Olivia berterima kasih pada Alex yang membukakan pintu mobil untuknya. Lalu Richard menarik tangannya agar memeluk lengan lelaki itu. Olivia tersenyum kecil pada Richard saat mereka melangkah masuk ke dalam sebuah hotel. Hotel milik Rchard.
Richard bilang mereka akan merayakan ulang tahun Olivia di sana. Mungkin candle light dinner romantis, pikir Olivia. Tapi Olivia sedikit tidak mengerti saat Alex ikut masuk kedalam lift yang mengantarkan mereka menuju lantai sepuluh hotel itu. Bahkan Gerald yang entah datang dari mana tiba-tiba saja ikut masuk kesana.
"Alex dan Gerald ikut makan malam bersama kita?" bisik Olivia pelan di telinga Richard.
"Kita membutuhkan mereka malam ini." Jawab Richard. Dia tampak sibuk berkutat dengan ponselnya.
"Untuk?"
"Keamanan."
"Rich, kita tidak butuh keamanan saat sedang makan malam."
Pintu lift terbuka. Alex mempersilahkan mereka berdua keluar lebih dulu. Richard membawa Olivia menuju Ballroom dimana ada dua orang petugas hotel di depan ballroom tersebut dan tersenyum ramah padanya.
Saat Olivia bertanya-tanya di dalam hati kenapa Richard membawanya kesana, Richard malah menatapnya lembut. "Kau siap, sayang?"
"Untuk?" tanya Olivia tidak mengerti.
Richard mengangguk pada petugas hotel yang masih berdiri di depan mereka. Lalu keduanya sama-sama membukakan pintu ballroom itu.
Kedua mata Olivia terbelalak lebar seketika. Dia tanpa sadar meremas lengan kekasihnya. Bagaimana tidak, di depan sana ada sekitar puluhan orang yang menatap ke arah mereka. Tersenyum ramah padanya padahal Olivia tidak mengenali mereka.
Beberapa paparazi juga tampak sibuk dengan kilatan blizt yang mengarah kepada mereka.
"Apa ini?" bisik Olivia pelan pada Richard.
"Pesta ulang tahunmu." Jawa Richard.
Olivia menatap Richard tidak percaya. "Kau bercanda, Rich?"
Richard tersenyum simpul. "Nikmati saja pestanya, sayang."
Lalu tanpa menunggu lebih lama, Richard membawa Olivia melangkah masuk ke dalamnya. Orang-prang melemparkan kalimat happy birthday, Mr. Sinclair padanya. Yang hanya Olivia balas dengan senyuman kaku. Demi Tuhan, Olivia tidak kenal dengan mereka.
"Mereka semua siapa?" bisik Olivia lagi, masih dengan senyuman yang kaku dan kilatan bilzt yang tidak ada habisnya.
"Beberapa rekan bisnisku. Beberapa lagi orang-orang yang wajib harus ada disetiap pestaku."
"Tapi aku tidak mengenali mereka semua, Rich."
"Tenang saja, sayang. Aku sudah menyiapkan yang satu itu." Richard mengarahkan telunjuknya ke satu arah. "Kau mengenali mereka, kan?"
Kepala Olivia mengikuti kemana arah telunjuk Richd. Seyumnya mengembang seketika saat satu persatu dari mereka menghampirinya.
"Happy Birthday, Olivia..."
"Laura... thank you..." Olivia memeluk Laura erat. Sedikit merindukan wanita itu yang akhir-akhir ini jarang menghubunginya.
Lalu Olivia memeluk Jane yang tampak sangat cantik dengan balutan gaun merahnya. "Jane... aku merindukanmu. Oh ya Tuhan, kau terlihat luar biasa malam ini."
Jane terseyum malu. "Mungkin aku harus berterima kasih pada adikmu yang membelikan gaun cantik dan mahal ini. Kau tahu, dia mulai lupa caranya berhemat." Jane sengaja melirik Angela yang berdiri di sampingnya sambil mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Suit
General FictionRichard kira mencintai Olivia dan calon bayi mereka saja sudah cukup. Tapi ternyata tidak. Desakan pernikahan dari orang-orang disekitar mereka membuatnya frustasi. Mungkin bisa kembali mencintai orang lain mudah untuk dia lakukan. Tapi untuk berkom...