April tidak akan menimpali candaan apapun lagi mengenai Lio. Pria itu seperti sedang membalas dendam karena sudah dijadikan candaan. Jika caranya membalas dendam adaah dengan mebuat April menjadi bahan candaan mungkin gadis itu masih bisa terima. Tapi Lio membalas candaan itu dengan menjadikann laporan April sebagai candaan.
Setelah hari itu, April asistensi untuk kedua kalinya dan kali ini lebih parah dari sebelumnya. Lio membuat April merubah total isi laporannya. Benar-benar harus merubah setiap paragraf yang ada. Padahal di asistensi sebelumnya, beberapa bagian sudah disetujui oleh pria itu.
April bukannya tidak melayangkan protes kepada Lio. Hanya saja asisten praktikumnya itu tidak memberi respon yang berarti terhadap protesannya.
April menyerah. Ia mengalah. Ia mengerjakan semuanya dari awal dan akan membalas dendam kepada Lio dengan cara membuat laporan terbaik yang tidak menyisakan celah untuk di koreksi lagi.
Malam ini akhirnya ia bisa tertidur nyenyak. Setelah perjuangan April begadang 2 hari berturut-turut hanya untuk menyelesaikan laporan yang menurutnya "sempurna" dan siap diberikan kepada Lio.
Sekali lagi, praktikum yang harus ia selesaikan semester ini tidak hanya satu mata kuliah. Meskipun yang paling menyusahkan adalah praktikum mata kuliah ini. Bukan karena materinya, namun karena asistennya adalah Lio. Jujur saja badannya butuh istirahat.
April dan seluruh angkatannya sejujurnya seperti terkena culture shock karena banyaknya praktikum yang berjalan. Dunia perkuliahan mereka dimulai dengan kondisi semuanya serba digital dan online. Setelah dipaksa beradaptasi dengan sistem tersebut, sekarang mau tidak mau mereka harus kembali beradaptasi dengan sistem praktikum yang mulai kembali normal.
**
Teman-temannya sudah menunggu April didepan ruangan asisten. Mereka sudah berjanji untuk masuk kedalam bersama-sama. Lebih baik beramai-ramai daripada sendiri walaupun nanti April akan sendiri menghadapi Lio.
"Yok lah masuk" Ajak April melihat ternyata dia yang datang terakhir.
"Bentar dulu Pril. Didalam lagi ada dosen"
"Ada masalah lagi?"
"Nggak tau"
Akhirnya April memilih duduk dibangku disamping teman-temannya. Mereka berbincang-bincang dengan berbagai topik sebelum akhirnya di perbolehkan masuk kedalam.
Seperti biasa April langsung menuju ke Lio. Kali ini Lio tidak sendirian. Ada Clara dan Juli yang terlihat sedang berdiskusi dengan Lio. April agak ragu untuk bergerak maju, ia tidak ingin mengganggu kegiatan apapun itu dan yang pasti tidak ingin mendapat lirikan sini dari kedua wanita yang sedang mengapit Lio.
"Kita bicarakan lagi nanti"
Lio mengakhiri diskusi tersebut lalu memberi isyarat kepada April untuk mendekat. Clara dan Juli pergi dari sana dengan sedikit tidak ikhlas.
Tanpa basa-basi, April mengeluarkan laporannya dari tasnya dan menyerahkannya kepada Lio. Lio menyuruh April untuk meninggalkannya diatas meja dan datang kembali besok untuk mengambilnya. April hanya mengiyakan dan beranjak menuju teman-temannya.
Lio terlihat sangat sibuk mengurus apapun yang sedang ia kerjakan di meja itu. Dan melihat dari wajahnya, April menebak bahwa Lio sedang ingin fokus dengan hal itu tanpa memikirkan hal lain.
Begitu teman-temannya sudah menyelesaikan laporannya, mereka semua pergi dari ruangan itu. Mereka berniat untuk pergi ke pinggir danau untuk sekedar menghilangkan penat mereka.
"Ah, akhirnya praktikum 1 matkul selesai ya" ujar Rani penuh kelegaan
"Gila. Gue rasanya capek banget. Semua anak kuliahan kayak kita nggak sih?" Keluh Husnul
KAMU SEDANG MEMBACA
Misfit
General FictionAsisten praktikum itu biasanya lebih susah dihadapin dari pada dosen ya kan? . "Permisi kak" Tanya April agak takut Lio mendongakkan kepalanya dan meminta April untuk menunggu sebentar. Mata April melirik kertas yang diberi nilai oleh Lio dan baru s...