🦊 19 💙

4K 92 12
                                    

“YEONJUN DASAR ORGIL, KENAPA KAU MALAH MEMBAWAKU KE RUMAHMU?!”

“Astaga, tega sekali pacarnya sendiri dibilang orgil. Memangnya kenapa kalau aku membawamu ke sini, hmm?”

“Kau tidak lihat dandananku seperti gembel begini?!”

Yeonjun menjentikkan jarinya. “Pas berarti! Aku orgil dan kau gembel. Kita serasi, couple of the year! Sekarang ayo turun.”

Karina menggeleng heboh dan berusaha menyembunyikan tangannya yang hendak diraih Yeonjun. “Tadi kau bilang kita hanya mau mencari jajanan malam, tahu begini aku ke salon dulu. Kenapa tidak jujur?!”

“Kalau aku jujur, kau pasti akan banyak alasan seperti sebelum-sebelumnya. Ayolah, lagipula ibuku juga sudah tahu wujudmu seperti apa setiap harinya.”

“Yeonjuuun...”

“Karina, kita pacaran sudah ada setahunan, mau sampai kapan begini terus? Kita itu harus membuat gebrakan. Aku sudah bilang kalau aku serius padamu. Ayo, kau bersamaku.”

Si tampan mengulurkan tangan mengajaknya turun dari mobil. Akhirnya Karina pun menyambutnya walaupun penuh keraguan.

Asli, ia tidak pede karena hanya memakai setelan baju tidur yang dilapis cardigan dan tanpa polesan make up. Rambutnya juga hanya dicepol asal-asalan. Padahalkan ini mau bertemu calon mertua.

“Mah, Pah.” Yeonjun cengar-cengir begitu masuk ke dalam rumah. “Hehehe... Lihat aku bawa siapa?” ia pun bisik-bisik kepada Karina yang bersembunyi di balik punggungnya agar segera menampakkan diri.

Taehyung dan Jennie tersenyum saja. Anak bujangnya itu dari pagi memang sudah heboh bilang kalau dia mau membawa seseorang ke rumah.

Masih dengan memegang tangan lelakinya, Karina mengangguk sedikit kemudian menyapa. “H-hallo, Tuan, Nyonya. Selamat m-malam.”

“Malam, Karina.” balas Taehyung ramah. “Kamu sehat? Sudah lama saya tidak bertemu kamu.”

“S-saya sehat, Tuan.”

“Ah syukurlah, ayo sini duduk.”

Tanda tanya sebesar gajah tiba-tiba muncul di atas kepala Yeonjun. “Sebentar. Ini kenapa reaksi kalian hanya begini saja?”

Jennie menaikkan sebelah alisnya dengan swag. “Memangnya Mamah dan Papah harus bagaimana? Menangkup pipi menggunakan kedua tangan sambil bilang ‘WOW’ begitu?”

“Iya.”

Pasutri cetar itu langsung bengong, tak menyangka dengan jawaban Yeonjun yang malah mengiyakan. Tapi walaupun begitu mereka tetap melakukannya, supaya Yeonjun senang dan supaya Karina tidak terlalu tegang.

“Ayo, Jane. Satu... Dua... Tiga...”

“WOOOOOWWW!”

Karina melipat bibirnya ke dalam mati-matian menahan tawa. Ini satu keluarga ternyata absurd semua. Yeonjun terbahak nista.

“Hahaha... Ngomong-ngomong, ini kenapa kalian tidak kaget aku membawa Karina ke sini? Aku pacaran sama Karina, Mah, Pah!”

Jennie menjawab. “Mamah dan Papah juga sudah tahu. Bahkan satu kantor juga sudah pada tahu semua kalau kalian berdua pacaran.”

“Bagaimana bisa?!”

“Ya bisalah! Orang-orang kan punya mata sama kuping. Waktu dulu kalian bertengkar, memangnya kalian tidak sadar kalau suara kalian seheboh itu? Bahkan Mamah juga lihat, bagaimana dramanya kamu yang sampai merosot di tembok sambil meneriakkan ‘Karina, aku cinta sama kamu. Kau salah paham padaku, Sayang!’ Hahaha... Ya ampun.”

The Model || YeonRina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang