Satu minggu sudah berlalu sejak Olivia pergi meninggalkannya. Kini Richard kembali melewati hari-harinya seorang diri. Namun selama satu minggu ini pula Richard tidak mau menemui dan bicara dengan siapa pun. Dia hanya pergi bekerja, lalu pulang. Semua orang yang mengetahui kabar mengenai Olivia yang berpisah dengannya seolah ingin menanyakannya langsung pada Richard namun sayangnya, Richard memutus semua kontak.
Bahkan Helena pun tidak bisa menemuinya.
Richard hanya ingin sendiri, lalu memikirkan semua hal yang terjadi dalam hidupnya.
Saat ini, selain kepergian Olivia, satu-satunya masalah besar yang sedang berada di dalam dirinya adalah mengenai kesiapannya untuk memiliki hubungan dengan Olivia.
Richard mencintai Olivia, sangat mencintainya hingga ketika Olivia pergi dan dia hanya diam tanpa mau menatap Olivia, Richard merasa kacau dan merasa membutuhkan pelampiasan untuk menyakiti dirinya sendiri.
Maka, dia hanya pergi ke dapur, mengambil sebuah pisau lalu menyayati satu telapak tangannya sendiri hingga darahnya berceceran di atas lantai. Dan yang lebih gila lagi, wajah Richard tampak sangat tenang melakukan semua itu.
Richard benar-benar merasa telah menjadi sorang monster seutuhnya. Apa lagi dia telah mengatakan jika dia tidak peduli bayi yang berada dalam kandungan Olivia hidup atau pun tidak.
Richard sadar perkataannya pasti menyakiti Olivia yang sangat mencintai bayi mereka. Dia bahkan merasa berengsek telah mengatakannya, namun pada saat itu, pikiran Richard benar-benar kacau. Terlebih lagi dengan ucapan Olivia yang membawa-bawa bayinya dan Helena yang tidak bisa hidup karena kesalahannya sendiri.
Richard marah dan pada akhirnya merasa adil melakukan hal yang sama pada bayinya dan Olivia. Dan sekarang dia menyesal. Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu pada Olivia sekaligus bayimereka.
Bahkan sampai detik ini pun, semua itu terus bersarang dikepalanya.
Richard merindukan Olivia, dia sangat merindukannya. Selama satu minggu ini pun, Richard kesulitan untuk tidur. Dia gelisah, mencemaskan Olivia dan juga... bayi mereka.
Bagaimana jika ada yang mencelakai Olivia dan membuat sesuatu hal buruk menimpa bayi mereka? Olivia pasti akan hancur dan tidak akan pernah mau memaafkannya.
Ingin sekali Richard pergi mencarinya, memohon ampun padanya. Namun, Richard merasa sangat takut jika dirinya sendiri lah satu-satunya hal yang paling berbahaya untuk Olivia.
Richard tertawa hampa sambil meneguk minumannya. Berengsek, pikirnya. Kenapa setiap kali dia mencintai seseorang, hal ini terus terjadi?
Dulu, Helena. Mereka saling jatuh cinta namun pada akhirnya Richard menyerah dengan sikap berengseknya.
Lalu saat ini Olivia. Dan lagi-lagi... Richard melakukannya.
Tapi apa kali ini dia sanggup untuk melakukan hal yang sama seperti dulu dia melakukannya pada Helena?
Brak!
Pintu ruang kerja Richard terbuka dengan hempasan yang kuat. Richard mengernyit saat melihat Adam masuk dan menatapnya tajam. Lalu, belum sempat Richard bertanya, Adam sudah melayangkan pukulannya di wajah Richard.
"Kau memang lelaki berengsek!" umpat Adam kasar. Dia hampir saja memukul Richard lagi namun Alex yang berlari tergesa-gesa menghampirinya menahannya. "lepaskan aku, akan kubunuh bos sialanmu ini." Teriak Adam penuh amarah.
"Hentikan, Mr. Milano." Ujar Alex memperingati.
"Usir dia." Perintah Richard sambil menyeka sudut bibirnya yang berdarah. Richard tahu mengapa Adam memukulnya. Apa lagi, kalau bukan soal Olivia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Suit
General FictionRichard kira mencintai Olivia dan calon bayi mereka saja sudah cukup. Tapi ternyata tidak. Desakan pernikahan dari orang-orang disekitar mereka membuatnya frustasi. Mungkin bisa kembali mencintai orang lain mudah untuk dia lakukan. Tapi untuk berkom...