Taeil seorang pilot sebuah maskapai besar di Korea Selatan memiliki seorang adik laki-laki bernama Mark yang bekerja sebagai CEO perusahaan milik mendiang ayah mereka.
Beruntungnya Taeil yang telah menikahi Liana gadis cantik teman kuliahnya dulu. N...
Mohon untuk kebijakan para pembaca, dengan berat hati part ini dikhususkan untuk yang sudah berusia 18 tahun keatas. Bagi yang belum berusia 18 tahun keatas untuk segera meninggalkan part ini. Terimakasih.
.
.
.
.
.
.
.
.
Setelah pulang dari rumah sakit Liana dan Mark masiih diselimuti rasa canggung, namun mau bagimana lagi toh sekarang meereka sudah sah menjadi suami istri.
Pesawat mereka akan terbang pukul 10 pagi, dan sekarang sudah pukul 7 pagi sedangkan Liana masih asik berendam di bath up kesayangannya, mungkin bawaann bayi jadi suka berendam.
Sejam berlalu, Liana dan Mark sudah selesai sarapan dan akan berangkat menuju bandara.
"Mark, ayo buruan nanti macet dijalan. Aku ga mau yaa harus duduk lama di mobil"
"iyaa bentar-bentar ini tiba-tiba ada email dari sekretaris aku" ucap Mark yang masih asik dengan ponselnya.
"sekretaris kamu perempuan yaa? " tanya Liana sembari mendekat ke arah Mark.
"namanya sekretaris yaa pasti perempuan lah, kalau laki-laki nanti kerjaannya ga ada yang bener soalnya ga telaten" balas Mark santai.
"sekretarisnya cantik ga? " kali ini Liana bertanya sembari duduk dipankuan Mark, emang ibu hamil suka kadang-kadang. Singa dalam diri Mark yang tidur dibangunin yaa resah gelisah dong.
"ck, engga sayang masih cantik kamu lah, serius" Mark meletakkan ponselnya sejenak kemudian memeluk Liana yang kini masih dipangkuannya.
"bohong"
"beneran, buat apa aku bohong. Ini babynya udah ga sabar yaa mau aku jengukin"
"kenapa gitu" tanya Liana polos.
"yaa abis bundanya seenaknya aja minta pangku pagi-pagi dikira ga bangun apa" ucap Mark enteng.
"kamu kan dari tadi bangun Mark"
"bukan aku sayang, tapi littel Mark. Udah ahh yuk berangkat, nanti kalau kelamaan kita malah ga jadi pergi yang ada"
Liana bangkit dari duduknya, sebenarnya dia tak paham dengan apa yang Mark bicarakan barusan.
Meskipun sedikit cannggung namun Mark berusaha menjadi suami yang seutuhnya untuk Liana, guyonan nakal beberapa kali ia lontarkan namun istrinya itu masih sering telat mikir.
Perjalanan mereka berjalan mulus, pesawat sudah mendarat dengan lancar di bandar udara pulau Jeju. Disana Mark dan Liana dijemput oleh orang kenalan Mark, mereka menyewa villa untuk menginap selama berada di Jeju.
Setelah makan malam, mereka memutuskan untuk beristirahat dahulu sebelum besok bertamasya mengelilingi pulau Jeju.
" belum tidur? " tanya Mark, Liana hanya menggeleng pelan.
"Mark" ucap Liana sembari mengengam tangan suaminya.
"aku siap kok kalau kamu mau itu" papar Liana sedikit canggung.
"kalau belum siap sekarang ga apa kok, aku ga mau bayi kita kenapa-kenapa"
"kata dokter kan ga masalah, aku juga sehat-sehat aja" ujar Liana membenarkan posisi duduknya. Mark tersenyum dan mengecup kening Liana.
"Mark, maaf yaa seharusnya kamu bisa dapatkan perempuan yang sempurna, bukan janda yang sedang mengandung seperti aku"
"sayang, aku tulus cinta sama kamu apa adanya, mau kamu hamil atau engga itu ga akan mengurangi rasa cinta ku ke kamu"
Liana tak menjawab apapun yang Mark katakan, tapi bibirnya mengecup lembut bibir mark. Dalam dan semakin dalam.
Keduanya terpejam dalam indahnya cinta, memberikan sentuhan yang selama ini Liana dambakan dan sentuhan yang baru pertama kali Mark rasakan dalam hidupnya.
Peluh cinta membasahi dua insan itu yang masih bergumul dibalik selimut tebal.
Keduanya berteriak senada saat puncak dunia berhasil mereka raih.
"ahhh trimakasih Liana" ucap Mark sembari mencium lembut leher istrinya itu. Liana hanya tersenyum tipis, tidak mudah baginya bercinta dengan perut besarnya itu.
"kenapa masih terasa sempit hmm? " tanya Mark yang sedang memeluk tubuh polos istrinya dari belakang.
Liana membalikan badannya menghadap Mark, ia tersenyum sembari mengusap bibir Mark yang kini menjadi candu bagi Liana.
"kamu tau, aku dan Taeil hanya berhubungan 2 kali dan setelah itu aku hamil dan Taeil ga pernah menyentuhku lagi" papar Liana.
"benarkan, hebat juga kakak ku hanya 2 kali hajar langsung jadi" keduanya terkekeh sembari kembali berpelukan.
"aku akan buktikan kalau aku lebih jago dibanding Taeil bagaimana? "
"caranya? "
"biar ku praktekan lagi" Mark kembali menindihi Liana dengan semangat, dan membuat Liana berteriak girang.
.
.
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.