8

120 11 0
                                    

Malam demi malam berlalu, hari-hari pun terlewati. Tak terasa tepat hari ini menjadi hari ke 100 kepergian Taeil suami tercinta Liana, dan hari ini juga usia kandungan Liana menginjak bulan ke enam. Mark, tentu saja setiap hari dia mengunjungi Liana meskipun setelah dia memberi tahu ibu tentang perasaannya istri mendiang kakaknya.

Mark masih setia menjaga Liana, ibu pun tampak pasrah dengan apa yang selanjutnya terjadi, toh Taeil sudah tiada dan Mark mencintai Liana, juga Liana yang butuh sosok seorang suami untuk menjaganya.

Saat ini Ibu, Liana dan Mark pergi kemakam Taeil namun ada sesuatu yang akan Mark lakukan didepan pusaran makam kakak laki-lakinya itu.

Liana sedari tadi sudah bicara sendiri didepan makam suaminya itu menceritakan berbagai kejadian yang ia alami seperti tendangan baby dalam perutnya, mual-mual yang ia alami setiap pagi, dan tak lupa nyidamnya yang selalu Mark turuti. Kini giliran Mark yang ingin mengungkapkan isi hatinya.

"kak apa kabar semoga kau bahagia disana terlebih bahagia melihat kami disini, kak hari ini aku datang dan aku bakal melakukan apa yang kakak wasiatkan ke aku" ucap Mark yang membuat ibu tercengang dan Liana pun nampak bingung.

"kakak wasiatkan buat aku jadi suami kak Liana dan ayah dari anak dalam kandungan kak Liana kan, hari ini depan ibu dan kak Taeil, Mark mau bilang kalau Mark mau menikahi kak Liana, Mark mau menjadi ayah dari anak yang dikandung kak Liana. Dan yang terpenting Mark selama ini masih menyimpan perasaan cinta untuk kak Liana. Apa kak Liana mau menerima Mark sebagai ganti kak Taeil?? " Mark menggengam tangan Liana, sedangkan Liana masih membisu karna pertanyaan Mark begitu spontan.

"aa-aku kalau itu yang terbaik dan Taeil juga merestui aku bersedia. Tapi tentu dengan restu ibu juga" ucap Liana pelan.

"ibu bagaimana?? " tanya Mark pada ibu.

"Liana kau yakin menerima Mark??" tanya ibu balik pada Liana.

"aku yakin bu" anggukan Liana tampak meyakinkan dimata ibu.

"dan Mark kamu yakin dan sanggup menerima Liana dan anak dalam kandungannya?" kali ini ibu bertanya pada Mark.

"iya bu, Mark yakin dan sanggup menerima anak ini kelak restui kami bu. Restui kami kak" jawab Mark penuh keyakinan.

"ibu merestui kalian berdua anakku" ibu menangis, dalam hatinya ia masih belum merelakan putrinya menikah lagi namum logikanya berkata lain. Liana butuh sosok suami begitupula cucu dalam kandungan Liana.

Selang beberapa minggu sejak pengakuan Mark kepada Liana, kini mereka tengah mempersiapkan segala keperluan pernikahan mereka. Tak ada pesta, tak ada undangan hanya beberapa rekan yang sedari awal turut membantu pernikahan ini menyaksikan janji suci yang Liana dan Mark buat.

Dress putih panjang membalut tubuh Liana yang tengah berbadan dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dress putih panjang membalut tubuh Liana yang tengah berbadan dua. Meski begitu, ia tetap terlihat cantik. Sederhana memang untuk seorang Mark yang notabennya adalah orang yang cukup terkenal dan memiliki kedudukan. Namun dengan berbagai pertimbangan Mark dan Liana ingin pernikahan mereka dilangsungkan secara sederhana.

"Selamat yaa kalian sudah sah menjadi suami istri, Liana ibu berharap kalian langgeng sampai kakek nenek"

"iyaa bu, trimakasih. Selalu doakan kami yaa bu" ucap Mark.

Liana tak kuasa menahan air matanya sedari tadi, bayangan wajah Taeil selalu nampak dipikirannya namun selalu ia tepis karna menghargai Mark yang kini telah menjadi suaminya.

Setelah semua acara selesai, Liana diboyong pindah kerumah Mark. Rumah ini lebih luas dibanding rumah Taeil tempat Liana tinggal dulu. Ibu pun kembali tinggal dirumahnya sendiri karna kini sudah ada yang menjaga putrinya.

"kak, mau makan dulu atau mau mandi dulu? " tanya Mark canggung.

"aku mandi dulu yaa Mark, kamu bisa makan dulu kalau udah lapar" Liana ikut canggung rupanya.

"ah, iyaa ok ok" Mark menggaruk tenguknya yg tidak gatal dan bergegas keluar dari kamar.

Setelah selesai mandi Liana menyusul Mark keruang makan, disana sudah berjejer beraneka macam hidangan yang tentunya disiapkan oleh pekerja dirumah Mark.

"kok belum makan? " tanya Liana.

"belum laper aja, yuk makan"

Liana mengangguk, sebentar ia mengusap perutnya yang kini sudah memasuki usia enam bulan.

"kenapa, ga suka yaa, aku ganti yaa kita pesan makanan aja atau mau makan diluar?" tanya Mark panjang lebar.

"ga usah, ini tadi babynya nendang aja. Mungkin hari ini aku kecapean"

"hallo sayang, baby mau makan apa ehm?? ayo bilang nanti ayah pasti cariin buat kamu" ucap Mark sambil mengelus perut Liana. Liana sedikit kaget mendengar Mark mengatakan dirinya Ayah tapi bukankan memang saat ini Mark sudah benar-benar menjadi Ayah dari bayi dalam kandungan Mark.

"engga kepengen apa-apa koo, yuk makan aja"

Mark kembali keposisi duduknya, canggung rasanya setelah tadi Mark bilang dirinya Ayah.

Selesai makan, Mark bergegas mandi dan masih tertalu sore untuk Liana tidur, jadi kini Liana hanya duduk dibalkon kamar memandangi bintang dan bulan diangkasa sana.

"kok disini, emang ga dingin? " suara Mark mengangetkan Liana yang sedari tadi melamun.

"engga kok ga dingin Mark"

Mark duduk disebelah Liana tangan kirinya merangkul Liana sedangkan tangan yang satunya mengusap perut istrinya itu.

"kak, jangan canggung yaa. Aku bener-bener sayang sama kamu, pernikahan kita ini ga berlandas karna aku kasian ke kamu. Tapi aku tulus, aku bakal jadi suami yang baik buat kamu dan ayah yang terbaik buat anak ini- anak kita ini"
Mark menatap Liana dalam, tanpa jawaban dari Liana, perlahan Mark mengecup bibir Liana untuk pertama kali. Mata keduanya terpejam, merasakan tulusnya cinta diantara mereka. Langit hitam dan angin malam jadi saksi betapa tulus cinta Mark pada istrinya itu.

Setetes air mata membasahi pipi Liana. Dalam benaknya berterimakasih pada sang empunya hidup yang selalu memberikan orang-orang baik dalam hidupnya.

Aku akan berusaha untuk mencintaimu Mark ~ Liana

Aku akan berusaha untuk mencintaimu Mark ~ Liana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SECOND HUSBAND - MARK NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang