4 - be angry for the first time

1.5K 195 19
                                    

Setelah kelas selesai, Doyoung buru-buru meminta Donghyun untuk mengantarnya ke Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Kebetulan hari ini ia menyelesaikan kelasnya dengan cepat.

"Lo yakin nggak mau gue anterin pulang?" tanya Donghyun yang duduk di atas motor maticnya.

Doyoung menggeleng, "Nggak usah. Lagian lo ada kepanitiaan. Lo udah sering telat bahkan bolos demi gue."

"Pd banget lo. Hahaha," ejek Donghyun. "Ya udah, gue berangkat. Kalo ada apa-apa kabarin aja."

"Ok. Hati-hati jelek!" Doyoung berteriak dan menunggu sampai bayangan motor Donghyun hilang dari pandangannya.

Lalu ia memasuki fakultas yang menjadi tujuannya datang. Sepertinya beberapa kelas sudah selesai karena terlihat ramai mahasiswa yang keluar dari dalam gedung.

Dari tempatnya berdiri, Doyoung dapat melihat Haruto yang sedang berbincang bersama teman-temannya. Ia harap Haruto melihatnya juga. Namun yang Doyoung dapat adalah Haruto memalingkan pandangan seolah tidak tahu bahwa ada Doyoung di sana. Padahal jelas-jelas Haruto melihat Doyoung. Doyoung yang hendak memanggil nama Haruto pun mengurungkan niat. Ia pikir Haruto tidak ingin berurusan dengannya untuk saat ini.

Tak lama dari itu, Doyoung melihat Haruto menggunakan helm dan menaiki motornya. Pergi melajukan motor melalui gerbang satunya lagi tanpa memperdulikan keberadaan Doyoung.

Semarah itu kah Haruto kepadanya?

"Wey! Ngeliatin apa lo?"

Doyoung terkejut ketika melihat Yuna, saudara jauhnya.

"Nggak."

"Ngapain lo ke sini? Mau pulang bareng gue ya?" tanya Yuna keheranan karena tak biasanya Doyoung berkeliaran di kampus.

Doyoung gelagapan, "I-iya. Mau pulang bareng."

Yuna tersenyum lalu merangkul saudaranya itu.

"Dobby, gue seneng ya kalau lo udah gemes kaya gini. Tapi gue ada rapat organisasi jadi nggak bisa pulang bareng."

Doyoung ber-oh ria dengan hati yang miris. Tadinya ia ingin menebeng Yuna karena tahu pasti Haruto tidak akan mau mengantarkannya.

"Oh gitu. Padahal tadi gue chat lo untuk pulang bareng."

"Oh iya? Sumpah maaf banget tadi tuh hectic banget jadi nggak sempet cek hp. Tapi gue bisa anterin lo dulu selama jam makan siang biar nanti gue izin telat," tawar Yuna yang menggiurkan. Namun, bagaimana pun juga Doyoung orangnya tak enakan.

"Nggak usah, Na. Aku bisa pulang sendiri kok."

"Bener nih?"

"Huum." Jawab Doyoung sambil menganggukkan kepala gemas.

"Terus lo pulang sama siapa kalo gitu?"

"Gue bisa minta anterin temen kok. Udah tenang aja nggak usah khawatir."

Doyoung itu tidak bisa berbohong namun ia jago sekali untuk berakting, jadi bagaimana lawannya saja. Kebetulan Yuna memang tipe orang yang mudah untuk dibodohi sehingga ia tidak perlu khawatir. 

"Ya udah, kalo gitu gue duluan ya. Kalau ada apa-apa kabarin aja. Dadah!"

Doyoung melihat Yuna yang sama-sama pergi meninggalkannya. Ia harap hari ini ia tidak apes.




























"Asin banget. Lo jailin gue ya?!" teriak Win ke arah Alex yang menunjukkan wajah poker facenya. Sedangkan di sisi lain, Baekseung dan Inhong tertawa terbahak karena ulah Alex yang di luar dugaan.

suka - harubby ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang