flashback 1

186 17 0
                                    

2014

"berikan uangmu!"

"A-aku tidak punya"

"Bohong!"

Seorang laki-laki berkacamata dengan membawa setumpuk buku ditangannya, terlihat ketakutan saat 3 pria membentaknya. Mereka adalah senior laki-laki itu, cukup sering mereka membully laki-laki malang tersebut.

Dia adalah Adnan Febrian, seorang mahasiswa jurusan seni di Seoul university. Dia adalah mahasiswa dari Indonesia. Adnan sangat pintar, terkenal dikalangan dosen bahwa dia memiliki kepribadian baik. Karena dia berasal dari luar negeri dan sangat pendiam, dia tidak mempunyai seorang teman.dan sering menjadi sasaran para pembully.

Seperti halnya sekarang, dia hendak pulang setelah menyelesaikan kuliahnya, akan tetapi dicegat oleh para seniornya. nasibnya tidak beruntung di lorong koridor itu entah mengapa sangat sepi. Hanya mereka ber empat.

"Jika tidak punya ayo pukul saja dia!"

Adnan menutupi kepala dan memejamkan matanya,pukulan itu tidak dapat disebut ringan,itu cukup menyakitkan. Walaupun Adnan sering diperlakukan demikian,dia tetap merasa kesakitan. Adnan merintih

"C-cukup.. sakit.."

Entah sudah berapa pukulan yang dia terima, senior-seniornya pergi cukup puas setelah memukuli Adnan.

Sekujur tubuhnya sakit, perlahan dia berdiri. Tertatih-tatih berjalan menuju halte bus.

Sesampainya di halte,dia cukup lega disana tidak seramai biasanya. Hanya ada seorang laki-laki,dia terlihat lebih tua dari Adnan, menggunakan celana kain abu-abu dan jaket warna senada. Ditangannya terdapat puntung rokok yang tinggal setengah. sepertinya juga menunggu bus.

Adnan duduk cukup jauh dari laki-laki itu, memperbaiki posisi kacamatanya dan menunggu bus dengan tenang. Dia merasa laki-laki tadi memperhatikannya, saat dia menoleh dan benar saja dia memperhatikan Adnan.

Laki-laki itu mendekat dan berkata

"Apakah kamu berasal dari Indonesia?"

Adnan cukup terkejut dengan pertanyaan itu, dia hanya mengangguk dan menatap bingung.

Dia semakin bingung saat laki-laki didepannya itu terkekeh,dan mengagumkan satu kata "lucu"

"Apa yang lucu?" Adnan bertanya

"Kamu" Jawab laki-laki itu singkat

Adnan mengalihkan pandangannya,rona merah muncul di pipinya.

Laki-laki itu memberi sebuah kartu nama kepada Adnan, dengan ragu dia menerima itu.

"Aku harus pergi, berharap kamu mau menghubungi nomor disitu" dia mengucapkan kalimat itu sambil menunjuk kartu nama yang telah diberikan.

Selang beberapa detik sebuah mobil Ferarri hitam menepi,itu menjemput laki-laki itu.

"Sampai jumpa"

Adnan mengangguk dan tersenyum kepadanya.

Saat mobil itu melaju menjauh,dia menundukkan kepalanya. membaca nama diatas kertas kecil persegi panjang itu "Reyga Aditya" dibawahnya berderet angka-angka menunjukkan sebuah nomor ponsel.  Entah mengapa pipinya merona kembali.

(BL)슬픔 KesedihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang