Liana Kim gadis cantik yang sudah hampir 1/2 tahun ini dia menjadi seorang istri dari Taeil teman sekolahnya dulu. Liana sering ditinggal Taeil untuk bekerja menjadi pilot disebuah maskapai besar di Korea Selatan. Beruntung ada Mark yang selalu siap menemani Liana kapanpun Liana butuh teman.
Hari ini seperti biasa Liana menyiapkan segala keperluan suaminya yang akan bertugas membawa pesawat terbang menuju ke Filipina.
"Pakaianmu udah aku masukin semua ke koper, terus ini tas jinjingnya kaya biasa obat yang mungkin kamu perluin sewaktu-waktu" ujar Liana pada Taeil suaminya itu.
"iya sayang, trimakasih yaa" Taeil membawa Liana kedalam pelukannya, namun Liana menyadari hal aneh dalam lubuk hatinya tapi ia abaikan perasaan itu. Suatu hal lumrah baginya apabila seorang istri merasa cemas saat akan ditinggal suaminya bekerja, apalagi pekerjaan itu penuh resiko.
"iya, kamu cepet pulang yaa. Babynya ngga mau ditinggal lama2 sama daddynya" Taeil melepaskan pelukannya dan berlutut tepat dihadapan perut Liana yang masih datar.
"sayang daddy pergi dulu yaa, maaf yaa daddy sering ninggalin kamu sama mommy kamu. Tapi ini kan semua demi kalian berdua, yang pasti daddy sayang banget sama kalian, baik-baik di dalam sana yaa nak" cup Taeil mencium lembut perut Liana.
"aku berangkat yaa, kamu hati-hati dirumah. Telfon ibu atau Mark kalau butuh sesuatu"
Liana hanya mengangguk pelan dengan semua ucapan yang dilontarkan suaminya, matanya seakan engga berkedip dan ingin terus memandang pria di depannya itu.
"boleh peluk lagi?? " tanya Liana tiba-tiba.
Taeil menengok dan tersenyum lebar pada Liana.
"tentu sayang" keduanya kembali berpelukan hangat didepan pintu rumah mereka.
Pria itu akhirnya pergi Liana masuk kedalam rumah menyalakan televisi temannya selama ini. Masih terlalu pagi untuk menghubungi Mark ataupun ibunya.
Ibu muda itu pun mengerjakan beberapa pekerjaan rumah yang bisa ia kerjakan, meski tak segesit biasanya Liana tetap berusaha untuk membereskan beberapa pakaian bersih yang kemarin ia cuci bersama suaminya. Tak terasa hari semakin siang, peluh di kening Liana sudah semakin banyak dan membuat ibu muda itu mengakhiri pekerjaan rumahnya.
"sepi sekali rasanya yaa nak" Liana hanya bisa mengelus perutnya sambil bergumam.
Liana membaringkan tubuhnya di sofa depan tv, lama kelamaan matanya mulai terpenjam dia akhirnya tertidur sampai dering ponselnya membangunkan tidur Liana.
"iya hallo Mark"
"hallo kakak dimana??? " tanya Mark disebrang sana.
"tentu saja dirumah, ada apa?? "
"ya udah aku kesana sekarang"
BIP!!
telfon itu terputus, jam diponselnya menunjukan pukul 4 sore yang artinya Liana sudah tidur selama 3 jam lebih.
Liana bergegas menuju dapur, mencari makanan yang bisa ia makan. Dia sadar bahwa telah melewatkan makan siangnya dan tentu saja makan siang bayi dalam kandungannya.
Tak lama setelah Liana menghabiskan makan siangnya, suara deru mesin mobil Mark nampaknya sudah berada didepan rumah Liana dan ia pun segera membukakan pintu untuk adik iparnya itu.
"loh, bu kok sama Mark dari mana?? " tanya Liana bingung saat mendapati ibunya datang bersama Mark.
"masuk dulu yuk kak, ceritanya didalam aja" ajak Mark yang membuat Liana semakin bingung.
"Mark?? ada apa sih koo kamu pucet gitu?? ibu juga kenapa matanya merah??" tanya Liana bertubi-tubi seakan merasa ada kejangalan diantara Mark dan ibunya.
"kak-" ucapan Mark terputus dengan pecahnya tangisan ibunda Liana yang dengan cepat memeluk erat putri satu-satunya itu.
"yang sabar yaa nak, kamu yang kuat yaa hiks ibu ngga tega liat kamu nak Yaa Tuhan hiskk "
Liana hanya memantung bingung dengan sikap aneh ibunya itu.
"apa bu, ada apa?? Mark ngomong yang jelas dong ada apa?? " Liana meninggikan suaranya karna sedari tadi tak ada yang mau menjawab pertanyaannya dengan jelas.
"pesawat kak Taeil jatuh kak hikss" Mark menuduk menyembunyikan tangisannya dihadapan kakak iparnya itu, ia takut Liana akan semakin terpuruk bila melihat dirinya menangis juga.
"apa?? kamu dapet kabar dari mana Mark, pesawat yang terbang hari ini banyak banget ngga mungkin itu pesawat kakak mu?? " Liana mencoba tenang memikirkan segala kemungkinan baik untuk suaminya itu.
"aku tadi dapat telfon dari pihak bandara, mereka bilang pesawat yang dikemudikan kak Taeil hilang kontak dan jatuh di perairan laut Filipina satu jam yang lalu"
Liana hanya bisa menangis dalam pelukan ibunya, dunia seakan runtuh dengan kabar itu, namun bukan Liana namanya yang hanya bisa larut dalam kesedihan. Dia beranjak dan mengajak Mark serta ibunya untuk pergi ke bandara.
Sesampainya di bandara tenyata benar apa kata Mark, pesawat yang dikemudikan Taeil mengalami kecelakaan dan jatuh di lautan.
Liana yang mendengar kabar itu seketika menjadi limbung dan pingsan untung ada Mark yang dengan sigap
menangkap tubuh Liana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND HUSBAND - MARK NCT
FanficTaeil seorang pilot sebuah maskapai besar di Korea Selatan memiliki seorang adik laki-laki bernama Mark yang bekerja sebagai CEO perusahaan milik mendiang ayah mereka. Beruntungnya Taeil yang telah menikahi Liana gadis cantik teman kuliahnya dulu. N...