P8

200 22 1
                                    

Kini mereka sedang menikmati hidangan yang telah pihak WO sediakan, Gulf kini sedang menikmati puding yang ada di depannya dengan di temani phi mild yang merupakan sahabat Gulf dari kecil namun berjarak satu tahun.

" Pelan² saja makannya, ini bahkan masih banyak dan tidak akan ada yang merebutnya dari mu" ucap mild yang jengah melihat tingkah sahabatnya yang telah dia anggap adiknya sendiri.

" Tapi phi mild ini sangat enak, dan Gulf sangat suka ini hemmm" ujar Gulf dengan menyuapkan sepotong puding kedalam mulutnya kembali, Gulf bahkan terlihat lucu saat mengunyahnya karena kedua pipinya mengembung.

" Aku tau tapi bisakah kau makan dengan pelan, jika kau makan seperti ini kau bisa tersedak nantinya " peringat mild.

" Tenang saja phi, Gulf tidak ak... Huk huk" sebelum Gulf menyelesaikan ucapannya ia pun tersedak makan yang sedang ia makan.

" Hufff, apa phi bilang hah. Kenapa kau sangat keras kepala sekali Hem. Lihat wajahmu dan hidung mu sekarang, untung saja kau tersedak tidak sampai mati jika kau sampai mati aku kasihan kepada mew yang harus menjadi duda setelah menikah " ujar mild dengan mendengus kesal, pasalnya Gulf sangat sulit jika di beri tahu olehnya, tangan kanan mild bahkan memberikan Gulf air untuk minum sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk mengusap punggung Gulf dengan pelan.

"Uhuk uhuk, p.phi bukannya menolong ku tapi kau malah mencerahiku" kesal Gulf namun tangannya menerima uluran air yang mild berikan lalu meminumnya dengan pelan.

" Sayang kau kenapa Hem?" Ujar Mew yang datang setelah mendengar Gulf berbatuk.

" Dia tersedak makanan karena memakannya dengan cepat, aku tidak tau di lapar atau memang rakus" ujar mild yang menjawab pertanyaan Mew dengan nada jengah nya, melirik Gulf yang kini menatapnya dengan sorot permusuhan.

" Makanlah dengan benar baby tidak akan ada yang akan merebutnya darimu" peringat Mew kepada sang istri, mengusap lembut punggung halus sang istri berusaha meredakan.

Gulf yang mendapatkan teguran dari sang suami pun hanya mengangguk kan kepala nya saja, namun matanya menyorotkan permusuhan kepada mild yang kini duduk di depannya dengan sebuah bolu di tangannya. Mild sendiri tidak peduli akan tatapan yang Gulf berikan, dia terlalu sibuk memasukkan dan mengunyah makanan yang ia pegang.









Huammmm

Gulf kini sangat mengantuk sedari tadi dirinya terus menguap, namun para tamu belum sepenuhnya pulang padahal jam sudah menunjukkan 10 malam. Dia merasa lelah pasalnya ia telah bersiap dari jam empat pagi untuk di rias, sedang acara pemberkatan di mulai jam enam pagi setelah itu dia harus menyambut tamu dari sang ayah dan mertuanya.

Kakinya bahkan sudah terasa pegal, ingin sekali Gulf meregangkan otot²nya agar tidak terasa kaku.

" Apa sudah lelah sayang, jika ia masuklah kekamar yang telah tersedia untukmu dan ajaklah suamimu " ujar Sang bunda yang selalu memperhatikan anaknya yang selalu menguap.

" Apa tidak apa bunda, lalu bagaimana dengan mereka yang masih disini?" Gulf bertanya kepada sang bunda dengan kepala yang ia taruh di atas meja.

" Tidak apa sayang, disini masih ada kami. Masuklah kekamar kalian biar mommy daddy ayah dan bunda yang menemani tamu" ujar mommy Lea yang duduk di samping kanan Gulf.

" Mew" panggil mommy Lea kepada sang anak.

Mew yang merasa terpanggil mendekati mommy, duduk di samping sang istri yang sedang menyandarkan kepalanya pada meja. Mew tau bahwa istri nya sudah mengantuk terlihat dari matanya yang sudah memerah, bahkan ada sedikit air mata yang sudah menetes di pipinya akibat sang istri menahan kantuk.

Dragon LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang