1

7.2K 572 25
                                    

Olivia baru saja keluar dari sebuah salon. Dia hanya melakukan perawatan di akhir pekan untuk menyenangkan hati kekasihnya. Ketika Gerald, supir yang juga merangkap sebagai bodyguardnya  yang sudah bekerja dengannya dipagi pertama ketika dia kembali kerumah Richard, membukakan pintu mobil untuknya, Olivia mendengar seseorang memanggilnya.

Langkahnya terhenti, kemudian dia berbalik untuk melihat siapa yang memanggilnya. Seorang lelaki yang tampak tidak asing di matanya. Lelaki itu memakai celana denim hitam dan kemeja putih."

"Kau Olivia, kan?" Tanya lelaki itu.

"Ya. Kau ini..."

"Liam. Mantan kekasih Helena. Kita pernah bertemu di Kelab. Kau ingat?"

Ah... ya, Olivia ingat siapa Liam. Dia yang hampir berkelahi dengan Richard saat itu karena telah mengganggu Helena.

"Miss Sinclair," Gerald menghampirinya, berdiri didepannya seolah menghadang lelaki bernama Liam yang baru saja Olivia ingat. Gerald memperlakukan Liam seolah lelaki itu akan mencelakai Olivia. Ya, bosnya yang menyuruhnya melakukan semua itu. "Mr. William tidak mengizinkan anda bicara dengan orang asing."

Olivia memutar bola matanya malas.

"Olivia," Liam memanggil Olivia dengan suara yang berbeda dari sebelumnya. Dan dia juga menatap Olivia dengan tatapan yang sedikit aneh di mata Olivia. "Ada yang ingin kukatakan. Aku yakin sangat penting untukmu. Please."

Liam menatapnya sungguh-sungguh. Membuat Olivia merasa tidak tega. "Tolong tinggalkan kami, Gelard."

"Tapi, Miss Sinclair,"

"Kami hanya bicara. Disini. Kau bisa memantauku dari tempat kau berdiri tadi, oke?"

Olivia menipiskan bibirnya hingga Gerald mengangguk ragu. Dia bisa gila kalau Richard semakin protektif dan posesif seperti ini. Keamanan selalu menjadi hal terpenting untuk tuan sempurna itu.

"Jadi, apa yang ingin kau katakan?"

"Ini tentang Helena."

"Helena?"

Liam mengangguk tegas. Bola matanya tajam menatap Olivia lurus. "Dia membohongiku. Tidak, bukan cuma aku, tapi juga kalian."

"Apa maksudmu?" Tanya Olivia memandangnya bingung.

Liam menarik napas berat sejenak. Seolah apa yang akan dia katakan akan menguras energinya. "Dia bilang pada kalian kalau aku berselingkuh. Iya kan?"

Olivia mengangguk. "Ya. Kau berselingkuh dibelakangnya. Padahal kalian akan menikah."

"Tidak. Itu bohong. Aku sama sekali tidak pernah selingkuh."

Olivia bergerak tidak nyaman. "Liam, maaf. Aku tidak bisa membahas masalahmu dan Helena. Aku..."

"Dia sengaja menjebakku agar bisa kembali pada Richard."

Ucapan Liam sukses membuat Olivia menghentikan kalimatnya. Liam terlihat sungguh-sungguh. Tidak ada keraguan dimatanya.

"Waktu itu aku sedang berada di kelab bersama temanku. Aku hanya minum segelas bir tapi entah kenapa aku bisa mabuk. Dan saat aku membuka mata, aku sudah berada dirumah. Bersama seorang jalang dipelukanku. Lalu tepat saat itu Helena datang dan melihat semuanya."

"Itu artinya kau sudah tidur dengan jalang itu, Liam. Tolong jangan menyangkut pautkan Richard."

"Kau tidak dengar apa yang kukatakan? Bagaimana bisa segelas bir membuat aku mabuk? Aku bisa minum tiga botol bir dan tetap baik-baik saja asal kau tau."

Olivia menghela berat. "Hanya karena itu kau menuduh Helena yang tidak-tidak?"

Liam menggelengkan kepala. "Sejak dia memutuskan hubungan kami begitu saja dan menolak bertemu denganku. Aku merasa ada yang janggal. Jadi aku berusaha mencari tahu. Dan orang pertama yang kucari adalah jalang itu.

Black SuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang