BAB 10 : INGIN MENJADI DIRI SENDIRI WALAU MEMBLE DAN KERE

29 1 0
                                    

Di pagi yang cerah, Bu Rosmida mendapati Tigran White sedang memberi makan burung beo kesayangannya di depan teras rumah. Bu Rosmida dapat melihat tatapan sedu sedan yang terpancar dari kedua bola mata anak laki-laki satu-satunya itu.

"Tigran, bagaimana kencanmu dengan si Lovawati itu?"

"Ngedate, Ma, bukan kencan."

"Ya, artinya sama saja, bukan?"

"Makna kencan sudah negatif, Ma. Mama baca aja deh di berita-berita online, pasti penggunaan kata kencan lebih menjurus kepada om-om senang yang kedapatan sedang membawa perempuan muda ke hotel remang-remang."

"Ya ampun, kamu, Tigran. Pengertian kencan aja kamu bahas panjang lebar begini kayak kereta api. Mama ingin tahu kelanjutan ceritamu dengan si Lova..."

Belum selesai Bu Rosmida melanjutkan kalimatnya, Tigran dengan sigap memotong kalimat yang keluar dari bibir tebal Bu Rosmida.

"GATOT, Ma, alias gagal total."

"Hah? Kok bisa, Tigran?"

"Tigran-Tigran melulu! Nama saya Tigor, Ma! Tigor Ranggainang! Jangan panggil saya dengan nama aneh buatan Mama itu. Tigran White? Apaan itu? Aku gak ada hubungan darah kok dengan Andrew White! Lagi pula, aku seorang pengangguran, Ma, bukan seorang PNS yang Mama karang-karang itu!"

"Ada apa denganmu? Kenapa nada bicaramu tinggi seperti itu? Mau kulempar pake ember lagi rupanya kau?"

"Aku hanya ingin dicintai oleh orang dengan tulus, Ma! Aku hanya ingin ada perempuan yang menyayangiku apa adanya tanpa harus menggunakan nama palsu, tanpa harus pura-pura menjadi PNS, tanpa harus menjadi orang lain!"

"Tigran, Tigran, anak Mama, dengar ya, Nak. Yang tulus itu hanya penyanyi yang nyanyi lagu 'Gajah' itu, loh. Kalau kau berbicara perkara mencintai dan dicintai, di antaranya harus ada kedewasaan dan kemapanan yang membuat satu sama lain saling jatuh cinta."

"Maksud Mama?"

"Mencintai dan dicintai itu butuh materi. Dia butuh kepastian. Dia butuh dipupuk selalu setiap saat agar tidak mati. Kau tidak akan bisa dicintai dengan kondisimu saat ini, Tigran. Sekarang, katakan, perempuan mana yang mau dijadikan istri oleh suami yang tidak memiliki pekerjaan? Perempuan mana yang ingin dijadikan istri oleh suami yang tidak memiliki materi? Tidak ada, Tigran. Tidak ada seseorang dapat mencintai atau dicintai dengan tulus semata tanpa adanya kemapanan. Camkan itu. Tidak ada."

"Baik, Ma, kalau begitu. Akan kubuktikan kepada Mama bila ada seseorang yang akan mencintaiku nanti dengan tulus dan tanpa syarat."

"Mama juga tidak akan menikahi bapakmu bila dia tidak mapan."

"Mapan apanya, Ma? Usaha angkot bapak itu sudah sepi sekali, loh. Hampir semua orang sekarang lebih memilih menggunakan transportasi online ketimbang angkot."

"Tapi bapakmu itu pekerja keras, Tigran. Bukan seperti dirimu yang seharian tidur dan ngasih makan burung beo lalu berharap dapat wanita cantik yang tulus mencintaimu. Bapakmu saat muda jauh lebih baik dari dirimu. Dia jauh lebih produktif, dan jauh lebih bekerja keras. Memang usaha bapakmu tidak membikin kita kaya raya, kadang lebih banyak kurangnya malah, tapi Mama bangga dengan bapakmu itu. Mama merasa aman dan nyaman selama ada dia. Nah, kamu tahu apa artinya itu, Tigran?"

"Tidak tahu, Ma."

"Berikan rasa aman dan nyaman kepada perempuan terlebih dahulu, maka ia akan jatuh cinta ke dalam pelukanmu."

Tigran terhenyak mendengar Mamanya berbicara seperti itu. Ia menghentikan kegiatannya yang sedang memberi makan pepaya buat Bejo, burung beo kesayangannya.

"Jadi menurut Mama aku itu pecundang?"

"Kamu lebih buruk dari itu, Tigran."

Hening di antara keduanya beberapa detik sebelum Bu Rosmida menutup perdebatan sengit di pagi itu dengan kalimat bijak.

"Kamu hanya ingin menjadi diri sendiri, walau memble dan kere. Itulah dirimu, Tigran. Dan tahu apa yang lebih buruk dari itu semua? Kamu tetap berharap ada wanita yang akan mencintaimu," ucap Bu Rosmida, yang kemudian meninggalkan anaknya.

Tigran terpekur di hadapan burung beo peliharaannya. Dan burung itu bicara:

"Begok lo."
"Begok lo."
"Begok lo."

Seolah paham isi kepala Tigran.

MENANTI MENANTU : SEBUAH NOVEL KOMEDI YANG TIDAK TERLALU ROMANTISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang