1

2.5K 236 19
                                    

Happy reading

***


Tahun 1922.

Seorang gadis dengan wajah rupawan menyelinap keluar kamar, ditengah kegelapan malam kaki jenjangnya begitu lincah menyusuri lorong dikediamannya. Sesekali kedua netra serupa rusa mengamati situasi di sekelilingnya, berharap tidak akan ada penjaga yg berpapasan dengannya.

Gadis tersebut pun menuju halaman belakang, tubuhnya yg mungil dipaksa menaiki gerbang pintu belakang yg tingginya tiga kali lipat dari ukuran tubuhnya. Menatap gerbang tersebut ia pun sedikit ragu, namun hasratnya untuk menemui seseorang yg amat dirindu, membuatnya membulatkan tekat untuk memanjat gerbang tersebut. Kakinya mulai mengikuti perintahnya.

"Akhh," pekiknya terkejut.

Grep
Sebuah lengan kokoh dengan sigap menangkap tubuh gadis yg hampir mencium tanah.

"Ge," gumamnya, ketika ia tidak merasakan sakit pada tubuhnya, padahal ia sudah berpikir bahwa dirinya akan menghantam tanah. Namun, dugaannya itu salah, tubuhnya kini justru merasakan kehangatan dari tubuh seseorang yg mendekapnya.

"Apa yg kau lakukan dengan memanjat seperti itu? Kalo aku tidak datang tepat waktu bukankah tulangmu akan patah." Omelan disertai kekhawatiran keluar dari mulut pria yg menangkapnya.

"Maaf, aku sangat ingin bertemu gege, makanya aku melakukan ini, aku takut gege tidak datang menemui lagi." Shiying berkata dengan menyesal.

"Lain kali jangan lakukan hal seperti ini lagi. Tunggulah aku dikamarmu, aku pasti akan datang untuk menemui disana." Pria itu menurunkannya dengan hati-hati, lalu pergi mencari tempat yg lebih aman untuk keduanya berbicara.



Langit malam tanpa bulan menjadi pemandangan indah bagi keduanya, gadis tersebut menyandarkan kepalanya dilengan kokoh pria tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit malam tanpa bulan menjadi pemandangan indah bagi keduanya, gadis tersebut menyandarkan kepalanya dilengan kokoh pria tersebut. Sunyi, sepi, tidak ada suara dari keduanya, mereka menikmati keheningan tersebut yg hanya terdengar deru nafas dari keduanya.

"Aku ingin waktu dapat berhenti saat kita berdua seperti ini." Gadis itu bergumam. Pria itu menoleh ke arahnya, meremas telapak tangan yg lebih kecil sebelum menautkan jari-jarinya pada jemari lentik si gadis.

"Aku juga. Tapi sayang, semua itu tidak mungkin terjadi." Pria itu mengangkat genggaman tangannya kemudia mengecup lembut tangan si gadis.

Air mata sebening kristal pun jatuh meluncur membasahi pipinya saat kekasihnya melakukan hal tersebut.

"Ge, aku ingin mengatakan sesuatu." Si gadis memberanikan diri, meski keraguan sempat menaunginya.

"Apa?" Manik kelam setajam elang memerangkap wajah cantik si gadis dipenglihatannya.

"Aku mencintaimu."

"Aku juga. Tanpa kau mengatakannya pun aku sudah tau." Pria itu berujar percaya diri, tapi memang itulah kenyataannya. Sejenak kemudian bibir si gadis mendekat dan menempeli bibir miliknya.

selamanya cinta (End In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang