Part 1

109 7 2
                                    

Mahasiswa semester 3 seharusnya sudah hafal dengan tata letak ruangan maupun laboratorium di fakultasnya. Namun akibat pandemi yang tidak kunjung berakhir, mahasiswa angkatan 2020 bahkan tidak bisa melaksanakan penerimaan mahasiswa baru seperti tradisi ditahun-tahun sebelumnya.

Pemberian materi yang diberikan secara daring selama dua semester penuh mau tak mau membuat mereka belum tau bagaimana kondisi kampus dan lingkungan mahasiswa itu sendiri. Mereka baru mulai melakukan kegiatan di kampus semester tiga ini sehingga tidak heran masih banyak yang tidak tau arah ruangan yang dituju. Seperti April dan ketiga sahabatnya yang saat ini benar-benar seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

“aduh, ruangan Pak Bintang di bagian mana sih? Capek tau muter-muter daritadi” Keluh April

“Ya nggak tau. Kita juga baru pertama kesini” Surya menghela napas

“Lagian kenapa harus kita yang disuruh ketemu dosen sih?” misuh Puput

“Surya, coba lo tanya dulu ke Pak Bintang, ruangannya bagian mana? Kalau dikasih nomor doang sampe besok juga nggak bakal ketemu” Rani memberi saran

“Aish gue nggak berani. Lo aja deh Pril”

“Giliran ginian pasti gue yang ditumbalin” keluh April namun tetap mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi dosennya.

Sepuluh menit telah berlalu tetapi belum ada balasan dari yang bersangkutan. Jangankan balasan, pesan April saja belum dibaca.

“Nggak dibales nih. Coba nanya aja lah”

“Put coba tanyain ke yang lagi jalan itu” Saran Surya saat melihat ada dua laki-laki yang jalan ke arah mereka

“Lah itu bukannya Pak Bintang?” Tanya April bingung.

“Ih iya itu Pak Bintang” Rani memastikan

Sayangnya Puput sepertinya tidak mendengarkan percakapan temannya dan meneruskan niatnya untuk bertanya

“Maaf kak, ruangannya Pak Bintang dibagian mana ya?”

Pak Bintang tertawa kecil mendengar pertanyaan Puput, sedangkan pria yang ada disampingnya hanya tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.

Untuk sejenak, April seperti terpana dengan senyum tipis pria yang kemungkinan besar adalah kakak tingkatnya sendiri. Paras pria itu tampan. Sangat tampan malah. Dan April adalah satu diantara mereka yang menyukai pria tampan

“Kalian ada perlu apa dengan Pak Bintang?”

“Kami perwakilan kelas yang diminta untuk menghadap kak”

“Oh kalian yang mau setor absen ya?” Tanya Pak Bintang

“Iya K—“

“Iya Pak” April yang sudah sadar sepenuhnya dari lamunannya memotong perkataan Puput

“Hah? Pak?” bingung puput

“Ya Allah, Put itu yang barusan nanya Pak Bintang” Gemas Surya

“Hah? Eh?”

“Pak maafin temen saya ya”

“Haha tenang saja. Wajar kalau masih ada diantara kalian yang tidak kenal dengan saya”

“Aduh Pak saya minta maaf” ujar Puput dengan wajah memelas.

Sedangkan Yang lain hanya bisa menahan tawa melihat kelakuan nya

“Absennya kalian letakkan di meja saya ya. Lio, kamu antar mereka ke ruangan ya. Saya harus ke kantor dekan untuk mengurus sesuatu”

Pemuda bernama Lio yang sedari tadi hanya diam disamping pak Bintang hanya menganggukkan kepalanya.

MisfitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang