Dunia itu sebenarnya baik, yang jahat mah penghuninya.
———
Seorang paruh baya sedang membersihkan halaman belakang, tiba-tiba ia seperti mendengar suara perempuan minta tolong dari dalam kamar mandi yang tidak pernah dihuni, seletika ia langsung merinding.
Menghalau rasa takutnya, ia mendekat. Mendekatkan telinganya kepintu dan mendengar isakan dari dalam, mengedor pintu, mencoba memastikan, "apa ada orang di dalam?" Tanya petugas kebersihan yang kebetulan membersihkan disitu dan tak sengaja mendengar tangisan dan teriakan dari dalam kamar mandi.
Adira yang mendengar suara dari luar seperti memiliki harapan. "Tolong! Aku kekunci dari luar," teriak Adira.
Menghela napas lega, dirinya tadi sempat berpikir kalau itu adalah hantu penghuni kamar mandi.
Mencoba mencari alat bantuan membuka pintu, tapi tak menemukan. Pilihannya terpaksa mendobrak walaupun risiko ia akan sakit badan.
"Mundur beberapa langkah!" Paruh baya itu mencoba mendobrak pintu dengan sekuat tenaga hingga terlepas dari engselnya.
Dengan beberapakali percobaan, akhirnya berhasil. Ia membuka pintu dan menemukan anak remaja itu tengah memeluk kedua lututnya.
ceklek ...
Adira mengangkat pandangannya, tersenyum manis. Dengan penampilan yang bisa dibilang sangat berantakan ia berjalan keluar dengan sempoyongan sambil memegang tembok untuk menahan beban tubuhnya. "Makasih banyak Pak sudah nolongin."
"Sama-sama, untung saya lewat sini kalau tidak pasti kamu sudah semaleman di dalam kamar mandi itu."
"Oh, iya, kok bisa kekunci di sini Nak?" Tanyanya sekaligus keheranan melihat penampilan remaja itu yang mengenaskan.
Apa mungkin kesasar? Rasanya tak mungkin, kalau kesasar kenapa bisa tubuhnya terdapat luka-luka.
"Kamu dirundung?" Dia sangat yakin, sudah pasti. Kamar mandi sama sekali tidak pernah dihuni karena letaknya paling belakang dan jauh dari jangkauan Guru dan siswa-siswi, dan tempat ini sangat mendukung.
Adira hanya diam tak menjawab.
"Sekali lagi makasih Pak, .... Kalau gitu Adira pamit pulang dulu," ucap Adira berpamitan, sungguh rasanya ia ingin pingsan sekarang saking lemasnya berjalan pun tak kuat.***
Adira sudah sampai di kontrakan. Dia segera memasak air hangat untuk mandi, dirinya benar-benar begitu menggigil. Bayangkan saja dua setengah jam ia disekap dalam kamar mandi dengan keadaan air dingin membasahi tubuhnya.
"Kak Indah. Aku izin gak masuk kerja, soalnya tugas aku lagi banyak banget," ucapnya setelah panggilan terjawab.
Adira berbohong, tugasnya tak banyak. Ia hanya kurang enak badan dan pusing mungkin karena kejadian tadi.
Adira sengaja tak mengatakan yang sebenarnya, karena ia tidak mau dikasihani dan ia merasa tidak enak jika merepotkan mereka. Lagi pun, dengan mereka baik dan sayang kepadanya saat bekerja, itu sudah membuat Adira beruntung.
"Nanti aku coba bilangin. Ingat, ya, jangan belajar mulu! Jangan nyakitin diri sendiri, istirahat juga kamu butuhkan," balas Indah pengertian dari seberang sana.
"Hm, pasti. Makasih pengertiannya."
"Kamu kayak sama siapa aja, kalau gitu aku tutup dulu telponnya, masih banyak banget kerjaan di kafe."
See you next ...
20/10/2023
Jangan lupa vote dan komen 🥰🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Destiny [ON GOING]
Teen Fiction"Tuhan, aku tidak sekuat itu." Adira tertawa hambar, beberapa detik kemudian ia menangis pilu. Dunia begitu kejam kepada Adira hingga tak memberikan peluang untuk merasakan bahagia yang sesungguhnya. ADIRA OKTAVIA Gadis yatim piatu yang hidup kurang...