rumah baru

25 5 0
                                    

Happy reading guyss💗💗
Vote sama komen jangan lupa yaw!!!






















"Althaf."

Kini kedua pasangan suami istri baru itu sedang duduk di kursi yang ada di ruang keluarga sembari menyaksikan televisi yang menayangkan film upin ipin.

"Soal pindah rumah itu gue—" belum sempat Zafira menyelesaikan ucapannya, Althaf lebih dulu memotong.

"Gausah di pikirin,"

Zafira mendengus sebal, bisakah lelaki di hadapannya ini tidak memotong ucapannya dulu. "Jangan potong dulu," geramnya.

"Apa?"

"Setelah di pikir-pikir lagi gue mau buat pindah ke rumah yang baru," ucapnya yang langsung membuat Althaf terheran. Bukankah kemarin gadis itu mengatakan tidak ingin pindah rumah dan hanya ingin tetap tinggal di sini. Sekarang tiba-tiba ingin pindah?

"Katanya kemarin kamu gak mau buat pindah," sindirnya.

"Itu kemarin, sekarang beda lagi. Lagian gue gak enak juga sama Ayah masa udah di beliin rumah malah gak di tempatin," ya setelah kemarin bergulat dengan pikirannya, akhirnya Zafira memutuskan untuk buat pindah rumah juga. Sekarang dirinya harus belajar untuk tidak egois yang di mana semua keinginannya harus terpenuhi.

"Okee, mau kapan?"

"Terserah lo aja, tapi kalo bisa sebelum kita sekolah harus udah pindah ke rumah baru," Althaf mengangguk ia menyetujui ucapan gadis itu.

"Oh iya, ada yang mau gue tanyain,"

"Apa?"

"Janji kalo gue udah ngomong lo jangan marah," peringatnya.

Althaf hanya menganggukan kepalanya saja. "Lo enggak akan bawa gue jatuh miskin kan?"

Althaf mengangkat sebelah alisnya. "Meskipun orang tua lo banyak uang kan gak mungkin lo ngandelin duit mereka terus," jelasnya. Kini Althaf sudah paham ke mana arah pembicaraan gadis itu.

"Nanti saya cari kerja," jawabnya dengan enteng.

"Lo lulus aja belum gimana mau kerja,"

"Saya masih ada uang tabungan kalo itu. Kamu gak usah khawatir, saya nikahin kamu juga gak sembarang hanya buat nikah. Pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak kamu sekarang sudah saya pikirkan terlebih dulu sebelum menikahi kamu," jelasnya yang membuat Zafira seketika mematung.

"O-oke, kalo gitu gue mau beres-beresin barang gue dulu ya biar nanti gak terlalu ribet," ijinnya.

"Mau saya bantu?"

Zafira langsung menggeleng. "Gapapa biar gue aja, lo diem aja di sini," setelah mengatakan itu Zafira pergi meninggalkan Althaf yang masih setia menonton tvnya.

***

Hari ini mungkin adalah hari terberat bagi Zafira. Bagaiamana tidak, mulai dari saat ini dan seterusnya ia harus pergi meninggalkan rumahnya yang begitu banyak kenangan tersendiri baginya. Perasaa tidak rela sudah menyerang tubuhnya dari kemarin malam, apa lagi dirinya harus berpisah dengan Ambar dan juga Devan.

Barang-barangnya sudah semua di antar oleh Pak Angga supir yang ada di rumahnya. Hanya tersisa dirinya dan juga Althaf yang masih senantiasa mengobrol dengan Ambar dan Devan.

"Cie yang punya rumah sendiri," lontar Ambar.

"Iya lah! Kado dari mertua itu, mama sama papa doang yang gak ngasih apa-apa," adunya dengan memanasi keduanya.

HAPPINESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang