Pintu kamar berwarna hitam itu di ketuk beberapa kali dari luar. "Althaf boleh Bunda masuk?" ijin seseorang dari luar.
Sedangkan seseorang yang berada di dalam kamar itu sedang melamun pikirannya melayang entah kemana, tatapannya memandang ke jendela kamar yang menampilkan terik matahari pagi yang menyorot dirinya.
Tersadar dari lamunan akan ketukan beberapa kali dari luar, seseorang itu bangkit lalu membuka pintu kamarnya. "Iya bunda?" tanyanya saat sudah melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya tadi.
"Boleh bunda masuk? Pengen ngobrol sama kamu sebentar." Althaf mengangguk mempersilahkan Bundanya masuk ke dalam kamarnya.
Deshara mengusap pundak Althaf lembut, dia paham sekali bagaimana perasaan anak bungsunya saat ini. "Sudah sholat istikharahnya, Nak?" tanyanya dengan lembut.
Althaf mengangguk. "Udah bun,"
Deshara tersenyum mendengar jawaban anak laki-lakinya. "Terus gimana? Udah nemu jawabannya?" tanyanya lagi dan Althaf mengangguk lagi.
"Jadi gimana sama jawabannya?"
Althaf mengangguk. "Iya, Althaf terima tawaran Ayah sama Bunda yang kemarin."
Jawaban Althaf membuat hati Deshara lebih tenang saat ini, namun ada rasa kasihan juga terhadap Althaf. "Kamu yakin?" Deshara meyakinkan, bukan apa dia hanya takut tawaran ini menjadi beban bagi Althaf.
"Althaf yakin bun, Althaf udah dapat jawabannya dan jawabannya yang tadi," Althaf mencoba meyakinkan Deshara.
Deshara tersenyum mendengar jawaban dari Althaf, dan saat itu juga Deshara langsung membawa Althaf ke dalam pelukannya. "Yaudah nanti bunda yang kasih tau Ayah dengan jawaban kamu."
"Jadi kapan kamu punya waktu buat ketemu sama calon kamu?"
"Kalau itu terserah Ayah sama Bunda. Althaf kapan aja bisa asal jangan pas waktu sekolah,"
Deshara mengangguk. "Yaudah kalau gitu Bunda keluar dari kamar kamu ya, makasih waktu buat ngobrol sama Bundanya Althaf," Deshara pamit keluar dari kamarnya.
Saat Deshara sudah keluar, Althaf pikir dia tidak ada salahnya menerima perjodohan kedua orang tuanya. Saat ini giliran Althaf yang harus menuhin keiinginan mereka.
***
"Zafira udah siap belum?" teriak Ambar dari bawah.
Zafira yang sedang mengoleskan make up pada wajahnya pun mendengus sebal mendengar teriakan Ambar. "Bentar lagi, Mah,"
"Cepetan! Nanti tamunya keburu datang." peringatnya.
Gadis itu tidak menggubris dia asyik dengan liptint yang berada di tangannya. Saat sudah selesai, dia menatap pantulan dirinya di cermin. "Gila cakep banget gue, di jamin gak akan nyesel tuh cowok di jodohin sama gue,"ujarnya dengan sangat percaya diri. Tapi memang kenyataannya pun Zafira sangatlah cantik.
Ketika sudah siap gadis itu pun langsung turun ke bawah, melihat Zafira yang sudah turun, Ambar bangkit dari duduknya. "Pantesan lama, dandan dulu ternyata," ucapnya ketika melihat Zafira yang berbeda dari biasanya.
"Kan mau ketemu calon masa harus jelek, kan gak banget mah," jawabnya. Pada malam ini keluarga Zafira sudah berjanji akan mempertemukan Zafira dengan anak teman Papanya. Setelah berfikir panjang dan mendapat bujukan dari keluarganya akhirnya Zafira memutuskan untuk menyetujui perjodohan kedua orang tuanya. Bukan tanpa alasan dia menerima perjodohan ini, gadis itu tentu saja memikirkan Neneknya yang senantiasa membujuk dirinya.
"Iya juga."
Tin tin
Zafira mendengar suara klakson mobil dari luar, dapat ia pastikan pasti itu adalah keluarga dari calonnya yang sudah datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
RandomHATI HATI BAGI UWUPHOBIA DILARANG MEMBACA⚠️ ________________________________________ Ketika dua insan yang tidak saling mengenal harus disatukan dalam satu ikatan pernikahan atas dasar perjodohan. Ini tentang Althaf seorang laki-laki yang bisa di...