“Karina, masalah ciuman itu—”
“Jangan dibahas.”
Yeonjun auto mingkem karena Karina judes sekali. Tapi ia sudah bertekad harus mendapatkan maaf dari gadis ini bagaimanapun caranya.
“Karina, aku benar-benar minta maaf soal itu. Aku terbawa suasana, aku khilaf.” salah sendiri juga kenapa punya wajah cantiknya tak ada obat, sambungnya dalam hati.
Tak ada respon, Karina tidak menggubrisnya sama sekali. Dan oleh sebab itu Yeonjun memutuskan untuk berlutut yang kontan saja membuatnya terperanjat kaget.
“Apa-apaan kau?!” sentak Karina berusaha menyingkirkan tangan Yeonjun yang menyentuh lututnya. “Jangan pegang-pegang!”
“Aku minta maaf, Rina. Aku tahu ini terdengar basi karena sebelumnya juga aku pernah minta maaf padamu karena sikap kurang ajarku. Maafkan aku. Aku benar-benar khilaf. Maaf...”
“Yeonjun, jangan begini. Duduk lagi di sofa sekarang juga!”
“Aku tidak mau sebelum kau ikhlas memaafkanku!”
Kepalan tangan yang siap melayangkan tinju itu mulai mengendur. Karina kesal kepada Yeonjun, tapi ia sadar kalau aksi ciuman itu bukan sepenuhnya salah lelaki ini. Karena ia juga turut menikmatinya.
Ya sudahlah, mau bagaimana lagi? Toh, sudah terjadi. Soobin juga berkhianat padanya, jadi ia tak perlu merasa bersalah atas kekhilafannya bersama lelaki lain.
Impas istilahnya.
“Aku memaafkanmu. Aku juga terbawa suasana. Anggap saja itu adalah kecelakaan.”
“Jadi kau memaafkanku, Rin?”
“Iya. Tapi tolong setelah ini jangan pernah membahasnya lagi. Kita berinteraksi lagi seperti biasa.”
Yeonjun mengangguk brutal sampai tengkuknya agak keram. “Oke. Terima kasih banyak, Rin.” lalu buket bunga itu disodorkannya. “Kalau begitu tolong terima ini sebagai permohonan maafku. Pleeease~”
Raut wajah melas yang nampak sungguh-sungguh itu membuat kejudesan Karina perlahan menguap. Bunga cantik tersebut diraihnya lalu terbitlah senyum getirnya. Soobin juga sering memberinya bunga seperti ini, tapi sekarang ia sudah benar-benar membenci lelaki itu.
Kalau boleh jujur, aksi ciumannya dengan Yeonjun telah memberikan sensasi kepuasan tersendiri. Karina jadi tidak merasa sebagai pihak yang paling tersakiti. Memangnya Soobin saja yang bisa bermain api? Ia juga bisa.
“Terima kasih. Sekarang ayo kau duduk lagi.”
Pemuda itu menurut dan kembali duduk manis. Wajahnya berbinar senang karena sudah dimaafkan dan buket bunganya diterima dengan baik.
“Kau tahu alamat rumahku dari siapa, Yeonjun?”
“Dari ibuku. Katanya kau sakit, makanya aku langsung ke sini. Oh iya, mau kuantar ke dokter tidak? Wajahmu pucat sekali.”
Kali ini bukanlah aksi modus atau apa, tapi Yeonjun serius menawarkan bantuan karena mentor cantiknya ini terlihat mengkhawatirkan.
Tubuhnya yang terbalut hoodie abu-abu dan celana training bersandar lesu pada sandaran sofa sambil memeluk guling. Matanya sembab dan sedikit bengkak sisa menangis semalam.
“Tak perlu. Besok juga sembuh.”
“Sudah makan sesuatu?”
“Sudah. Tadi aku menyeduh bubur instan sebelum minum obat pereda panas.”
Yeonjun berdecak pelan. “Ck! Itu mana kenyang? Sekarang makan lagi ya? Aku bawa makanan banyak ke sini, masih hangat-hangat pula. Lihat?”
Dengan semangat ia mengeluarkan berbagai macam makanan enak itu seperti sales yang mempromosikan produknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Model || YeonRina [END]
Romansa[COMPLETE] [YEONJUN x KARINA] Karina yang dibayar mahal agar mau menjadi mentor model untuk lelaki menyebalkan seperti Yeonjun, yang tak lain adalah anak bosnya sendiri. highest rank : [12/05/23] - #1 aespa [23/07/23] - #1 yeonjun [23/05/23] - #1 ka...