pertama

2 0 0
                                    

Tepat diwaktu istirahat, Luna langsung pergi ke rooftop seperti yang Renata instruksikan.

Yah, tadi pagi Renata memberitahunya jika gadis itu telah menyusun rencana agar dirinya bisa bertemu dengan Rangga dan jika itu berhasil, mungkin dari sana mereka berdua bisa mulai menjalin komunikasi.

Saat membuka pintu rooftop, mata Luna langsung menangkap keberadaan seseorang yang sedang duduk di sofa lusuh yang membelakangi nya. Dan dia sendirian, bukankah ini keadaan yang sangat kondusif? Hehe, untuk pdkt-an mestinya.

Luna berjalan mendekat, dan menghentikan langkahnya tepat di samping sofa,"kak Rangga, saya disuruh Renata ambil buku yang mau dia pinjam dari kakak."

Rangga menoleh kemudian mengangguk nganggukkan kepalanya,"btw, dia nggak punya kaki?" Ucap Rangga.

"Huh? Maksudnya kak?" Tanya Luna tidak faham dengan ucapan Rangga.

Rangga mengacuhkan pertanyaan dari Luna dan langsung memberikan buku yang 'katanya' akan dipinjam oleh Renata.

Sebenarnya Luna adalah tipe orang yang banyak bicara, tapi entah kenapa ketika berhadapan dengan Rangga seperti ini malah lidah nya terasa kelu untuk mengeluarkan kata-kata, padahal dipikirannya tercipta banyak sekali pertanyaan untuk laki-laki itu.

Ayo Luna gunain kesempatan lo!

"Emm.. oh ya kak, aku-" ucapan Luna terpotong saat seseorang tiba-tiba datang membuka pintu rooftop,"OI OI ada apa nih, tumben banget ada cewek cantik disini," ucap Bintang mengeluarkan senyum menyeringai, lalu berjalan ke sofa dimana Rangga dan Luna berada dan dibelakang nya diikuti oleh Abi, Fadil, dan Refan.

"Ouiss ini temennya Renata ya," ucap Refan kemudian ikut duduk di sofa depan Rangga.

"Iya kak," jawab Luna dengan menetralkan hatinya, dia mendadak merasa gugup berkali-kali lipat dari sebelumnya saat teman-teman Rangga datang.

"Temennya Renata cantik-cantik ya," ucap Refan yang kemudian disetujui oleh semua temannya, terkecuali Rangga karena laki-laki itu acuh dan memilih menikmati rokoknya dari pada mendengarkan ucapan yang keluar dari mulut teman-temannya.

"Setuju banget sih gw, oh ya sama itu yang satu lagi, siapa ya namanya? Lupa gw," timpal Abi sembari mengelus kepalanya berusaha mengingat nama orang yang dia maksud.

"Yee lu mah sama nama cewek cantik aja bisa lupa ege!! apa lagi sama masa depan lo,"sahut fadil yang membuat semua diam kebingungan, termasuk Luna.

"Apa hubungannya goblok?!" kesal Bintang setelah berhasil memukul kepala fadil.

"Ck berisik banget sih lo pada!" Sahut Rangga ditengah keributan yang dibuat oleh temannya.

Rangga menoleh ke arah Renata,"Buku nya udah sama lo kan? Cepetan balik!" Perintah Rangga pada Luna yang  langsung disetujui oleh gadis yang sedang menahan perasaannya itu.

"I-iya kak makasih ya," ucap Luna.

"TUNGGU!" Suara Rangga yang membuat langkah Luna berhenti tepat sebelum dia membuka pintu.

Rangga berdiri dan memutarkan tubuhnya ke arah Luna,"sampein salam gw buat Rena, suruh dia ke kantin."

"Emm iya kak, tapi buat apa ya kak?" Tanya Luna basa - basi, karena tidak mungkin dia tidak tau urusan antara Rangga dan temannya itu.

"Dia udah tau apa yang harus dia lakuin," jawab Rangga dingin kemudian kembali duduk.

Melihat Rangga seperti itu membuat Luna mengurungkan niatnya lagi untuk berbicara lebih lanjut dengan laki-laki itu.

Mungkin lain waktu.

Setelah itu Luna benar-benar pergi dari sana. Dia pergi dengan perasaan yang lumayan senang, meskipun hari ini tidak 100% berhasil setidaknya sudah terbuka sedikit jalan untuk nya agar lebih mudah mendekati laki-laki itu.

"Rangga! cewek cantik kayak gitu ngapain lu suruh pergi bego!" protes bintang yang dasarannya memang pecinta perempuan. Cantik.

Rangga hanya menganggukkan kepalanya.

Cantik?

Dilain tempat, Luna memasuki kelasnya dengan sangat bahagia bahkan senyumannya tercetak sempurna di wajah cantiknya, disana sudah ada Renata dan juga Adira yang sudah menunggu kedatangannya. Kemudian Luna segera duduk di bangku nya.

"We we we, gimana-gimana? Berhasil nggak?" Tanya Adira.

"Kalo diliat dari muka nya sih ini pasti berhasil banget," ucap Renata dengan mantap yang disetujui juga oleh Adira.

"Oke-oke, jadi pada pengen tau semua nih?" Tanya Luna sembari memainkan kedua alisnya.

"Cepetan!"

Luna menghirup udara dalam - dalam,"sabar- ceritanya itu panjang banget, dan gw males buat cerita, tapi gw bakalan kasih tau intinya aja oke?"

Renata dan Adira mengangguk.

"Jadi ini sebenarnya tuh nggak 100% berhasil ya, tapi ini juga not bad lah nggak gagal - gagal banget," jelas Luna.

"Terus?" Tanya Renata.

"Terus apanya?"

"Ya kelanjutan nya lah,"

"Oh, ya terus lo harus lebih lebih berusaha lagi lah buat bantuin gw," jawab Luna sembari cengengesan,"oh ya Ren, dapet salam dari kak Rangga, katanya lo disuruh ke kantin."

ಠಿ_ಠ

TERIMA KASIH BUAT YANG UDAH BACA YA.

MAAF KARENA PART KALI INI SINGKAT.

BTW, LUNA BAKALAN BERHASIL NGGAK YA PDKT-AN SAMA RANGGA?

JANGAN LUPA DUKUNGANNYA.
TQ. NICE DREAM 🥀


MAS KETOS [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang