang akan aku belikan apapun harganya. Jika kau menginginkan sesuatu tinggal panggil ayahmu ini. Jika ada masalah kau bisa memanggil Lupin dengan ponsel ini. Kemudian kalung ini akan aku berikan untukmu, menjagamu berada di dunia bawah ini." Ia memakaikan kalung ke arah leherku dengan lembut. Aku memindahkan rambutku dan memegangnya untuk mempermudah Tn Devi memakaikan kalungku. Kemudian ia memberikan baju sekolah itu kepadaku dan aku mengambilnya. Sekaligus ponsel yang memiliki sinyal dunia bawah itu ia berikan kepadaku.
"Bagaimana jika iblis yang lain tau aku manusia."
"Kalung ini akan membantumu menyerupai iblis. Oh iya, sebelumnya kau ketiduran kalung itu bersinar dan sudah memilihmu."
"Bukannya iblis memiliki sayap dan tanduk atau ekor di belakangnya."
"Tidak semua iblis memiliki itu, tapi sayap semuanya memiliki. Kurasa mereka tidak begitu memerhatikan juga. Contohnya Lupin yang memiliki ekor dan tidak memiliki tanduk."
"Jadi kapan aku akan bersekolah?"
"Hari ini tentu saja."
"Tunggu.... tidak telat apa."
"Maka dari itu kau bersiaplah. Apa perlu aku bantu kamu memakainya." Ia mendorongku ke arah lorong tempat aku tidur sebelumnya.
"Kurasa itu tidak perlu. Aku bisa sendiri."
"Hehe baiklah kalau begitu jika sudah. Datang lagi ke ruang tamu ini." Ia melepaskan dorongannya dan kemudian melambaikan tangannya lagi. Aku berjalan ke arah tempat aku tidur sebelumnya. Aku melihat Lupin sudah menyusun lemari dengan baju-baju hasil pemberian Tn Devi sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Seorang Antagonis
FantasyNamaku Gormley Eireen Sheila, aku seorang wanita muda yang berperilaku seperti orang biasa. Memiliki kehidupan biasa saja dan membosankan. Berperilaku seperti manusia biasa menjalankan kebaikan sesamanya. Tetap dalam jalan dimana seseorang berlomba...