SMA HOLLYVARD 30 September 2016
"WOIII!!!" Teriak seseorang di belakangku.
"Gila yah? Udah sore gini maen di belakang sekolah. Pulang sana kaga kangen apa ama orangtua. Di culik tau rasa."
"KOK NGATUR?!?!" Balas ku sambil mengerutkan salah satu alis di mataku.
"Sudah pulang aku mau nyapu di sono." Menunjukkan sapu ke arahku dan memberikan isyarat untuk mengusirku pergi.
"Lah????? Kau sendiri kaga pulang nyuruh orang pulang." Aku menaruh mengambil gambaranku dan menyilangkannya di dadaku. Seketika itu juga aku berdiri ketika sapu itu mengarah ke arahku.
"Bacot balik sono? Gue cowo mau pulang jam berapa juga ga masalah? Lah lu cewe awal masuk aja ke sasar apalgi udah sore. Mungkin aja udah di bawa orang."
"AKU LAGI NUNGGU ORANGTUA KU TAU!" Aku membentakkan dan menggenggam erat buku gambarku. Aku sangat membencinya sudah satu kelas absen dekatan. Kalau ulangan mengangguku. Selalu meminta jawaban isi dan selalu selalu ada di dia sampingku. Satu kelompok sama dia, kerja kelompok sama dia, bahkan aku butuh ketenangan saja bertemu dia. AKU SANGAT MUAK!!!
"Yaudah, kalau begitu aku akan mengantarmu pulang." Ia berkata lembut dan memutarkan bola matanya. Ia menaruh sapu kemudian melihat ponsel. Ia memang agak karuan tapi memang memiliki sisi yang baik. Benar jika rumah kami searah, setiap aku pulang aku selalu melihatnya di belakangku.
"Tuh.... Sudah ku pesanin kendaraan online." Ia menunjukkan ponselnya tanda jika ia sudah memesankan kendaraan.
"ITU SAMA AJA BODOH!!!! Kalau juga bisa pake kendaraan udah ku pake masalahnya IBU GUE GA DIIJININ MAKE BEGITAUN!!!! MAKANYA GUE NUNGGU IBU GUE BALIK KERJA" aku berteriak ke arahnya dan seketika berhenti menahan emosi. Biasanya aku bisa menahan emosi ini dengan diam, tapi jika berususan dengan manusia ini emosiku menjadi terluapkan. Ia tertawa terbahak-bahak seakan-akan menjahiliku.
"HAHAHAHAHAHAHHA. Lucu banget expresi itu. Ku pikir kau hanya robot diam ga ada emosi sama sekali. Baiklah aku hanya bercanda. Sini aku antar kau pulang." Ia menaruh ponselnya di saku celananya dan memberikan isyarat untuk mengikutinya. Aku mengikutinya dan mengambil tas di sebelahku dan menaruh buku gambar kesayanganku.
Ia menaruhku di kendaraan online dan ia pun ikut masuk ke dalam mobil itu. Namun posisinya aku duduk di bagian kedua mobil dan ia berada di depan bersama pak sopir. Dari ini juga aku bisa pulang mandiri, anehnya ibu ku tidak mengetahui hal ini.
Back to Now
"Teh kita sudah sampe ditujuan uangnya dibayar online yah."
"Iya om makasih banyak." Sambil turun dari pintu mobil menginjakkan kaki di dataran dekat dengan kafe tersebut.
Perlahan aku berjalan di kafe tersebut dan memesan satu minuman yang aku sukai. Minuman tanpa kafein pastinya teh mawar & rosella. Minuman ini telah menjadi salah satu minuman favorite ku di kafe ini. Duduk di kursi yang tersedia di kafe itu sambil melihat sosial media di ponsel. Orang-orang sekitar melihatku seperti manusia jomblo yang tidak memiliki pasangan di kafe. Hal yang tak wajar jika di suatu tempat tongkrongan kuat wifi dan santai ini dikunjungi oleh satu orang saja.
Aku tidak memperdulikannya lagi sehingga hanya memfokuskan diri dengan dunia ponselku saja. Aku menggulirkan banyak feed di media sosial seperti instagram atau tiktok untuk menghilangkan rasa kejenuhanku saat di situ. Berlama-lamanya aku menunggu di kursi dan menatap kursi di depan yang kosong aku mulai merasa sedikit kesal dan menutup ponselku. Kemudian aku menatap kaca sebelah persis di tempat duduk ku. Aku melihat nenek menyebrang di zebra cross tampak kebingungan.
Hati tergerak sendirinya dan meninggalkan kursi duduk itu, sekaligus menghilangkan rasa kejenuhanku. Bahwa aku harus menolong si nenek itu menyebrang. Aku berdiri dan berjalan cepat menyebrang dan ternyata nenek itu sudah dibantu oleh seseorang. Seseorang yang tak ku kenal, aku hanya melihatnya di sebrang jalan seorang laki-laki memakai kacamata membantu nenek itu dan pergi begitu saja. Tak lama kemudian rasa kekalahan yang aku terima dari lelaki itu ternyata si nenek tanpa tak sengaja menjatuhkan sayur dan buah-buahnya di kantong plastik belanjanya itu dan menyebarkannya ke jalanan. Orang-orang tidak peduli sama sekali melihat nenek itu mengambil buah dan sayurnya ke bajunya. Nenek tidak meminta pertolongan dan hanya mengambil buah/sayurnya ke dalam baju dan tas besarnya. Aku tak sengaja mendengar bisikan orang-orang di sekitarnya memaki si nenek.
"Barusan juga dibantu bikin orang sibuk saja"
"Nambah kerjaan aja nek."
"Nenek si beban."
"Aku mau buru-buru suruh lain aja."
"Harusnya aku ga kesini pindah aja deh."
"Lagian udah tau udah tua juga."
"Harusnya di rumah aja kali yah."
Kesal sekali mendengar hal itu, aku pun bergerak maju menyebrang dan mengambil sayuran yang terjatuh itu. Buah/sayuran yang sudah menyebar ketika nenek tidak sadar jika kantung plastiknya robek. Sudah menghamburi hingga menggelinding ke arah zebra cross. Anehnya pria yang telah membantu nenek itu hilang tanpa jejak. Seharusnya ia membantu nenek itu melihat keadaan nenek juga!.
Aku mengambil sayuran yang ada di zebra cross dan nenek melihatku berharap tidak perlu membantunya. Keyakinanku sangat teguh untuk membantu nenek itu. Seketika tanpa sadar aku mendengar suara klakson mobil melintas ke arahku dan ku hentangkan jariku ke arah mobil itu. Orang-orang yang awalnya tidak peduli dengan nenek itu sontak bilang "ADEK AWAS!!!". Aku hanya diam dan menghentangkan jari kiri tanganku membentuk isyarat stop ke arah mobil itu.
Hal mengejutkan terjadi mobil itu berhenti dan disaat itu kebetulan lampu hijau menjadi merah. Aku yakin sekali jika lampu lalu lintas tadi masih dalam keadaan hijau belum bewarna kuning.
Nenek merasa bersyukur akan kejadian tak terduga ini. Kemudian aku melihat buah apel dari kejauhan dan ku raih kemudian bergelinding ke arah jalan yang berlawanan. Aku meraihnya tanpa melihat jalan dan di situlah hal itu terjadi. Suara rem kencang mobil mengarahku seketika penglihatanku buram. Nenek berteriak histeris, orang-orang di sekitarnya mulai menghampiriku. Pandanganku menjadi gelap dan tak sadarkan diri.
~~~~~
Apa yang akan terjadi pada Iren? Apakah ia akan baik-baik saja? Bagaimana kondisininya nanti?
<>
<>
<>
<>
<>
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Seorang Antagonis
FantasyNamaku Gormley Eireen Sheila, aku seorang wanita muda yang berperilaku seperti orang biasa. Memiliki kehidupan biasa saja dan membosankan. Berperilaku seperti manusia biasa menjalankan kebaikan sesamanya. Tetap dalam jalan dimana seseorang berlomba...