🦊 13 💙

4.4K 99 9
                                    

“Makannya pelan-pelan, Sayang.”

“Akhwuu ithwu lapwhar...”

“Aku tahu, orang kelihatan. Kau ini belum makan dari kelas 6 SD atau bagaimana?”

“Jam mhwakan shwiangkhu bberantakan...”

“Telan dulu, nanti kau tersedak.”

“Ya kau mengajakwhu ngobhrwol terush!”

Yeonjun auto mingkem. Salah terus ia, mentang-mentang laki-laki. “Iya iya maaf. Habiskan dulu. Tapi santai saja mengunyahnya, oke?”

Karina mengacungkan jempolnya. Ia memesan lagi beberapa menu tambahan dan dua gelas minuman yang setengah jam kemudian sukses dihabiskannya sendirian.

“Ahhh... Akhirnya kenyang juga.” ucapnya dengan wajah cengo sambil mengusap perut menggunakan kedua tangan. “Mood-ku sudah lumayan membaik sekarang.”

Yeonjun hanya berkedip-kedip. Masih speechless karena porsi makan pacarnya itu sudah seperti porsi kuli. Tapi kemudian ia tersadar.

“Oh, jadi kau bad mood hanya gara-gara kelaparan?”

“Terbalik, Sayang. Aku kelaparan karena bad mood.”

Lima detik pertama digunakan lelaki itu untuk salah tingkah dulu karena barusan dipanggil ‘Sayang’. Karina tersenyum geli melihatnya, lalu ia menyambung kalimatnya.

“Aku ingin curhat padamu, sekaligus ingin menanyakan beberapa hal.”

“Ada apa?”

Wanita itu mengembungkan pipinya, ada  terbesit perasaan ragu untuk mengutarakan semuanya. Ia malah terdiam dan memilih bermain dengan buket bunga yang tadi dibelikan Yeonjun untuknya.

 Ia malah terdiam dan memilih bermain dengan buket bunga yang tadi dibelikan Yeonjun untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Karina, hey? Ada apa, Sayang? Ayo bilang padaku, jangan memendamnya sendirian. Kau memilikiku di sini untuk tempat berkeluh kesah. Ada apa?”

“Eumm... Sebenarnya aku agak malu mengatakannya karena ini terdengar childish, tapi kaum shipper itu membuatku overthinking!”

“Maksudmu?”

Maka dari itu dimulailah sesi curcol Karina mengeluarkan semua uneg-unegnya, dan perubahan raut wajah Yeonjun selama ia bercerita membuatnya tanda tanya.

“Kau tidak bermain api di belakangku kan?” selidiknya dengan mata menyipit.

“Tidak, Rina.”

“Tapi aku lihat dulu dia kuliah di universitas yang sama denganmu, bahkan kalian satu angkatan.”

Kalau sudah begini sepertinya Yeonjun harus jujur. Wajah Karina sudah mengeras begitu, kalau tetap ditutupi yang ada wanitanya itu akan semakin overthinking.

“Baiklah, aku akan mengatakan semuanya padamu. Aku dan dia memang sepasang kekasih, tapi itu dulu di saat kita masih kuliah.”

Terdiam beberapa saat, bohong kalau Karina tidak cemburu mendengarnya. Jadi selama ini pacarnya itu berpose bersama mantan kekasihnya sendiri?

The Model || YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang