Part 13

20 2 0
                                    

Beberapa menit setelah teman-temannya pulang, tantenya akhirnya tiba di ruangan tempat April dilrawat. Ia datang berdua bersama suaminya.

"Kamu Lio ya?"

"Iya tante" Lio tersenyum tipis

"Terima kasih ya sudah mengabari kami tadi. Apa kata dokter nak?"

"April kena tipes tante. Dia harus dirawat dulu untuk dimonitor kondisinya. Kalau progress nya baik dia bisa keluar dalam 3 hari" Lio menjelaskan dengan nada sopan dan lebih lembut dibanding saat berbicara dengan April.

April mencibir pria itu dalam hatinya. Dia sangat pandai berpura-pura baik didepan orang-orang.

Jangan tertipu sama nada dan wajahnya itu tante. Dia itu aslinya kayak setan.

"Aduh gitu ya? Tante pikir kamu bisa langsung pulang nak. Makanya ini tante sama om nggak bawa apa-apa"

"Makan dulu rotinya Pril" Om nya menyerahkan roti pesanan April

"Jadi gimana ya ini?"

"Kamu nginep aja sayang nemenin April. Anak-anak biar aku yang urus" Saran om April

"Nggak usah tante, om. April nggak papa kok sendirian. Kasihan adek kalau ditinggal" April mencoba menolak

"Ya nggak bisa gitu dong sayang. Kamu juga lagi sakit. Kamu juga tanggung jawab tante. Bener kata om kamu. Tante aja yang tinggal"

"Tapi tan, adek juga lagi sakit kan? Adek lebih butuh tante daripada aku" April tersenyum menenangkan

"Jangan sungkan nak sama kami. Kamu itu udah kayak anak pertamanya kami. Jangan gitu ah" Tegur om April

Lio yang sedari tadi hanya menjadi pendengar akhirnya memutuskan untuk menyampaikan pendapatnya.

"Om, tante maaf saya lancang tapi kalau saya boleh memberi saran om dan tante pulang saja. Benar kata April anak tante lebih membutuhkan kalian. Untuk April sendiri biar saya yang menjaga malam ini. Tante bisa datang besok sekalian dengan barang-barang yang dibutuhkan April selama dirawat. Bagaimana?"

April sangat ingin mengutarakan bahwa ia tidak setuju dengan ide Lio yang akan menjaganya, tapi April juga tidak mungkin membiarkan tantenya menjaga dirinya disaat adik sepupunya yang bahkan belum satu tahun sedang sakit.

"Iya tan, om. Gitu aja gimana?" Dengan sangat terpaksa April ikut membujuk dengan saran Lio

Tante dan om nya saling berpandangan sebelum akhirnya om nya mengangguk dan tantenya menghela nafas.

"Nama mu Lio kan? Ayo ikut saya keluar sebentar"

Om April dan Lio berjalan bersama keluar dari ruangan itu.

Tante April mengambil tangan April untuk digenggam

"Nak, tante tau kamu tidak mau merepotkan tante dan om mu. Tapi kamu harus ingat kalau selama kamu disini, kami lah orang tua mu. Kami tidak merasa direpotkan sayang" Tante April tersenyum

"Tante tau beban kamu itu berat. Tante tau kamu tidak mau mengecewakan siapapun terutama keluarga kita. Tapi kalau kamu capek ya istirahat sayang. Kalau kamu nggak sanggup bilang. Keluarga kita hanya ingin kamu sehat ok"

April tersenyum dengan air mata yang mulai mengalir keluar. Keluarga adalah satu hal yang akan selalu berhasil membuatnya menangis. Bagaimanapun dia adalah anak pertama. Ia selalu merasa mempunyai tanggung jawab yang besar sampai terkadang memaksakan dirinya.

"Udah jangan nangis dong. Nanti kepala mu pusing" Tante April menghapus air mata yang keluar dan memeluk gadis itu.

"Kamu apain itu keponakan kamu?"Tegur om April yang telah selesai berbicara dengan Lio

MisfitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang