"ma, lebih baik mama urungkan saja niatan mama buat daftarin Renata ke les privat," ujar Bobby- ayah Renata dengan memperhatikan putrinya sedang tertidur pulas.
Tadi siang saat dia sedang berada di kantor, seseorang menghubungi dirinya, dan memberikan kabar jika Renata sedang sakit. Dan setelah mendengar kabar itu diapun langsung pergi ke sekolah Renata untuk memastikan keadaan anak semata wayangnya itu. Dan ternyata benar, dia pun dengan segera meminta izin kepada pihak sekolah untuk membawa Renata pulang.
"Tapi pa-," ucapan Risa langsung dipotong oleh Bobby, "Ma, papa tau maksud mama itu baik, tapi mama juga harus lihat keadaan anak kita."
"Memangnya mama mau lihat Renata sakit kayak gini?"
"Papa ngomongnya jangan gitu dong, seolah-olah disini mama yang salah!"
"Ma, papa nggak nyalahin mama, papa cuma minta biar mama nggak terlalu memaksa Renata dan ngertiin posisi dia juga ma."
"Biarkan saja dia melakukan apa yang dia mau," lanjut nya,"dia sudah besar, biarkan dia memilih jalan hidupnya sendiri."
"Papa bilang apa? Ngebiarin dia gitu aja? Mau jadi apa, pa dia?!" Risa menatap suaminya dengan tatapan kecewa, "dia bahkan nggak pernah bergairah dalam melakukan apapun pa!"
"Papa jangan lupa ya, kalo Renata itu satu-satunya harapan kita," ujar Risa kemudian keluar dari kamar putrinya dengan perasaan kecewa.
Bobby menatap nanar punggung istrinya, dia tau istrinya kecewa dengan sikapnya, tapi bagaimana pun juga tidak seharusnya mereka egois dalam membuat keputusan di kehidupan anaknya. Meskipun dia sadar, jika Renata lah satu-satunya harapan yang mereka miliki.
ಠಿ_ಠ
Rangga memberhentikan mobilnya di toko bunga, ia berniat untuk membeli beberapa bunga lily putih favorit orang yang sangat ia sayang semasa hidupnya dulu. Setelah melakukan transaksi pembayaran dia mulai melajukan mobilnya menuju tempat dimana ia akan memberikan bunga itu.
Sekarang Rangga sudah berada di makam neneknya, dia menatap sendu nisan itu. Kemudian dia meletakkan bucket bunga lily kesukaan neneknya itu lalu dia mulai berdoa.
"Nek, aku datang."
"Aku kangen sama ocehan nenek yang selalu marah karena aku sering bolos."
"Tapi sekarang- bahkan kalo aku putus sekolah pun, nggak akan ada yang omelin aku nek..."
"Kapan kita kumpul lagi nek? Sama mama, papa, adek juga."
Rangga mengambil jeda sejenak, "hidup aku sekarang sunyiii banget nek."
"Oh ya, nenek tau nggak, kalo ocehan nenek yang dulu aku benci banget, sekarang jadi hal yang paling aku kangenin nek," ucap Rangga kemudian disusul dengan tertawa hambar.
"aku pengen cepet-cepet bareng kalian lagi."
ಠಿ_ಠ
"Bree gw tidur disini ya," ujar Abi pada Rangga.
Dia dengan yang lainnya sedang berkumpul di rumah Rangga, rumah laki-laki itu memang sering dijadikan tempat tongkrongan untuk mereka, karena selain rumah itu luas, disana juga nyaman karena hanya dihuni oleh laki-laki itu sendiri, jadi ketika main kesana mereka tidak perlu sungkan.
"Terserah," jawab Rangga kemudian kembali menghisap rokoknya.
"Ribut lagi lo sama mama lo?" Tanya Fadil yang kemudian di angguki oleh Abi.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAS KETOS [ON GOING]
Ficção AdolescenteKisah ini menceritakan tentang Renata Quenby Aileen anak kelas XI IPS 6 yang harus berurusan dengan ketosnya yang terkenal tampan. Lalu bagaimana kisahnya? BACA ATUH!!!!! Sebenarnya kisah ini simple tapi aku ingin kisah ini tidak terlalu mudah. Jadi...