"Mr. William, ada Nona Rachel yang mau menemui anda."
Richard mengerutkan dahinya ketika mendengar ucapan sekretarisnya melalui telepon di mejanya. Tidak biasanya Rachel datang menemuinya di kantor. Bahkan wanita itu tidak memberitahunya lebih dulu. "Suruh saja dia masuk."
Begitu Rachel masuk ke ruangannya dan duduk di depannya, Richard langsung menghentikan semua kegiatannya. "Ada apa?"
Rachel bersedekap di depannya. "Aku yang seharusnya bertanya seperti itu. Ada apa, Richard? Kenapa kemarin malam kau tidak melakukan apa yang seharusnya kau lakukan untuk Olivia?"
"Maksudmu?"
"Ouh, kau memang idiot. Berlutut dan memberinya cincin yang kumaksud."
Richard mendengus sambil menyandarkan punggungnya. "Sudah ada banyak perhiasan di rumah kami yang kuberikan padanya dan Olivia bukan tipe wanita yang menggilai perhiasan. Dia bahkan jarang memakainya. Itu bukan hadiah yang dia mau."
Kedua mata Rachel membulat seketika. Lelaki di depannya ini memang benat-benar idiot ternyata. "Bukan hadiah, Richard! Tapi lamaran!"
"Lamaran?"
"Ya! Lamaran. Will you marry me, Olivia? Harusnya itu yang kau katakan padanya. Bukan malah memberitahu orang-orang tentang kelahiran anak kalian nanti. Kau ini tolol, huh?"
Lamaran... itu artinya akan ada pernikahan.
Richard mulai duduk tidak nyaman di tempatnya. "Kami belum memikirkan hal itu, Rachel."
"Kami atau hanya kau?" kedua mata Rachel menyipit seketika. "Kemarin aku mengira kau akan melamarnya saat membuat pengumuman di depan semua tamumu. Dan dengan tololnya aku mengatakan pada Olivia tentang apa yang ada di kepalaku."
"Apa? Kau mengatakan pada Olivia kalau..."
"Ya, ya, aku mengatakan padanya kalau kau mungkin akan melamarnya. Tapi ternyata tidak! Kau tahu, aku sangat merasa bersalah pada Olivia. Wajahnya seperti baru saja di siram air es saat kau malah mengatakan hal yang berbeda saat itu."
Shit!
Rachel benar-benar membuat kepalanya mendadak pusing. "Kenapa kau mengatakan hal yang tidak-tidak padanya, Rachel?" geram Richard tertahan.
Rachel mendengus. "Itu bukan hal yang tidak-tidak. Seharusnya kau memang melakukan itu! Kalian saling mencintai dan memutuskan kembali bersama. Olivia hamil, bayimu! Lalu apa otak jeniusmu itu tidak berpikir kearah sana? Kau mau Olivia melahirkan bayi kalian tanpa suami?"
"Ada aku!"
"Tapi kau bukan suaminya!"
"Aku ayah dari bayi kami."
"Dan itu terdengar semakin menyedihkan. Kau mau bayi kalian lahir tanpa ikatan yang jelas?"
"Apa masalahnya? Banyak orang yang melakukan itu."
"Hanya jika mereka berdua sama-sama menginginkannya. Tapi aku yakin seribu persen kalau Olivia tidak. Dia menginginkan pernikahan dan itu terlihat jelas di dahinya!"
Richard tahu yang dia lakukan saat ini hanya sebuah cara untuk melarikan diri. Pernikahan? Tidak... Richard tidak pernah sekalipun memikirkan hal itu sejak dia dan Olivia kembali bersama.
Bagi Richard, hidup mereka saat ini sudah sangat sempurna. Mereka saling mencintai dan akan selalu ada satu sama lain. lalu beberapa bulan lagi akan ada bayi mereka yang ikut membuat lengkap kesempurnaan mereka.
Untuk apa lagi pernikahan kalau semua kebahagiaan sudah lengkap menurutnya?
"Kami tidak akan menikah." Cetus Richard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Suit
General FictionRichard kira mencintai Olivia dan calon bayi mereka saja sudah cukup. Tapi ternyata tidak. Desakan pernikahan dari orang-orang disekitar mereka membuatnya frustasi. Mungkin bisa kembali mencintai orang lain mudah untuk dia lakukan. Tapi untuk berkom...