Bayang-bayang tadi siang teringat kembali. Membuatnya tak tersadar mengembangkan senyum di tengah keramaian supermarket. Tangannya mendorong troli sedikit demi sedikit mengikuti orang di depan.
"Lo jangan senyum-senyum sendiri gitu lah, To. Orang-orang bisa salah paham sama kita!" ucap orang yang baru saja menaruh mie di atas troli.
Haruto tersadarkan dari lamunan, "Siapa juga yang senyum sendiri?"
"Serah deh."
Pemuda jangkung di depannya kembali berjalan dan langsung diikuti oleh Haruto.
Ia sedang berbelanja bersama kakak tingkat yang juga merupakan sepupunya. Namanya Yoshi si mahasiswa tingkat akhir yang sedang menunggu jadwal sidangnya diterima. Mereka tinggal di tempat kos yang sama dan kebetulan pasokan makanan instan ala anak kos sudah habis.
"Tadi ibu kos nitip beli minyak. Lo duluan aja ambil minyak dua liter tiga biji. Gue mau ambil nugget dulu."
Haruto mengangguk dan beringsut pergi menuju tempat dimana minyak goreng tersedia.
Sesampainya di sana, ia disuguhi berbagai macam merek dan harga. Dimulai dari harga yang termurah hingga termahal. Bahkan ia tidak memiliki ekspektasi bahwa ternyata ada juga minyak goreng yang melampaui uang jajan hariannya.
"Pasti orang kaya nih yang beli," gumamnya.
Haruto kemudian mendorong troli ke ujung dimana minyak dengan harga terjangkau ditempatkan di sana. Ia mulai mengambil dan menaruhnya di troli. Setelah itu, ia berbalik ke arah semula untuk menemui abangnya. Namun, ia melihat sesuatu.
Haruto mendorong trolinya cepat dan berhenti di tempat pemberhentian awal. Tempat minyak goreng dengan harga mahal ditempatkan.
"Belanja?"
Orang yang ditanya menoleh ke arah Haruto dan agak sedikit terkejut dengan kebetulan yang tidak ia harapkan. Untung saja minyak goreng yang ia peluk tidak terjatuh.
"I-iya. Lo juga belanja?" tanya Doyoung membuat Haruto menelan ludahnya lambat.
Yah, balik lo gue lagi.
"Nih liat aja!"
Haruto menunjukkan seisi trolinya yang penuh dengan makanan instan. Doyoung menggelengkan kepala karena tidak habis pikir.
"Anak kos banget." Gumam Doyoung.
"Lo sendirian? Hp lo dicharge kan?" tanya Haruto dengan intonasi cepat.
"Gue charge kok. Gue ikut bibi belanja."
Haruto ber-oh ria, "Mobil lo udah keluar dari bengkel?"
Doyoung menggeleng, "Belum. Tadi berangkat naik taksi online."
Haruto menganggukkan kepalanya. Ini suasana agak canggung sih. Mungkin efek Doyoung tidak sadar aku-kamu tadi siang, padahal hanya Haruto yang berpikir begitu.
"Gue mau cari bibi. Gue duluan ya!"
"Gue temenin."
Doyoung yang hendak melangkahkan kaki terhenti. Ia melirik Haruto yang merubah arah trolinya. Namun ia bodo amat dan mereka berjalan bersamaan.
Tidak ada perbincangan di antara mereka sampai tak terasa Doyoung menemukan bayang-bayang bibi yang sedang memilah telur.
"Thanks udah nemenin gue."
Haruto melempar senyum kecil, "Yoi."
Haruto memutar arah trolinya lagi. Ia pergi meninggalkan Doyoung yang sedang menemani bibi.
KAMU SEDANG MEMBACA
suka - harubby ✓
Fanfictionsebenarnya rasa suka itu yang bagaimana sih? tolong jelaskan kepada dua remaja labil ini! haruto x doyoung bxb content ! if you don't like it just skip it -