🦊 05 💙

5.2K 114 16
                                    

Setengah jam sudah Yeonjun mondar-mandir gelisah di kamarnya. Ia merasa ada yang salah dengan dirinya perkara aksi ciumannya dengan Karina tadi siang.

Harusnya ia menyeringai setan karena niat busuknya mendapat jackpot tak kira-kira. Harusnya pula ia bangga karena propertinya Soobin sudah berhasil diicipnya. Tapi hatinya malah tidak sejalan.

“Kenapa aku jadi berdebar terus begini?”

Mau jahat tapi keburu baper duluan. Parah sekali memang.

Lelaki itu mengatur nafasnya. Meskipun hanya menempel tanpa disertai lumatan, tapi pipinya memanas seperti sedang kasmaran. Ia menggelengkan kepalanya, berusaha kembali fokus pada niat jahatnya.

“Arrrggghhh! Harusnya aku tidak melakukan hal itu! Harusnya aku bisa menahan diri! Kenapa juga aku harus lepas kendali dan malah menciumnya tadi?!”

Yeonjun menghempaskan diri ke kasur. Ia merasa bodoh sekali. Mencium wanita yang baru tiga hari dikenalnya, tidak akan serta merta membuat wanita itu jatuh cinta kepadanya dalam sekejap.

Justru sebaliknya. Karina pasti kini membencinya.

“Hhhh... Terpaksa aku harus memulai semua rencanaku dari awal lagi.”

Ia mengambil ponsel dan mulai men-dial kontak Karina yang didapatnya dari Jennie. Tapi tak kunjung ada jawaban walaupun sudah lima kali percobaan. Jemarinya kini mulai mengetikkan sesuatu. Ia mau meminta maaf.

Karina?
Ini aku, Yeonjun.
Bisa kau angkat panggilanku?

Dari layar ponsel kini tatapannya beralih pada langit-langit. Yeonjun yakin, Karina juga khilaf ciuman dengannya gara-gara terbawa suasana saja. Buktinya pas sadar dadanya langsung didorong keras, ditambah wajahnya juga nampak kebingungan.

“Tapi kenapa dia tidak menamparku ya? Padahal kelakuanku yang ini lebih kurang ajar.”




























.

.

.

Karina hanya menatap malas ponselnya yang terus berdering. Yeonjun masih berusaha menghubunginya, tapi satu-satunya orang yang ia harapkan saat ini adalah Soobin.

Pacarnya itu lagi-lagi menghilang kalau malam tiba. Karina mulai aneh, perasaan dulu Soobin tidak seperti ini? Sebenarnya sedang apa lelaki itu? Membuat overthinking saja.

“Astaga, kepalaku.” Karina memijat pelipisnya, pusing sekali rasanya.

Aksi khilaf ciuman dengan Yeonjun di kantor benar-benar mengganggu pikirannya. Bisa-bisanya ia seperti itu. Kalau Soobin tahu bagaimana?

Air matanya mulai merembes. Karina kesal kepada dirinya sendiri yang sempat menikmatinya. Ia jadi merasa murahan dan gampangan sekali.

“Padahal aku tonjok saja dia tadi. Bukannya malah lari dan menangis di kamar mandi.”

Bugh!

Bantal sofa itu dibantingnya ke lantai sebagai pelampiasan. Meskipun ia sering melakukan hal lebih dengan Soobin, tapi Soobin adalah kekasihnya. Sementara Yeonjun adalah orang asing yang baru dikenalnya tiga hari belakangan.

The Model || YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang