6

273 35 3
                                    

"Mark, bisa kita kemakam kakakmu?? " ucap Liana tiba-tiba.

"tapi kak-"

"aku janji, aku ngga bakal nangis lagi"

"ya udah kita kesana sekarang"

Dengan sedikit langkah gontai, Liana berjalan menuju tempat mendiang suaminya dimakamkan. Selama dua minggu ini Liana belum pernah mengunjungi Taeil, dia masih terlalu kaget dengan kejadian itu namun lambat laun Liana tersadar bahwa ia harus kembali melanjutkan hidupnya untuk sang buah hati yang kini semakin membesar.

"sayang... aku datang, maaf baru bisa menjengukmu" ucap Liana tepat didepan pusaran makam Taeil.

"aku sudah baca suratmu, terimakasih atas untaian kata yang membuatku terbuai karna cintamu" kata Liana lagi, Mark bingung dengan apa yang dikatakan Liana barusan.

"hai kak, apa kau bahagia disana? aku merindukan omelanmu.. dan omelan kak Liana. Hehehe kak Liana sekarang jadi pendiam, aku sering dicuekin" kini gantian Mark yang menyapa kakaknya.

Liana membuka tasnya menampakan selembar surat yang tadi ia peroleh.
"Mau baca surat kakakmu?? " tanya Liana sembari mengulurkan surat tadi.

"surat? kak Taeil yang buat? "

Liana hanya mengangguk dengan senyuman tipisnya. Perlahan Mark membaca bait-bait kata yang ditulis Taeil.

"kak aku aku bisa jelasin semuanya" latah Mark yang kaget setelah membaca surat itu.

Liana tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya perlahan "engga Mark, kakak yang salah. Kakak nyakitin perasaan kamu selama ini"

"semua orang pasti pernah ngelakuin kesalahan kak, tapi aku bahagia, liat kakak bahagia"

"makasih yaa Mark"

"iya, dan aku bakal selalu jagain kakak seperti apa yang kak Taeil perintahkan" Senyum Mark merekah seirama dengan senyum diwajah Liana. Mereka kini lebih iklas melepas kepergian Taeil.

🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀🌀

Rumah tampak masih sepi, ibu belum kembali. Mark sudah kembali kekantor sedangkan Liana tampak sedang merapihkan tempat tidur.

Setiap barang dikamar itu mengingatkannya pada Taeil. Iklas memang iklas namun rindu tak pernah bisa berbohong.

"haruskah aku pindah rumah??"

"kak Liana aku pulang... Aku bawa pesanan kakak nih ayo buruan keburu dingin" suara Mark menyeruak dari arah pintu masuk.

"iya iya sebentar"

Liana bergegas menghampiri Mark, nampak ibu kembali datang bersama Mark.

"loh bu, dijemput Mark?? " tanya Liana yang segera menyerobot bukusan MCD pesanannya.

"iya tadi Mark telfon dia lagi didekat rumah ibu"

Liana hanya beroria, ibu hanya menggelengkan kepalanya melihat putrinya yang tengah mengandung cucunya asik memakan makanan yang baru saja Mark beli. Tak mewah, namun sepertinya Liana sangat menyukainya.

"nyidam lagi yaa?? " tanya ibu yang sedang membongkar tas belajaannya.

"iya bu hehe"

"pelan-pelan dong kak" ucap Mark seraya mengelus lembut surai wanita hamil itu.

"enak banget Mark, makasih yaa"

"iya iya tuh kan belepotan haha lucu banget sih" lagi-lagi Mark melayangkan tangannya mengelap bibir Liana, sang empunya bibir sih hanya terkikik pelan. Lain halnya dengan ibu yang menatap aneh seakan menyimpan sejuta tanya.

SECOND HUSBAND - MARK NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang