P9

206 23 1
                                    

Gulf yang sudah tidak tahan dengan tingkah Mew dengan gerakan cepat ia mencium bibir itu, berdiri dari atas tubuh mew namun sebelum dirinya bangun Mew lebih dulu menarik pinggangnya dan ia pun terjatuh kembali di atas tubuh mew dengan bibir tepat menempel pada bibir Mew.

Mew pun tidak menyianyiakan kesempatan, ia dengan cepat menyesap bibir bawah Gulf dengan tidak sabaran. Gulf yang tadinya terdiam kini pun membalas ciuman Mew pada bibirnya, walaupun dia sendiri tidak dapat mengimbangi keganasan sang suami saat mencium bibirnya.

Nggehhhh

Gulf melengkuh dalam ciumannya, menepuk pundak Mew agar melepaskan tautan bibirnya. Dia telah kehabisan nafas akibat ciuman di pagi hari ini, bahkan ia dapat merasakan bahwa sesuatu di bawah sana telah menegang.

Mew yang menyadari bahwa Sang istri kehabisan nafaspun melepaskan tautan bibirnya, mengelap Saliva yang menetes melalui dagu Sang istri dengan sayang. Mew tau bahwa di bawah sana sudah ada sesuatu yang telah berdiri tegak mengalahkan gravitasi, namun mew tidak ingin memaksa sang istri jika sang istri sendiri belum menginginkannya.

" Ingat mandi bersama?" Tawar Mew kepada sang istri yang kini memandangnya dengan tatapan lembut.

" Apa phi tidak akan melakukannya?" Ujar Gulf yang malah memberikan pertanyaan atas pertanyaan Mew.

" Phi tidak akan memaksamu sayang, phi akan menunggu" ucap mew dengan mengelus kepala sang istri dengan sayang.

" Gulf siap phi, Gulf juga ingin merasakan dengan orang yang telah menjadi suami Gulf" ujar Gulf dengan menunduk dan jarinya bergerak membuat polah abstrak di dada Mew.

Mew yang melihat itu merasa gemas, mengangkat wajah Gulf agar menghadap padanya. Mencium pucuk kepala Gulf dengan sayang, membelai pipi itu dengan lembut namun sensual. Gulf yang mendapatkan perlakuan itu dari sang suami memejamkan matanya.










Mew mencumbu bibir itu dengan nafsu yang tinggi, dia merasa candu kepada dengan bibir sang istri yang terasa manis.

Nggehhh

Lengkuhan Gulf terdengar merdu di telinganya, tangan Mew kini meraba tubuh Gulf dengan sensual sehingga erangan Gulf terus terdengar meski bibirnya masih mendapatkan lumayan basah dari sang suami. Tangan Mew kanan Mew kini turun kebawah, ia berusaha melepaskan celana Gulf karena baju Gulf telah terbuka meremas gundukan itu dengan lembut membuat Gulf tersentak karena bagian sensitifnya di mainkan oleh Mew.












Diluar sana hujan telah menguyur bumi dengan angin yang bertiup sedang, untuk kilat petir tidak terlihat. Cuaca dingin kini telah menyelimuti namun tidak dalam sebuah kamar hotel yang kini di tempati oleh pengantin baru, di dalam kamar itu terasa panas dengan desahan yang terus menggema di setiap sudutnya.

Peluh terus membanjiri tubuh keduanya, nafas menderuh terjadi secara sahut menyahut bagai melodi tersendiri di telinga mereka. Bahkan sudah terhitung empat jam mereka melakukan pergulatan panas itu, namun keduanya sepertinya tidak merasakan lelah ataupun letih.

Pasalnya mereka telah melewatkan waktu untuk sarapan, bahkan kini jam menunjukkan angka 11:45.

Ngggeeehhh

Lengkuhan mereka terdengar secara beriringan.

" Terrr lla lu dallam phhiiii" ujar Gulf dengan tersendat akibat hentakan Mew di bawah sana.

" Nggehhh, kau sanagggattt nikkkmmaat sayang" ujar Mew yang terus saja menumbuk lubang Gulf dengan cepat, mungkin Mew mengeluarkan semua kekuatan untuk menghancurkan lubang sang istri.

" Nggeehhh ahhh ahhh ahhh" gulf hanya bisa mendesah merasakan perih dan nikmat pada lubang dan putingnya.

" Pphhhiiii Kana inggginnnn" ujar Gulf yang seperti akan mencapai puncak, seakan mengerti bahwa sang istri akan sampai pada pelepasannya Mew menggerakkan pinggulnya semakin kencang untuk membantu Gulf memuntahkan laharnya yang entah kesekian kalinya.

" Bbbersama sayang" ujar Mew yang seperti juga akan mendapatkan putihnya.

" Ahkkkk/ sayang ahkkk" lengkuhan mereka yang telah sampai pada putihnya secara bersamaan.

" Suddddaahh na pphi mew, Gulf sangat lapar" ujar Gulf dengan memegang perutnya yang mungkin kini terasa kembung akibat menampung sperma Mew yang terlalu banyak.

" Hem kalau begitu kita mandi dulu na, setelah itu kita turun menuju lestoran yang berada di dalam holet ini" ujar Mew yang mengelap keringat yang berada di dahi sang istri.

" Ayo" ucap Gulf yang merentangkan tangannya, bertanda bahwa ia ingi di ngendong menuju kamar mandi.

" Manja sekali istri phi ini Hem?" Ujar Mew menjawil hidung sang istri dengan gemas.












45 menit mereka untuk membersihkan diri dan berpakaian, Mew membawa Gulf menuju lestoran yang tersedia di hotel itu. Memesan makanan secukupnya, setelah mereka mengamati sekitar dengan pandangan dan pemikiran mereka masing².

15 menit makanan mereka telah tibah dengan pesanan Gulf ayam goreng dan Mew memesan udang saus tiram, Mew tau bahwa sang istri alergi terhadap seafood dan oleh sebab itu Mew memesankan Gulf ayam goreng saja.

Mereka makan dengan diam, pasalnya itu sudah menjadi kebiasaan mereka saat sedang menikmati hidangan disaat mereka belum menikah atau tepatnya bersama orang tua.

Mew yang memperhatikan cara makan Gulf pun mengulurkan tangannya untuk membersihkan noda yang berada di sudut bibir Gulf dengan jarinya setelahnya menjilat jari itu, Gulf yang melihat itu tersipu malu akan tindakan sang suami di depan umum.













" Apa sudah kenyang?" Mew bertanya kepada sang istri yang kini bersandar di bahunya setelah selesai menikmati sarapan pagi merangkap makan siang itu.

" Sangat, bahkan perut Gulf kini seperti orang yang sedang mengandung" Gulf memajukan bibirnya saat mengucapkan itu, hal itu membuat mew merasa gemas. Pasalnya Gulf berucap dengan mengelus perutnya pula dengan dagu yang sedikit di angkat untuk melihat dirinya.

" Hahahahah tidak apa, bukankah jika nanti kita memiliki anak perut ini akan terlihat tebih besar lagi" ujar Mew dengan tangan yang ikut mengelus perut Gulf dengan sayang.

" Emmmm, phi benar. Jika nanti kita memiliki seorang anak phi ingin anak perempuan atau laki²?" Tanya Gulf yang kini telah berhadapan dengan sang suami.

" Apapun jenis kelamin anak kita nanti phi akan menerima dengan senang hati, namun apabila tuhan memberikan kita anak kembar phi menginginkan keduanya " ujar Mew mengelus pipi Gulf yang terasa halus di tangannya.

" Apa Gulf nanti bisa merawat mereka bila mereka kembar?" Gulf bertanya dengan nada sedih nya.

" Hey lihat phi" ujar Mew membawa wajah Gulf agar menghad padanya lagi" kau tidak akan merawat mereka sendiri sayang, phi juga akan membantu merawat dan membesarkan anak kita nanti. Bukankah kita telah berjanji?" Mew mengingat sang istri akan janji yang ia buat saat di altar saat itu.

" Phi benar, seperti bunda mommy ayah dan daddy juga akan ikut merawat cucu mereka nantinya " Gulf kini berucap dengan binar di matanya, ia sedang membayangkan betapa bahagianya keluarga nya nanti di saat ada anak mereka di dalamnya.

" Tentu saja, mungkin mereka yang paling bahagia jika mereka akan memiliki cucu" Mew kini mengulurkan tangannya agar di sambut oleh Gulf, Gulf dengan senang hati menyambut uluran tangan sang suami. Berjalan meninggalkan lestoran itu secara bergandengan tangan, setelah membayar makan yang telah mereka habiskan.

🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️

Sepi kaya kuburan
Kuburan aja sekarang udah ramai


Dragon LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang