wedding day

32 8 0
                                    

SIAP BACA PART INI???
OKEE GASSS!!!





















Jakarta, 24 Agustus 2021

Althaf kini sudah siap dengan tuxedo hitam serta gaya rambut yang tertata rapih ke atas memperlihatkan kening lelaki itu yang membuatnya semakin tampan. Kini dirinya sudah duduk tegap berhadapan dengan sang penghulu untuk memasuki acara intinya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Zafira Zahran Azhima binti Devan Fahrezi dengan uang sebesar 210.000.000 dan seperangkat alat sholat dibayar tunai." Dengan sekali tarikan nafas Althaf berhasil mengucapkan ijab kabul di depan semua orang dengan lantang.

Pak penghulu tersenyum lalu menatap sekeliling. "Bagaimana para saksi, sah?"

"SAHHH," ucap seluruh tamu yang datang dengan bersorak antusias.

"Uhuy yang udah halal," sorak bahagia dari teman Althaf kian terdengar.

Dari jarak yang lumayan cukup jauh dapat Althaf lihat kini Zafira sedang berjalan menuruni tangga secara perlahan dengan di gandeng oleh Ambar. Semua mata tertuju ke pada Zafira, gadis itu terlihat sangat cantik dari biasanya dengan balutan kebaya putih serta rambutnya yang di gulung ke atas.

Setelah di bawah, Zafira di suruh duduk di sebelah Althaf. Lelaki yang sudah menyandang gelar menjadi suaminya itu sedang menatap dirinya dengan tatapan yang sulit di artikan. Zafira gugup bukan main, dia benar-benar tidak tahu harus melakukan apa setelah ini.

"Silahkan mempelai laki-laki sematkan cincin di jari manis istri, begitupun sebaliknya."

Sebuah cincin berlapis emas putih dengan berlian di tengahnya, Althaf mulai memasangkan cincin itu di jari manis milik Zafira, begitupun sebaliknya Zafira memasangkan cincin yang sama ke jari manis Althaf.

Ambar dengan segera mencolek pinggang Zafira memberi kode kapada gadis itu untuk segera mencium tangan suaminya. Zafira dengan ragu mengambil tangan Althaf lalu mecium punggung tangan Althaf.

Semua tamu bersorak, mereka ikut bahagia dengan pernikahan Althaf dengan Zafira.

Devan menepuk pundah Althaf pelan. "Tolong jaga anak kesayangan Papa, Althaf."

Althaf yang di beri keyakinan penuh oleh sang Papa mertua pun mengangguk. "Insyaallah Pah, sekarang itu sudah jadi tambahan tugas buat Althaf."

"Dan kamu Zafira, sekarang kamu bukan hanya milik Papa sayang, tapi kamu sekarang milik suamimu juga. Ketahuilah Nak, Papa sangat sayang sama kamu. Papa harap kamu bisa mendengar dan patuh terhadap suamimu." Devan memeluk tubuh Zafira, di balas dengan pelukan yang sangat erat oleh gadis itu.

Perjalanan hidup Zafira yang sebenarnya sudah di mulai sekarang, ia harus membiasakan dengan lembaran-lembaran baru yang akan datang.

***

Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam. Para tamu undangan sudah tidak lagi yang datang, hanya ada beberapa anggota keluarga besar saja.

"Sekali lagi selamat ya Althaf, semoga kamu bisa membimbing serta mengarahkan Zafira dengan baik. Bunda percaya sama kamu." Deshara memeluk tubuh Althaf lagi, rasanya Althaf tidak ingin melepaskan pelukan sang Bunda kali ini.

"Iya, Bun."

Ambar yang menyadari sesuatu kian menjerit dan menganggetkan beberapa orang yang ada di sana. "Kamu ini kenapa?" bisik Devan sambil meminta maaf kepada kerabat yang lain.

"Har sekarang kita udah jadi besan," ucap Ambar antusias yang membuat Zafira memutar bola matanya malas melihat tingkah Mamanya, dia pikir tadi ada yang penting.

Deshara yang juga baru menyadari itu lantas menutup mulutnya tidak percaya. "Akhirnya penantian kita terbayar ya Mbar," balas Deshara. Lalu para ibu-ibu itu saling berpelukan satu sama lain menyalurkan rasa bahagia mereka.

Diantara Althaf dan juga Zafira sama sekali belum ada percakapan dari acara di mulai sampai sekarang. Keduanya masih sama-sama canggung untuk memulai percakapan duluan.

"Kayanya kalian udah lelah ya? Ke kamar aja sana istirahat!" suruh Devan melihat pasutri baru itu yang kelihatannya sudah lelah.

"Sana, ajak suami kamu Zafira."

Zafira mengangguk pelan, ia bangkit dari duduknya lalu melirik Althaf sekilas. Lelaki itu pun sudah berdiri dan mengikuti dirinya yang mulai menaiki tangga menuju ke lntai dua.

Saat keduanya sudah masuk ke dalam kamar, ruangan bernuansa pink itu sangat terasa asing bagi Althaf. Ini baru pertama kalinya bagi Althaf memasuki kamar perempuan lain selain kamar Bundanya. Dia menatap ke sekeliling kamar dan memperhatikan beberapa pigura yang menggantung di dinding.

"Siapa yang mau mandi duluan?" tanya Zafira memecah keheningan di antara mereka.

"Kamu dulu saja. Saya boleh ikut duduk di ranjang kamu?" ijinnya, walaupun Althaf yakin gadis di depannya akan memperbolehkan tapi tetap saja dirinya harus meminta persetujuan istrinya itu.

Zafira terheran kenapa Althaf harus meminta ijin segala, namun dia tidak memperdulikan hal itu. Gadis itu hanya mengangguk setelahnya langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah sangat lengket sedari tadi.

Sembari menunggu Zafira mandi, Althaf mendudukan bokongnya di ranjang milik gadis itu. Untungnya Deshara sudah membawakan baju ganti untuknya tadi, jadi dia tidak perlu repot-repot lagi untuk mengambil bajunya ke rumah.

Althaf melirik pintu kamar mandi, tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu akan keluar dari sana. Rasa ngantuk sudah mulai mendominasi diri Althaf, dirinya tanpa sadar merebahkan tubuhnya di atas kasur milik Zafira sembari memejamkan matanya.

Tidak selang lama dari itu Zafira keluar dari kamar mandi dengan piyama tidur yang sudah melekat di tubuhnya.

Zafira melihat Althaf yang kini sedang memejamkan matanya. Dia tidur? Batinnya bertanya-tanya. Dengan ragu ia mendekat ke arahnya, dapat di pastikan lelaki itu ketiduran saat menunggu dirinya selesai mandi.

"Althaf," panggil Zafira niatnya ingin membangunkan lelaki itu agar bisa mandi dan tidur dengan nyaman nantinya.

Namun tidak ada sahutan lelaki itu masih tetap memejamkan matanya. "Althaf," panggilnya sekali lagi dengan memegang tangan lelaki itu.

Althaf yang merasakan ada yang dingin menyentuh tangannya langsung membuka matanya, dia mengubah posisinya menjadi duduk sembari menatap Zafira yang sedang berdiri di hadapannya.

"Gue udah selesai mandinya," ucapnya memberi tahu. Althaf mengangguk, ia langsung bangkit setelahnya masuk ke dalam kamar mandi tak lupa ia membawa pakainnya yang tadi sudah di siapkan.

Saat Althaf sudah tidak terlihat dari penglihatannya, Zafira langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Jujur saja dia sangat lelah seharian ini pasalnya tamu yang datang tadi lumayan banyak.

"Abis ini gue ngapain?" tanyanya pada diri sendiri.

"Ya tidurlah, emang lo mau ngapain coba," jawabnya pada diri sendiri.

Zafira tidak menunggu Althaf menyelesaikan ritual mandinya, gadis itu benar-benar sangat ngantuk sekarang dia sudah tidak kuat lagi menahan rasa kantuknya. Perlahan mata cantik itu mulai terpejam.

Althaf keluar dari kamar mandi, ia mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk yang berada pada genggamannya. Althaf yang melihat Zafira sudah tertidur pulas pun lantas berjalan menuju sofa yang berada di kamar itu, lalu merebahkan tubuhny di sana. Lama-kelamaan rasa kantuknya kian menyerang kembali, meminta Althaf agar segera memejamkan matanya. 

***

double up nih!!
jangan lupa vote sama komen yaaa!!!🥰
bye, see you next chapter

HAPPINESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang