1✅

6.6K 275 12
                                    

Hai.. ketemu lagi sama saya. Ini book berseri kedua dari book taekook yang saya buat.

JANGAN SKIP DAN BACA BAIK BAIK

FYI: seperti sory i hurt you yang asalnya adalah cerita bxg yang saya buat lagi versi Taekook. Jadi kalau kalian yg pernah baca book aslinya dan ngerasa ada banyak kesamaan itu saya tidak plagiat ya tapi saya bikin versi taekooknya.

Masa iya saya plagiat cerita sendiri 😂. Harapan saya book ini bisa kayak book saya yang satunya.

Karena ini saya remake dari book asli saya minta maaf dan pengertiannya kalau banyak typo entah itu nama atau panggilan yang tercantum. Untuk isi ga ada perubahan sama sekali cuma nama aja yang saya ganti.

Oke. Segitu infonya. Saya harap kalian paham ya.

So.. ini part satu.

Saran saya, pembaca semua siapin diri lahir dan batin. Terutama untuk sebagian orang yang mudah ke distrack atau orang² dengan hati atau mental lemah saya rasa kalian skip saja. Saya tidak mau mendapat hujatan lagi tentang tulisan saya ataupun tokoh dalam cerita ini. Sudah cukup! Buat kalian yang merasa cerita ini terlalu menyakitkan atau timpang seolah sakit pada bagian Jungkook saja, just skip guys.

Ini cerita saya dan saya berhak membuat alur sesuai kemauan saya.

Oke. Silahkan baca, tinggalkan jejak.

💚💜

Suasana ruangan luas itu terkesan sepi bagai tak berpenghuni. Meski kenyataannya ada sesosok makhluk yang tengah duduk dibalik meja kerja besar disana. Pria itu tengah sibuk dengan lembar kertas ditangan, sesekali decakan terdengar mengisi ruangan. Terlalu serius dan terlampau bekerja keras sampai keningnya berkerut kerut. Mengabaikan jam dinding yang sudah menunjukkan waktu makan siang bahkan mengabaikan suara ketukan pintu dari luar ruangan.

Pintu berayun terbuka menampilkan sosok wanita dengan pakaian seksinya yang melangkah masuk tanpa persetujuan pemilik ruangan. Wanita itu terus melangkah masuk menuju kebalik meja besar dan langsung mendaratkan satu kecupan dipipi sang CEO tanpa embel embel ijin.

"Hem, Sora. Ada apa?" suara husky yang terdengar seksi pun menyapa namun tidak dengan wajahnya. Karena sedikitpun wajah tampan itu tidak bergerak dari atensinya pada lembaran kertas putih. Si wanita terlihat kesal merasa tak diperhatikan.

Berinisiatif singkat, lalu segera mendudukkan dirinya diatas paha sang CEO yang tampak terkejut dengan ulahnya. Netra grey menatap tajam namun belum sempat memprotes bibir itu dibungkam secara cepat dengan ciuman paksa.

Ya, wanita itu mencium sang CEO.

Bibir semerah darah bergerak agresif mendominasi. Mengulum, menghisap bahkan menggigit merasa gemas akan kepasifan sang CEO.

Sang CEO tampak tak tertarik sedikitpun membalas ciuman sekertarisnya. Hanya diam tak menanggapi gerakan bibir yang menggoda. Tak tergerakkah hasratnya menerima perlakuan sekertarisnya ini? Tentu tertarik. Pria manapun akan langsung horny hanya dengan melihat lekuk tubuh dan liukannya saat berjalan. Dirinya sebagai lelaki normal tentu juga tertarik, tapi tidak untuk saat ini.

Entahlah, akhir akhir ini ia sangat malas berinteraksi dengan wanita diatas pangkuannya itu. Padahal biasanya ia sendiri yang akan meminta pelayanan lebih dari sekertarisnya itu. Yang akan dilakukan secara sukarela oleh sekertarisnya itu. Yang tentu saja akan mendapat imbalan dari yang dilakukannya, entah itu sekedar sikap lebih lembut dari sang CEO kepadanya. Atau bertambahnya angka Nol dalam saldo rekeningnya dibank.

Ya, sang CEO memang terkesan loyal dalam hal itu, dan mungkin hal demikianlah yang membuat kebanyakan wanita rela mengangkang dibawah kuasanya. Ya, sebagai seorang CEO tampan pemilik perusahaan besar macam dirinya sangatlah mudah mendapatkan wanita. Bahkan tanpa mencari pun, mereka akan datang sendiri menawarkan diri dengan sukarela seolah mereka haus belaian. Sang CEO tak menolak jika wanita wanita itu melakukannya, karena baginya dirinya tetaplah sang dominan yang berkuasa. Ia tak pernah mencari tapi dirinyalah yang dicari bahkan diburu oleh submisiv. Contohnya... Sekarang.

Fallin In Love With My Past #TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang