a piece of advice

22 8 0
                                    

SIAP BACA PART INI?
OKE GASS!!





















Althaf memejamkan matanya, lelaki itu menghela nafasnya pelan. Pikirannya melayang, memikirkan tentang pernikahannya yang tidak akan berangsur lama lagi akan di lakukan.

Sebuah ketukan di pintu membuat lamunan Althaf buyar seketika. "Althaf, ada teman-teman kamu di bawah," itu suara Deshara.

Dengan segera Althaf bangkit dari kasurnya, lalu ia keluar dari kamar untuk menemui temannya yang datang.

Dapat Althaf lihat kini kedua temannya sedang duduk santai di karpet yang di gelar di ruang keluarga sambil menikmati cemilan yang sudah di sediakan di sana. "Kalian udah lama?" tanya Althaf, setelahnya ia ikut duduk di sana.

"Kagak, cuma setengah jam doang," balas Radit sambil mendelik ke arah Althaf, nama lengkapnya Praditcka Febrian.

"Sorry, tadi gak sempet buka hp jadi gak tahu kalau kalian ke rumah," ucapnya.

"Yaelah santai aja kali Thaf, kaya baru pertama kali aja kita ke rumah lo," itu Nathan, nama lengkapnya Nathaniel Alfaro.

"Ya," balas Althaf.

Mereka bertiga sudah berteman lumayan lama, Radit sudah mengenalnya sejak dia masih kecil karena Ayahnya dan Nevan sudah berteman dari jaman sekolah. Sedangkan Nathan lelaki itu mengenal Althaf saat mpls di SMA. Mereka berdua juga sudah terbiasa akan nada bicara Althaf yang menurutnya sedikit formal dari anak muda jaman sekarang.

"Muka lo kusut banget, gak biasanya," ucap Radit, karena memang tidak biasanya ia melihat Althaf seperti sekarang.

"Gapapa, saya cuma sedikit pusing aja buat nanti acara osis," keluhnya Althaf tidak sepenuhnya berbohong, karena memang acara osis yang akan di lakukan dalam waktu dekat ini membuat tambahan beban bagi Althaf.

"Gak SMP gak SMA lo sibuk organisasi terus," Althaf tidak memberikan respon apa-apa karena memang yang di ucapkan Radit benar, dirinya mulai aktif organisasi dari menengah pertama sampai terbawa-bawa sampai sekarang. Karena menurutnya organisasi itu cukup penting untuk menambah wawasan dan pengalamannya, dan dengan organisasi pula ia terbiasa bertemu serta berkomunikasi dengan banyak orang dalam suatu forum.

"Kapan lengser Thaf?" maksud dari pertanyaan Nathan adalah, kapan jabatan Althaf akan turun sebagai ketua osis.

"Bentar lagi," jawabnya. Karena memang dalam kurun waktu beberapa bulan lagi Althaf harus segera mencari calon ketua osis yang baru untuk menggantikan dirinya.

"Bagus deh. Kasian gue liat lo sibuk terus sama organisasi, waktu buat belajar lo ke potong terus."

Althaf hanya menanggapinya dengan senyum. "Iya saya tahu itu."

Sesaat mereka terdiam sibuk dengan kegiatannya masing-masing kini Radit membuka suaranya kembali. "Kapan lo nikah?"

Seketika Althaf langsung menghentikan aktifitasnya, tubuhnya agak sedikit menegang mendengar pertanyaan Radit.

"Gausah kaget gitu! Lo lupa bokap gue sama bokap lo udah berteman dari orok," terangnya melihat keterkejutan dari raut Althaf.

"Ayah cerita sama Papa kamu?" Radit mengangguk, itu juga dirinya tidak sengaja mendengar percakapan diantara Papanya dan Ayah Althaf waktu berkunjung ke rumahnya.

"Terus Nathan?'

"Gue di ceritain Radit kemarin, gapapa kan kalo gue tahu?" tanyanya takut Althaf merasa terganggu.

"Iya gapapa."

"Gue cuma tahu lo mau nikah, tapi gue gak tahu lo mau nikah sama siapa," ungkapnya.

"Lo mau nikah sama siapa?"

HAPPINESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang