BAB 9 : KOLEKSI

161 5 0
                                    

"Kamu tahu kan arti kata koleksi?" tanya Bu Rosmida kepada Tigran, sembari menulis kata KOLEKSI dengan huruf besar di bawah kata afirmasi pada papan tulis. Tidak ketinggalan, ia melingkari kata itu berkali-kali.

"Lebih dari satu," jawab Tigran.

"Betul sekali. Nah, perkara jodoh itu sama saja dengan koleksi, kau tidak akan bisa mendapatkan jodoh selama kau hanya punya satu target perempuan saja."

"Maksud mama?"

"Maksud mama, bila kau hanya mengincar satu perempuan saja, lalu kau kejar perempuan itu mati-matian. Terus bila perempuan itu menolak cinta kau, bagaimana perasaan kau?"

"Ya, sedih lah, ma."

"Tepat sekali! Kau tahu alasan kenapa kau sedih?"

"Ya, karena ditolak. Emang apa lagi alasannya?"

"Nah, di sini kau salah, Tigran. Tahu kau, orang-orang yang putus asa karena ditolak cintanya itu bukan karena sedih ditolak sama ceweknya."

"Terus karena apa dong, ma?"

"Itu karena dia hanya mencurahkan tenaga, emosi, dan pikirannya kepada satu perempuan. Setelah perempuan itu menolak cintanya, lantas dia sedih karena merasa apa yang telah dilakukannya sia-sia."

"Hemmm." Tigran mencoba untuk mengerti.

"Bayangkan, seandainya kau pasang target tiga hingga lima wanita, bila satu menolakmu, tentu kau akan sedih, tapi kau tidak akan sesedih orang yang hanya memasang target satu perempuan. Kau akan bangkit lagi, dan kau akan cepat melupakan perempuan itu dan beralih ke perempuan satunya lagi."

"Bila ditolak juga?"

"Ya, kau pindah target ke perempuan satunya lagi. Ditolak lagi? Pindah lagi ke target baru, terus begitu sampai habis koleksimu. Setelah habis dan kau masih belum mendapatkan jodohmu, tebak apa yang harus kau lakukan?"

"Apa dong, ma?"

"Kau buat klaster koleksi lagi, lagi, dan terus lagi."

"Mama mau buat aku menjadi playboy, ma?"

"Bila kau mengoleksi perempuan untuk mencari jodoh, tidak. Mama rasa itu bukan playboy, tapi bila kau mengoleksi perempuan hanya untuk mencari kesenangan, nah itu mama sepakat kalau kau playboy."

"Jadi apa namanya dong ini, ma?"

"Ini namanya seleksi alam, Tigran. Kau sedang melakukan seleksi alam terhadap jodohmu."

Mall Bekasi Indah

AqdStrbkspkkrdgnungukmdmn?

Tigran membaca pesan singkat dari perempuan bernama Lovawati. Seketika, nasihat Bu Rosmida menghampiri telinganya.

Namanya Lovawati, cantik dia, dia kerja di DISDUKCAPIL. Kau harus ramah dengan dia, jaga cara bicaramu, jangan cengengesan, hanya bocah yang cengengesan. Kau harus gentle, dan buktikan ke dia kalau kau pria.

Tigran membalas pesan singkat Lovawati.

Aku baru sampai di parkiran, kamu di mana?

Sent.

Beberapa menit kemudian, perempuan itu membalas.

strbks

Tigran curiga bila satu tangan perempuan ini buntung sehingga dia mengetiknya dengan tangan satunya lagi. Hal ini karena semua pesannya ditulis dengan amat singkat hingga sukses membuat kedua bola mata Tigran berdarah-darah.

Tigran sampai di kedai kopi ternama dan mendapati Lovawati sedang membaca sebuah novel sembari menyeruput Caramel Java Chip-nya dengan anggun. Mamanya tidak berbohong saat mengatakan kalau Lovawati merupakan perempuan yang anggun. Kulitnya yang terang tampak indah dibalik balutan kardigan berwarna merah muda.

MENANTI MENANTU : SEBUAH NOVEL KOMEDI YANG TIDAK TERLALU ROMANTISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang