10. Jisung

1.3K 252 15
                                    

"Perasaanku tidak enak," ucap Jisung sambil menatap langit sore yang mulai datang.



Chenle mendekat kepada Jisung, mereka berada di perpustakaan sedari siang. Semenjak Jisung menerima buku tersebut, tidak sekalipun buku itu terlepas dari tangan Jisung. Terlalu fokus.




"Bukankah ini saatnya kembali ke ruang utama, aku dengar dari penjaga tadi ada tamu yang datang."




Jisung masih duduk sambil berpikir perlahan. Ia sudah memegang buku ini. Ini adalah buku pusaka kerajaan tapi juga merupakan warisan keluarga Huang, milik papanya. Buku yang sebagian besarnya berisi petunjuk penggunaan kekuatan bagi keturunan Dewi Bulan.




Bukan karena Jisung kebingungan bagaimana mempelajarinya, tapi ia bingung bagaimana dengan sekejap mata setelah ia memegang buku itu ia memahami apa yang ada di dalamnya. Berjam-jam berlalu pun hanya digunakannya untuk membuka halaman per halaman, apakah sama dengan ia pahami atau tidak. Bahkan ia sudah bisa melakukan telekinesis benda-benda di sekitarnya. Chenle tidak begitu menyadari karena pangeran muda itu melakukannya dengan sangat perlahan.



Apa ini, apakah ini cara mengaktifkan kekuatan keturunan Dewi Bulan? sangat menarik, ia harus bertanya pada papanya.



"Pangeran.." Sentuh Chenle pada pundak Jisung perlahan.



"Ah, maaf Chenle aku terlalu fokus. Kenapa?"



"Sudah saatnya kembali,"


Dengan segera Jisung menerbangkan buku yang ia bawa ke raknya, tidak hanya satu tapi tumpukan buku di hadapannya dengan cepat terbang kesana kemari mencari tempatnya. Mengabaikan Chenle yang memandangi Jisung dengan terkejut.


SLAPP



Buku terakhir sudah masuk. Saatnya melaksanakan jadwal selanjutnya.



"Kemana kita setelah ini Chenle?"



Chenle masih terkesima terhadap kekuatan Jisung, tatapannya tak lepas dari ruangannya yang tadinya penuh buku menjadi bersih seketika.




"Chenle?"



"Maaf pangeran, sa-saya sedikit terkejut."




"Ada apa denganmu, kenapa tiba-tiba bersikap formal begini?" Jisung dan Chenle berjalan menuju ruangan utama untuk melihat siapa yang bertamu pada hari ini.



"Aku takut dengamu." aku Chenle.



"Kenapa memangnya?"




"Kekuatanku menakutimu?" dibalas dengan anggukan pelan oleh Chenle, wajah kucing milik sahabatnya itu terlihat menggemaskan bahkan semakin dewasa mereka, semakin lucu juga Chenle dimatanya.




"Berhentilah bertingkah menggemaskan."





"JANGAN MENCUBIT PIPIKU LEE JISUNG!!"





Suara ledakan besar dari arah paviliun kerajaan mengalihan atensi Jisung beserta Chenle, keduanya segera bergegas ke arah sumber keributan.



Asap tebal menyambut, ketika keduanya sampai di paviliun, dahi pangeran muda itu mengernyit memperhatikan kekacauan yang ada di sini.




Tangannya mengibas pelan, membuat angin hadir dan menghilangkan asap yang menghalangi pandangan mereka.




Matanya membulat, terkejut dengan apa yang terjadi. Ada orang asing di antara papa dan ayahnya, lalu papanya berada di sebuah lingkaran aneh seperti— otaknya bekerja cepat mencari benda apa itu ke dalam buku yang ia pegang tadi—syarat pemutusan perjanjian..




WUDARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang